Konsep Belajar Dan Pembelajaran 3
C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran
Prinsip belajar dan pembelajaran merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar.Cermati uraian tentang Prinsip-Prinsip pembelajaran sebagai berikut: (1) Perhatian dan Motivasi (2) Keaktifan (3) Keterlibatan langsung (4) Pengulangan (5) Tantangan (6) Penguatan (7) Umpan Balik dan (8) Perbedaan Indiviidual
1. Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas. Bila motornya tidak ada, maka aktivitas tidak akan terjadi. Apabila motornya lemah, maka aktivitas yang terjadi pun akan lemah. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi belajar seperti itu disebut motivasi intrinsik atau motivasi internal. Jadi munculnya motivasi intrinsik dalam belajar, karena siswa ingin menguasai kemampuan yang terkandung di dalam tujuan pembelajaran.
Coba perhatikan contoh berikut ini Salma siswa kelas III di SD, bersungguhsungguh mempelajari matematika, karena ia menyadari bahwa kemampuan dalam bidang matematika bermanfaat sekali di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh lain: Annissa sangat bersungguh-sungguh belajar melukis, karena ia ingin menjadi pelukis terkenal.
Coba sekarang perhatikan contoh di bawah ini. Alif, siswa kelas II, bersungguh-sungguh belajar karena ayahnya menjanjikan sepeda mini bila ia menjadi siswa terbaik. Contoh lain: Aminah sungguh-sungguh belajar, karena ibu gurunya pernah memberikan pujian saat ia memperoleh nilai terbaik. Dua contoh terakhir memiliki perbedaan dari dua contoh sebelumnya (kasus Salma dan Annissa ). dimana letak perbedaannya? Ya, pada dua contoh terakhir (kasus Alif dan Aminah), mereka sungguh-sungguh belajar bukan karena ingin menguasai kemampuan yang terkandung di dalam pelajaran, akan tetapi karena ingin hadiah atau pujian. Jadi tujuan yang ingin mereka raih berada di luar tujuan pelajaran yang mereka pelajari. Motivasi seperti itu disebut motivasi ekstrinsik atau motivasi eksternal. Akan tetapi keempat contoh kasus di atas memiliki persamaan, yaitu semua siswa memiliki dorongan belajar, walaupun barangkali kadarnya berbeda. Motivasi intrinsik disebut pula motivasi murni, karena muncul dari dirinya sendiri. Oleh karena itu sedapat mungkin guru harus berusaha memunculkan motivasi intrinsik di kalangan para siswa pada saat mereka belajar; umpamanya dengan cara menjelaskan kaitan tujuan pembelajaran dengan kepentingan atau kebutuhan siswa.
Memunculkan motivasi intrinsik di kalangan siswa-siswa pendidikan tingkat dasar memang agak sulit, karena pada umumnya mereka belum menyadari akan pentingnya pelajaran yang mereka pelajari.Yang terpenting bagi guru bagaimana upayanya agar dapat menumbuhkan self motivation yaitu menumbuhkan motivasi yang datang dari diri siswa itu sediri walaupun awalnya melalui motivasi ekstrinsik. Memunculkan motivasi ekstrinsik dapat dilakukan antara lain dengan cara: memberi pujian, hadiah, menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, memberi nasihat. Untuk lebih memantapkan pemahaman anda tentang prinsip motivasi belajar, silakan kerjakan dulu tugas di bawah ini. 1) Tuliskan dua buah contoh upaya guru membangkitkan motivasi intrinsik siswa ! 2) Tuliskan pula tiga buah contoh upaya guru dalam membangkitkan motivasi ekstrinsik siswa ! Hasil pekerjaan anda sebaiknya didiskusikan dengan guru lain atau dengan tutor.
