1. Morfem Tunggal dan
Kompleks
Tentu Anda telah memahami bahwa satuan sepatu bila
dibandingkan dengan bersepatu, bersepatu hitam, Ia membeli
sepatu dari toko, ternyata ada perbedaannya. Satuan sepatu tidak mempunyai
satuan yang lebih kecil, sedangkan bersepatu terdiri dari satuan ber-
dan sepatu; bersepatu hitam, terdiri dari satuan ber-, sepatu,
dan hitam; serta satuan Ia membeli sepatu dari toko terdiri dari
satuan ia, meN-, beli, sepatu, dari, dan toko. Satuan-satuan
ber-, sepatu, hitam, ia, meN-, beli, dari, dan toko,
masing-masing merupakan morfem tunggal, sedangkan satuan-satuan bersepatu,
bersepatu hitam, Ia membeli sepatu dari toko, merupakan morfem
kompleks.
2. Morfem Bebas dan
Terikat
Dalam pembicaraan contoh morfem meN-, peN-, ber-, dan
di-, sebenarnya telah diperlihatkan jenis morfem berdasarkan banyaknya
alomorf yang menyatakannya. Morfem dihanya memiliki satu alomorf sedangkan
morfem meN-, morfem peN-, dan morfem ber- masingmasing beralomorf
lebih dari satu. Morfem dapat digolongkan menurut kemungkinannya berdiri
sendiri sebagai kata, bahkan sebagai kalimat jawaban atau perintah, juga ada
morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata.
Dengan kata lain, dalam tuturan biasa satuan-satuan
gramatik itu ada yang dapat berdiri sendiri dan ada yang tidak dapat berdiri
sendiri, melainkan selalu terikat pada satuan lain. Satuan pohon,
termasuk satuan yang dapat berdiri sendiri dan bisa sebagai jawaban pertanyaan Engkau
sedang menggambar apa?; Engkau menebang apa?; dan sebagainya. Satuan
meN-, peN-, ber-, di-, ternyata tidak dapat berdiri sendiri dalam
tuturan biasa, melainkan selalu terikat pada satuan lain, misalnya terikat pada
jual, menjadi menjual, penjual, berjual (an), dijual.
Satuan-satuan yang semacam itu, yang selalu terikat pada satuan lain, di antaranya
ter-, per-, -kan, -an, -i, ke-an, per-an. Satuan-satuan gramatik seperti
itu disebut satuan gramatik terikat atau morfem terikat, sedangkan satuan
gramatik yang dapat berdiri sediri dalam tuturan biasa, disebut satuan gramatik
bebas atau morfem bebas. Hubungan formal bagian-bagian morfem dapat juga
digolongkan ke dalam morfem utuh dan morfem terbagi.
Morfem utuh, misalnya ter-,
per-, pohon, lihat, pun, dsb. yang bagian-bagian pembentuknya (fonem-fonem)
bersambungan, sedangkan morfem terbagi, misalnya ke-an dan per-an,
yang bagian-bagian pembentuknya tidak bersambungan. Morfem ke-an merupakan
satu morfem, bukan merupakan penjumlahan dari dua morfem, ke- dan –an;
demikian juga morfem per-an bukan morfem per- ditambah morfem –an,
melainkan satu morfem saja. Kata kemanusiaan, misalnya, tidak dapat
diuraikan menjadi morfem kemanusia* ditambah morfem – an, maupun
menjadi morfem ke- ditambah morfem manusiaan*.
Kata kemanusiaan terdiri dari dari dua morfem,
yaitu morfem manusia dan morfem ke-an. Tentu Anda telah mengenal
dan memahami bahwa morfem terikat itu adalah morfem yang tidak dapat berdiri
sendiri, baik dalam tuturan biasa maupun secara gramatik, misalnya satuansatuan
ber-, ter-, meN-, per-, -kan, -an, -i, ke-an, per-an, dan sebagainya.
