Contoh:
1. gedung sekolah itu
2. yang akan pergi
3. sedang membaca
4. sakitnya bukan main
5. besok lusa
6. di depan.
Jika contoh itu diletakkan dalam struktur kalimat, kedudukannya tetap pada satu jabatan saja.
1. Gedung sekolah itu(S) luas(P).
2. Dia(S) yang akan pergi(P) besok(Ket).
3. Bapak(S) sedang membaca(P) koran sore(O).
4. Pukulan Budi(S) sakitnya bukan main(P).
5. Besok lusa(Ket) aku(S) kembali(P).
6. Bu guru(S) berdiri(P) di depan(Ket).
Jadi, walau terdiri
atas dua kata atau lebih tetap tidak melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa frasa adalah
satuan sintaksis terkecil yang merupakan
pemadu kalimat.
Untuk memudahkan
pemahaman Anda mengenai frasa, perhatikan juga
kalimat berikut yang dicontohkan oleh Ramlan (1988).
Dua orang mahasiswa
sedang membaca buku baru di perpustakaan.
Kalimat itu terdiri dari satu klausa, yaitu Dua orang
mahasiswa sedang. Selanjutnya,
klausa terdiri dari empat unsur yang lebih rendah tatarannya, yaitu dua orang mahasiswa, sedang membaca, buku baru, dan
di perpustakaan.
Unsur-unsur itu ada yang terdiri dari dua kata, yakni sedang
membaca, buku baru, di perpustakaan, dan
ada yang terdiri dari tiga kata, yaitu dua
orang mahasiswa. Di samping itu, masing-masing unsur itu menduduki satu fungsi. Dua orang
mahasiswa menduduki fungsi S, sedang
membaca menduduki fungsi P, buku baru menempati fungsi O, dan
di perpustakaan menempati fungsi
KET. Demikianlah, unsur klausa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu
merupakan satuan gramatik yang disebut
frase. Jadi, frase ialah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur
klausa.
Download Isi Lengkap dari Makalah Ini :
No comments:
Post a Comment