2. Perhatian
Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan. Perhatian ialah pemusatan energi psikis (fikiran dan perasaan) terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian pada pelajaran, proses belajar makin baik, dan hasilnya akan makin baik pula. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha supaya perhatian siswa terpusat kepada pelajaran. Memunculkan perhatian seseorang pada suatu objek dapat diakibatkan oleh dua hal. Pertama, orang itu merasa bahwa objek tersebut mempunyai kaitan dengan dirinya; umpamanya dengan kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat, dan minat. Kedua, objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang lain dari yang lain, atau yang lain dari yang sudah biasa, lain dari yang pada umumnya muncul.
Perhatikan contoh kasus di bawah ini:
1. Salah seorang siswa di salah satu SD bernama Andi memperhatikan penjelasan bapak gurunya tentang cara melaksanakan sholat ia sungguh-sungguh memperhatikan pelajaran tersebut: karena ia di rumah sedang belajar melaksanakan sholat lima waktu.
2. Sekelompok siswa di SD pada suatu waktu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian, karena guru mengajarkan tentang pencemaran udara dengan menggunakan media video, yang sebelumnya guru tersebut belum pernah melakukannya.
3. Sekelompok siswa sedang asyik mengerjakan tugas kelompok melakukan percobaan sederhana dalam pelajaran IPA. Kelihatannya mereka sangat sungguh-sungguh mengerjakan tugas tersebut. Biasanya mereka belajar cukup dengan mendengarkan ceramah dari guru. Ketiga contoh di atas menggambarkan siswa yang belajar dengan penuh perhatian dengan sebab yang berbeda-beda. Contoh pertama, Aisyah belajar dengan penuh perhatian, karena pelajaran tersebut sesuai dengan yang sedang ia butuhkan. (pelajaran tersebut ada kaitan dengan diri siswa). Pada contoh kedua, siswa belajar dengan penuh perhatian, karena guru mengajar dengan menggunakan media (cara guru mengajar lain dari kebiasaannya). Demikian pula pada contoh ketiga, siswa belajar dengan penuh perhatian karena guru menggunakan metode yang bervariasi (tidak hanya ceramah).
Dari uraian dan contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1) Belajar dengan penuh perhatian pada pelajaran yang sedang dipelajari, proses dan hasilnya akan lebih baik.
2) Upaya guru menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a) Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, atau minat siswa. b) Menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan. (fun learning) Umpamanya: penggunaan metode mengajar yang bervariasi, penggunaan multimedia, menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Coba anda pilih/tetapkan salah satu pokok bahasan dari salah satu mata pelajaran yang biasa anda ajarkan ! 1) Menarik perhatian siswa dengan cara mengaitkan pelajaran tersebut dengan diri siswa (umpamanya dengan pengalaman mereka atau yang sesuai dengan kebutuhan mereka) 2) Menarik perhatian siswa dengan cara menciptakan situasi pembelajaran yang bervariasi (melelui penggunaan multi metoda dan multi media). Pendapat anda sebaiknya didiskusikan dengan guru lain atau dengan tutor anda.
3. Aktivitas
Seperti telah dibahas di depan, bahwa belajar itu sendiri adalah aktivitas, yaitu aktivitas mental dan emosional.Peristiwa belajar didalamnya selalu mengandung aktivitas walaupun kadarnya berbeda-beda. Bagaimana seorang guru dapat mengaktifkan siswa belajar sangat tergantung pada kepiawaian guru itu sendiri dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran. Saat ini guru SD dituntut memiliki kemampuan untuk membelajarkan siswa secara aktif baik fisik, mental/intelektual, dan emosional. Kadar aktivitas yang tinggi dalam belajar membuat siswa meperoleh hasil belajar lebih bermakana.
