Merancang Pembelajaran Tematik
(Model Pembelajaran Tematik 5)
Merancang Pembelajaran Tematik
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tematik dipengaruhi oleh seberapa
jauh pembelajaran tersebut dirancang sesuai dengan kondisi dan potensi siswa
(minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Kompetensi dasar dan indikator yang
harus dikuasai siswa sudah tertulis dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) pada setiap mata pelajaran yang terpisah satu dengan lainnya. Mengingat
kondisinya seperti itu, maka hal pertama yang perlu mendapat perhatian guru
dalam merancang pembelajaran tematik di sekolah dasar yaitu kejelian dalam
mengidentifikasi dan menetapkan kompetensi dasar dan indikator pada setiap
matapelajaran yang akan dipadukan. Guru harus memahami betul kandungan isi dari
masing-masing kompetensi dasar dan indikator tersebut sebelum dilakukan
pemaduan-pemaduan.
Penerapan sistem guru kelas di sekolah dasar, di mana guru memiliki
pengalaman mengajarkan seluruh matapelajaran, guru bisa lebih cepat melihat keterhubungan
kompetensi dasar dan indikator antar-matapelajaran. Dalam merancang
pembelajaran tematik di sekolah dasar bisa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, dimulai dengan menetapkan terlebih
dahulu tema-tema tertentu yang akan diajarkan, dilanjutkan dengan mengidentifikasi
dan memetakan kompetensi dasar pada beberapa mata pelajaran yang diperkirakan
relevan dengan tema-tema tersebut. Tema-tema ditetapkan dengan memperhatikan
lingkungan yang terdekat dengan siswa, dimulai dari hal yang termudah menuju
yang sulit, dari hal yang sederhana menuju yang kompleks, dan dari hal yang
konkret menuju ke hal yang abstrak.
Cara ini biasanya dilakukan untuk kelas-kelas awal sekolah (kelas I dan
II). Contoh tema yang bisa dikembangkan misalnya: diri sendiri, keluarga, masyarakat,
pekerjaan, tumbuhan, hewan, dsb. Cara kedua,
dimulai dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran
yang memiliki hubungan, dilanjutkan dengan penetapan tema pemersatu. Dengan
demikian, tema-tema pemersatu tersebut ditentukan setelah mempelajari
kompetensi dasar dan indikator yang terdapat dalam masing-masing mata
pelajaran. Penetapan tema dapat dilakukan dengan melihat kemungkinan materi
pelajaran pada salah satu mata pelajaran yang dianggap dapat mempersatukan
beberapa kompetensi dasar pada beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan.
Cara ini dilakukan untuk jenjang sekolah dasar kelas III s.d. VI. Agar Anda
lebih paham lagi bagaimana mengembangkan pembelajaran tematik, berikut
dijelaskan langkah-langkah dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran tematik
(cara kedua) secara terperinci dapat dilihat pada bagan alur di bawah ini.
Gambar: Alur Perencaraan Pembelajaran Tematik
Berdasarkan bagan alur di atas,
perencanaan pembelajaran tematik dapat dimulai dari penetapan matapelajaran
yang akan dipadukan, mempelajari kompetensi-kompetensi dasar dalam setiap mata
pelajaran berikut indikatorindikator pencapaiannya. Langkah berikutnya, memilih
dan menetapkan tematema pemersatu yang dapat digunakan untuk memadukan
kompetensi dasar antar-matapelajaran serta membuat bagan/matriks
keterhubungannya. Selanjutnya, guru dapat mulai menyusun silabus dan satuan
pembelajaran tematik.
Berikut penjelasan dari tahapan berikut ini:
1. Penetapan mata pelajaran yang akan
dipadukan
Tahap ini sebaiknya dilakukan setelah
membuat pemetaan kompetensi dasar secara menyeluruh pada semua mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah dasar dengan maksud supaya terjadi pemerataan keterpaduan
dan pencapaiannya. Pada saat menetapkan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan
sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang Menetapkan mata pelajaran
yang akan dipadukan Mempelajari kompetensi dasar dan indikator dari matapelajaran
yang akan dipadukan Memilih dan menetapkan tema/ topik pemersatu Membuat
matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu Menyusun
silabus pembelajaran tematik Menyusun rencana pembelajaran tematik Gambar: Alur
Perencaraan Pembelajaran Tematik berkaitan dengan pencapaian kompetensi dasar
oleh siswa dan kebermaknaan belajar.
