Karakteristik Pembelajaran Tematik
(Model Pembelajaran Tematik 2)
Karakteristik Pembelajaran Tematik
Seperti yang kita pahami bahw inovasi dilakukan dalam proses pembelajaran
merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh seorang guru, dengan menerapkan
pendekatan pembelajaran tematik di sekolah dasar bisa disebut sebagai suatu
upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi
gejala penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kita. Penjejalan isi kurikulum tersebut
dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan anak, karena terlalu banyak menuntut
anak untuk mengerjakan aktivitas atau tugastugas yang melebihi kapasitas dan
kebutuhan mereka.
Dengan demikian, anak kehilangan sesuatu yang seharusnya bisa mereka
kerjakan. Jika dalam proses pembelajaran, anak hanya merespon segalanya dari
guru, maka mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran yang alamiah dan
langsung (direct
experiences).
Pengalaman-pengalaman sensorik yang membentuk dasar kemampuan pembelajaran
abstrak siswa menjadi tidak tersentuh, padahal hal tersebut merupakan
karakteristik utama perkembangan anak usia sekolah dasar. Di sinilah mengapa
pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru dianggap penting untuk
dikembangkan di sekolah dasar. Terdapat beberapa karakteristik yang perlu
dipahami dari pembelajaran tematik ini, yaitu:
1. Berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai
fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan
aktivitas belajar.
2. Dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, bahkan
dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
4. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan
siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya.
Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki beberapa kendala
dalam pelaksanaannya, di antaranya:
1. Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan masih terpisah-pisah ke dalam mata pelajaran-mata pelajaran
yang ada. Hal ini akan menyulitkan guru dalam mengembangkan program
pembelajaran tematik. Di samping itu, tidak semua kompetensi dasar dapat
dipadukan.
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dibutuhkan sarana dan
prasarana belajar yang memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal.
Jika tidak, maka proses pelaksanaan pembelajaran tematik tidak akan berjalan dengan
baik, dan hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang
dicapai siswa.
3. Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep pembelajaran tematik
ini secara utuh, bahkan ada kecenderungan yang menjadi kendala utama dalam pelaksanaannya
yaitu sifat konservatif guru, dalam arti bahwa pada umumnya guru merasa senang
dengan proses pembelajaran yang sudah biasa dilakukannya yaitu pembelajaran
yang konvensional.
No comments:
Post a Comment