Siswa sebaiknya dapat memperoleh pengalaman langsung melalui inteaksi eksplorasi dan melakukan investigasi (penyelidikan) dengan lingkungan belajar baik lingkugan sosial, pisik maupun lingkungan alam. Sebagai contoh dalam pelajaran IPA pokok materi pencemaran dalam kegiatan pembelajaran guru membagi siswa menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok melakukan observasi, diskusi eksplorasi tentang jenis-jenis pencemaran. Kelompok satu pencemaran air, kelompok dua berkaitan dengan pencemaran tanah dan kelompok tiga tentang pencemaran udara.Masing-masing kelompok akan mepresentasikan hasil kerjanya di kelas. Apa yang dapat anda cermati dari peristiwa belajar tersebut? Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus berupaya mengoptimalkan aktivitas siswa dalam belajar. Kegiatan mendengarkan penjelasan guru, sudah menunjukkan adanya aktivitas belajar. Akan tetapi barangkali kadarnya perlu dtingkatkan dengan menggunakan metode-metode mengajar lain. Sekali lagi untuk memantapkan pemahaman anda tentang upaya meningkatkan kadar aktivitas belajar siswa; coba anda tetapkan salah satu pokok bahasan dari salah satu mata pelajaran yang biasa anda ajarkan. Silahkan anda rancang, kegiatan-kegiatan belajar seperti apa yang akan dilakukan siswa anda, supaya kadar aktivitas belajar mereka relatif tinggi. Bila sudah selesai anda kerjakan, silahkan diskusikan dengan guru lain di sekolah anda atau guru sesama peserta program ini.
4. Umpan Balik
Siswa perlu mengetahui apakah yang ia lakukan di dalam proses pembelajaran atau tugas-tugas yang ia kerjakan selama atau sesudah proses pembelajaran tersebut sudah benar atau belum. Bila ternyata masih salah, pada bagian mana ia masih salah dan mengapa bisa terjadi salah, serta bagaimana seharusnya ia melakukan kegiatan belajar tersebut. Untuk itu siswa perlu sekali memperoleh umpan balik dengan segera, supaya ia tidak terlanjur berbuat kesalahan yang dapat menimbulkan kegagalan belajar.Umpan balik juga dapat diberikan tidak hanya pada saat proses pembelajaran berlangsung, tetapi terhadap tugas yag dikerjakan siswa di rumah hasil tugas tersebut diberi umpan balik sehingga siswa mengetahui hasil pekerjaannya itu benar atau salah. Coba renungkan apa yang dimaksud dengan umpan balik? Umpan balik dapat diartian sebagai kegiatan tahu hasil.Bagaimana cara anda memberikan umpan balik terhadap siswa, coba tuliskan. Di bawah ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan, coba perhatikan.
1. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa salah
2. Guru mengatakan bahwa pekerjaan siswa masih salah sambil ditunjukkan pada bagian mana siswa masih salah.
3. Guru menunjukkan kepada siswa pada bagian mana siswa masih salah, kemudian dijelaskan mengapa masih salah dan diminta kepada siswa tersebut untuk memperbaiki bagian yang masih salah tersebut. Dari ketiga cara tersebut, cara yang ketiga merupakan cara yang lebih baik dalam memberikan umpan balik daripada cara pertama dan kedua. Hal ini karena dengan cara ketiga guru bukan hanya menyalahkan, akan tetapi menjelaskan pula kepada siswa, mengapa pada bagian tersebut siswa masih salah. Dengan cara ketiga siswa akan lebih memahami alasan ia melakukan kesalahan. Belajar dengan penuh pemahaman hasilnya akan lebih baik.
5. Perbedaan Individual
Belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Tidak belajar, berarti tidak akan memperoleh kemampuan. Belajar dalam arti proses mental dan emosional terjadi secara individual. Jika kita mengajar di suatu kelas, sudah barang tentu kadar aktivitas belajar para siswa beragam. Di samping itu, siswa yang belajar sebagai pribadi tersendiri, yang memiliki perbedaan dari siswa lain. Perbedaan itu mungkin dalam hal pengalaman, minat, bakat, kebiasaan belajar, kecerdasan, tipe belajar dan sebagainya. Guru yang menyamaratakan siswa, menganggap semua siswa sama, sehingga memperlakukan mereka sama kepada semua, pada prinsipnya bertentangan dengan hakikat manusia, khususnya siswa.