Satuan atau morfemmorfem tersebut bersama satuan lain membentuk satuan kata,
misalnya morfem ber- bersama dengan morfem jalan membentuk kata berjalan;
ter- bersama dengan pandai membentuk kata terpandai; meN-
bersama dengan beli membentuk kata membeli; dan sebagainya.
Proses morfologis di atas adalah proses pengimbuhan atau
afiksasi (penambahan afiks). Penambahan afiks dapat dilakukan di
depan disebut awalan atau prefiks, di tengah disebut sisipan atau
infiks, di belakang disebut akhiran atau sufiks, dan di
depan dan belakang disebut apitan, sirkumfiks, atau konfiks.
Contohnya adalah sebaai berikut:
Prefiks : berkata
terasing
merasa
perasa
sebatang
dsb.
Infiks : gerigi
gemuruh
telunjuk
Sufiks : tulisi
tulisan
lemparkan
Sirkumfiks : kemanusiaan
(Konfiks) keadaan
dsb.
Anda tentu telah memahami dan dapat membuat kata-kata
bentukan dari proses pengimbuhan atau afiksasi itu. Agar hasil bentukan itu
jelas perubahan arti katanya, coba buat kalimat dengan menggunakan kata-kata
hasil proses pengimbuhan(afiksasi) dari contoh kata-kata di atas! Kemudian
diskusikan dengan teman Anda, dan Dosen atau Tutor Anda! Satuan-satuan ku,
mu, nya, kau, isme, dsb. dalam tuturan biasa tidak dapat berdiri sendiri, dan
secara gramatik tidak mempunyai kebebasan. Satuan-satuan
itu termasuk golongan satuan terikat atau morfem terikat. Perbedaannya dengan
satuan-satuan ber-, ter meN-, per-, -kan, dan sebagainya, bahwa satuan ku,
mu, nya, dan sebagainya itu tidak memiliki arti leksikal. Oleh karena itu,
satuan-satuan seperti ku, mu, nya, dan sebagainya, tidak dapat
dimasukkan ke dalam golongan afiks, tetapi termasuk golongan klitik. Klitik
dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu proklitik dan enklitik. Proklitik
ialah klitik yang terletak di muka, sedangkan enklitik, yaitu klitik yang
terletak di belakang.
Contohnya:
Proklitik ku : kubeli
kulempar
kubawa
kau : kaubeli
kaulempar
kaubawa
Enklitik ku : rumahku
badanku
milikku
nya : rumahnya
badannya
miliknya
isme : sukuisme
sosialisme
patriotism
Untuk bahan diskusi
pada tatap muka berikutnya, Anda harus membuat kalimat dengan menggunakan
kata-kata di atas (proklitik, dan enklitik). Ada satuan-satuan lain yang tidak
dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, dan secara gramatik tidak memiliki
sifat bebas. Akan tetapi satuan-satuan itu tidak dapat dimasukkan ke dalam
golongan afiks ataupun klitiks, karena satuan-satuan itu mempunyai sifat-sifat
tersendiri, yaitu dapat dijadikan bentuk dasar. Atau dengan kata lain
satuan-satuan itu merupakan morfem dasar yang terikat. Misalnya satuan cantum
dalam tercantum, mencantumkan, dicantumkan; satuan juang dalam
berjuang, pejuang, perjuangan, memperjuangkan; satuan giur dalam
tergiur, menggiurkan; dan sebagainya.
Satuan-satuan seperti di atas merupakan golongan
tersendiri, yang di sini disebut pokok kata. Berikut ini beberapa contoh morfem
dasar yang terikat (Kushartanti, 2005: 152), atau golongan pokok kata (Ramlan,
1983: 26) ialah aju, elak, genang, huni, imbang, jelma, jenak, kitar,
lancong, paut, alir, sandar, baca, ambil, jabat, main, rangkak.
No comments:
Post a Comment