2. Mempelajari kompetensi dasar dan
indikator dari setiap mata pelajaran
Pada tahap ini dilakukan pengkajian atas
kompetensi dasar pada jenjang dan kelas yang sama dari beberapa mata pelajaran
yang memungkinkan untuk diajarkan dengan menggunakan payung sebuah tema
pemersatu. Sebelumnya perlu ditetapkan terlebih dahulu aspek-aspek dari setiap
mata pelajaran yang dapat dipadukan. Perhatikan contoh berikut.
3.
Pemilihan dan Penetapan Tema
Tahap berikutnya yaitu memilih dan menetapkan tema yang dapat mempersatukan
kompetensi-kompetensi dasar dan indikator pada setiap mata pelajaran yang akan
dipadukan pada kelas dan semester yang sama. Dalam memilih dan menetapkan tema
terdapat beberapa hal yang perlu pertimbangan, di antaranya: a) Tema yang
dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa serta
terkait dengan cara dan kebiasaan belajarnya, b) Ruang lingkup tema disesuaikan
dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan
kemampuannya, dan c) Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dan
dikenali oleh siswa.
Tema-tema pemersatu yang akan dibahas dalam pembelajaran tematik bisa
ditetapkan sendiri oleh guru dan/atau bersama siswa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut. Contoh tema, seperti: ”peristiwa alam”, ”keluarga”,
”kebersihan”, ”kesehatan”, ”rekreasi”, ”alat transportasi”, ”alat komunikasi”, ”pengalaman”,
dsb. Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas atau
terlalu sempit. Tema yang terlalu luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema
atau subtema yang sifatnya lebih spesifik dan lebih kongkret. Anak tema atau subtema
tersebut selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi suatu materi/isi
pembelajaran. Bila digambarkan akan tampak seperti di bawah ini.
Sebagai contoh, tema tentang ”PENGALAMAN” dapat dikembangkan menjadi anak
tema: (1) Pengalaman menyenangkan, (2) Pengalaman menyedihkan, (3) Pengalaman
lucu/menggelikan. Tema ”ALAT TRANSPORTASI” dapat dikembangkan menjadi anak tema
seperti contoh berikut: (1) Alat transportasi darat, (2) Alat transportasi
laut, 3) Alat transportasi udara. Tema ”PERISTIWA ALAM” dapat dikembangkan
menjadi anak tema: (1) banjir, (2) gempa bumi, (3) gunung meletus, (4) tanah
longsor, dsb. TEMA Anak Tema 1 Anak Tema 2 Anak Tema 3 Materi 1 Materi 2 Materi
3
4. Menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu.
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-masing
matapelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut
dapat dibuat dalam bentuk bagan dan/atau matriks jaringan tema yang
memperlihatkan kaitan antara tema pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap
mata pelajaran. Tidak hanya itu, dalam pemetaan ini harus tampak juga hubungan
tema pemersatu dengan indikator-indikator pencapaiannya. Contoh pemetaan
keterhubungan kompetensi dasar dengan tema pemersatu ”BINATANG” dalam bagan dan
matriks di bawah ini.
5. Penyusunan Silabus Pembelajaran Tematik
Dari hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap
sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus pembelajaran tematik.
Secara umum, silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan,
ikhtisar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran tematik. Silabus merupakan penjabaran
lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan
pokok-pokok materi yang perlu dipelajari siswa. Dalam menyusun silabus perlu
didasarkan pada matriks/bagan keterhubungan yang telah dikembangkan. Kompetensi
dasar setiap matapelajaran yang tidak bisa dikaitkan dalam pembelajaran tematik
disusun dalam silabus tersendiri. Format silabus disusun dalam bentuk matriks
dan memuat tentang mata pelajaran yang akan dipadukan, kompetensi dasar dan
indikatornya yang akan dicapai, materi pokok, strategi atau langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan, alokasi waktu yang dibutuhkan, dan sumber
bahan pustaka yang dijadikan rujukan. Contoh format dan pedoman penyusunan
silabus pembelajaran tematik dapat dilihat pada matriks terlampir.
6. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran
tematik perlu disusun suatu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penyusunan
rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang
telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran
tematik meliputi:
a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas,
semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b. Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai.
c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang
harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber
belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi
dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
f. Penilaian dan
tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai
pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian). Contoh Silabus dan RPP Tematik
(terlampir dihalaman setelah rangkuman)
Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah
Apakah mungkin beberapa materi dari mata pelajaran terpisah dipadukan?