Guru yang bijaksana akan menghargai dan memperlakukan siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Suatu tindakan guru yang dipandang tepat terhadap seorang siswa, belum tentu tepat untuk siswa yang lain. Akan tetapi ada perlakuan yang memang harus sama terhadap semua. Perlakuan guru terhadap siswa yang cepat harus berbeda dengan guru memberikan perlakuan terhadap siswa yang lamban. Siswa yang lamban perlu banyak dibantu.Sedangkan siswa yang cepat dapat diberi kesempatan lebih dulu maju atau melakukan pengayaan.
Di dalam menggunakan metode mengajar, guru perlu menggunakan metode mengajar yang bervariasi, sebab mungkin siswa yang kita ajar memiliki tipe belajar yang berbeda. Siswa yang memiliki tipe belajar auditif akan lebih mudah belajar melalui pendengaran, siswa yang memiliki tipe belajar motorik akan memiliki tipe belajar visual akan lebih mudah belajar melalui penglihatan, sedangkan siswa yang memiliki tipe belajar motorik akan lebih mudah belajar melalui perbuatan. Untuk keperluan itu semua perlu memahami pribadi masing-asing yang menjadi bimbingannya. Oleh karena itu catatan pribadi tiap siswa sangat bermanfaat. Setiap siswa perlu dicatat tentang: kecerdasannya, bakatnya, tipe belajarnya, latar belakang kehidupan orang tuanya, kemampuan panca inderanya, penyakit yang dideritanya, bahkan kejadian sehari-hari yang dipandang penting. Semua itu harus dicatat pada catatan pribadi siswa. Buku catatan pribadi siswa tersebut harus diisi secara rutin dan harus terus mengikuti siswa tersebut ke kelas dan ke jenjang pendidikan berikutnya. Buku catatan pribadi tiap siswa kelas I, setelah mereka naik kelas II, harus diserahkan kepada guru kelas II untuk digunakan dan diisi dengan data/catatan baru; begitulah seterusnya sampai ke jenjang pendidikan berikutnya. Adakah buku catatan pribadi tiap siswa di kelas tempat anda mengajar? Bila ada, coba pelajari: 1. Data apa saja yang dicatat 2. Kapan buku tersebut diisi 3. Pernahkah buku catatan pribadi tersebut digunakan, dan untuk apa. 4. Bagaimana saran anda untuk pemanfaatan buku catatan pribadi tersebut: Jika ternyata belum ada, coba buat sebuah model buku catatan pribadi siswa yang menurut anda cukup lengkap untuk keperluan pembimbingan belajar terhadap siswa. Itulah lima prinsip belajar telah kita diskusikan. Silahkan anda mempelajari berbagai sunber tentang belajar. Akan tetapi paling tidak kelima prinsip di atas hendaknya menjadi pegangan kita di dalam membelajarkan siswa-siswa kita.
LATIHAN
Untuk memantapkan apa yang telah Anda pelajari pada kegiatan satu , kerjakanlah tugas dan latihan ini dengan cermat.
1. Belajar adalah proses perubahan perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan, kemukakan contoh hasil belajar untuk aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
2. bagaimana implikasi prinsip belajar dan pembelajaran terhadap tugas dan tanggung jawab guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas
3. Bagaimana upaya guru dalam mengembangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran di SD.
RANGKKUMAN Bacalah rangkuman di bawah ini untuk lebih memantapkan ingatan anda terhadap materi yang telah dipelajari. Belajar memiliki tiga atribut pokok, diantaranya sebagai berikut.
1. Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas fikiran dan perasaan
2. Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
3. Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
4. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar. Mengajar akan bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan.
Belajar terjadi secara efektif apabila memperhatikan beberapa prinsip, sebagai berikut:
1. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
2. Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
3. Aktivitas belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa untuk lebih aktif belajar.
4. Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dan guru yang sebaiknya mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
5. Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan.
No comments:
Post a Comment