Mengapa tidak, materi beberapa mata pelajaran, khususnya di SD dapat disajikan secara
terpadu atau tematik. Tentu saja materi yang dipilih merupakan materi yang
saling kait mengait. Misalnya, pada waktu akan membahas golongan darah (IPA)
guru dapat menugaskan untuk menyelidiki penyebaran golongan darah A, B, O, dan
AB masing-masing siswa. Setelah data terkumpul, siswa dapat menyajikan
pengelompokkan golongan darah ini dengan beragam grafik (matematika).
Pembahasan tentang ciri-ciri siswa yang memiliki golongan darah tertentu dapat
dideskripsikan dalam bentuk karangan lucu (bahasa Indonesia). Pembelajaran
tematik ini menuntut guru untuk bekerja keras membaca beberapa buku acuan,
mencatat segala gejala alam dan peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Guru perlu pula mengkaji materi GBPP beberapa mata pelajaran yang
mungkin dapat dipadukan dalam satu tema. Namun perlu diingat, bahwa dalam
pembelajaran tematik tidak harus memadukan semua mata pelajaran. Di SD terdiri
dari sejumlah mata pelajaran umum dan kelompok mata pelajaran muatan lokal.
Melalui pengkajian antar materi pelajaran, maka dapat diketahui bahwa beberapa
topik/konsep dari dua atau lebih mata pelajaran dapat dipadukan dan dirangkai
ke dalam satu tema. Pembelajaran tematik tidak menuntut adanya perubahan jadwal
pelajaran yang telah ada. Pembelajaran tematik dapat memanfaatkan jadwal
pelajaran yang telah ada, sehingga guru belum perlu mengubah jadwal pelajaran.
Artinya pelajaran tetap diberikan sesuai jadwal pelajaran sehari-hari yang ada.
Begitu juga, tujuan pembelajaran dan alokasi waktu yang tersedia, tidak perlu
dirubah, sesuai dengan yang tertuang dalam GBPP.
Untuk materi yang sulit dipadukan, dituntut kerja keras dari guru
dengan mengerahkan seluruh kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan yang
dimilikinya serta mengkaji berbagai sumber acuan dan media yang ada. Guru perlu
menyadari, bahwa tidak semua materi dapat dipadukan dalam suatu tema, namun
untuk materi/topik yang direncanakan untuk diajarkan secara tematik, pilihlah
materi-materi yang dapat dipadukan dalam satu tema aktual yang ada di sekitar
siswa. Misalnya krisis ekonomi, bahaya narkoba, derita gempa bumi, korban
banjir, dan sebagainya. Pembelajaran tematik ini lebih sesuai diterapkan di SD,
karena guru SD pada umumya merupakan guru kelas.
Artinya, dengan kewenangannya mengajar semua mata pelajaran (kecuali
mata pelajaran Agama dan Olah Raga), guru dapat mengatur sendiri cara
menyajikan beberapa mata pelajaran, disesuaikan dengan ketersediaan alat
pelajaran, ketersediaan waktu, ketersediaan buku pelajaran, dan kondisi minat
serta kemampuan siswa. Keterpaduan pemahaman selalu berlangsung, baik secara
vertikal maupun secara horizontal. Keterpaduan yang bersifat vertikal
berlangsung mulai materi pelajaran kelas 1 sampai dengan materi kelas 6, dan
bahkan keterpaduan pemahaman berlangsung mulai TK sampai ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi, seperti sekolah lanjutan. Pemahaman terhadap suatu
topik/konsep diharapkan dapat membangun dasar untuk memahami topik/konsep
berikutnya.
Pemahaman topik/konsep kelas 1 diharapkan dapat menjadi dasar untuk memahami
topik/konsep kelas 2, dan begitu seterusnya. Dengan demikian, pemahaman konsep
selalu bersinergi melalui keterpaduan pemahaman. Keterpaduan pemahaman secara
horizontal merupakan keterpaduan tentang keluasan dan kedalaman materi
pembelajaran dalam satu mata pelajaran. Ketika mata pelajaran yang disajikan
guru dapat dipahami siswa secara terpisah, diharapkan dampak keterpaduan
pemahaman kumulatif dapat terjadi. Selanjutnya, pemahaman yang terpadu ini akan
berkembang menjadi dasar pemahaman topik/konsep terkait pada masa mendatang.
2 comments:
askum mbk,saya mau tanya caranya merancang strategi pembelajaran tematik yang pas atau yang enak itu seperti apa?TOLONG JELASKAN
nike react
off white jordan 1
retro jordans
nike shoes
cheap nfl jerseys
balenciaga shoes
air presto
yeezy boost 700
tom ford eyewear
oakley sunglasses for men
Post a Comment