Drs. H. Basuni Racman, S.P.d.,M.Pd.
Morfologi dalam bahasa
Indonesia dapat dipakai istilah morfologis atau morfemis, yaitu termasuk dalam
bidang yang membahas morfem-morfem bahasa. Menurut Tarigan (1995: 4-5) morfologi
dapat dibagi menjadi dua tipe analisis, yaitu: (1) morfologi sinkronik, dan (2)
morfologi diakronik.
Morfologi sinkronik menelaah morfem-morfem bahasa dalam
satu cakupan waktu tertentu, baik waktu lampau ataupun waktu kini. Pada
hakekatnya, morfologi sinkronik adalah suatu analisis linier, yang
mempertanyakan apa-apa yang merupakan komponen leksikal dan komponen sintaktik
kata-kata, dan bagaimana caranya komponen-komponen tersebut menambahkan,
mengurangi, atau mengatur kembali dirinya di dalam berbagai ragam konteks. Morfologi
sinkronik tidak ada sangkut-pautnya atau tidak menaruh perhatian pada sejarah
atau asal-usul kata dalam bahasa. Yang menjadi garapan morfologi sinkronik
adalah:
(1) morfem leksikal dan morfem sintaktik,
(2) morpem bebas dan morfem terikat, dan
(3) morfem dasar dan morfem imbuhan.
Setiap orang yang menaruh perhatian besar terhadap kata
dan morfem beserta maknanya, mau tak mau
harus menelusuri masalah sinkronik dan diakronik. Namun demikian kajian pada bahan belajar ini akan dibatasi pada
morfologi sinkronik saja.
Morfologi (atau tata
bentuk, Inggr. Morphology) adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal
( Verhaar, J.W.M., 1983: 52). Ramlan (1983: 16-
17) mengemukakan bahwa morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan selukbeluk bentuk kata
serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata; atau morfologi mempelajari seluk beluk
bentuk kata serta fungsinya perubahan-perubahan
bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Dari pengertian morfologi di atas dapat diambil
satu contoh analisis morfologis bentuk ajar
yang dapat menghasilkan banyak kata lain yang golongan (kategori)
dan arti katanya berbeda, seperti: belajar,
pelajar, pelajaran, pengajar, pengajaran, mengajar, mengajarkan, mengajari, mempelajari, diajar, diajarnya, diajarkan,
diajari, kauajar, dst. Coba diskusikan dengan teman Anda! Apa golongan kata di atas, dan apa
artinya?
Dari pengertian morfologi yang dikemukakan Ramlan di atas
dapat disebutkan bahwa objek yang lazim
disebut morfologi itu adalah pembentukan kata, pengaruh pembentukan kata
terhadap golongan kata, dan pengaruh
pembentukan kata terhadap arti kata. Dalam
pembentukan kata, Anda harus mengingat-ingat kembali tentang bentuk asal dan bentuk dasar, berbagai imbuhan atau afiks,
kata ulang, dan kata majemuk.
Perhatikan kalimatkalimat di bawah:
1. Ia lari cepat.
2. Anak itu berlari-lari.
3. Baju itu bagus.
4. Ia berbaju biru.
5. Anak itu menjalani operasi plastik.
Kalimat pertama terdiri dari atas kata yang masing-masing satu morfem, yaitu:
ia, satu morfem,
lari, satu morfem,
cepat, satu morfem.
Kalimat kedua terdiri atas tiga kata, yaitu:
anak, satu morfem,
itu, satu morfem,
berlari-lari, tiga morfem yang tebentuk dari:
ber-, satu morfem sebagai morfem afiks,
berlari, satu morfem sebagai bentuk dasar dari berlari-lari, dan
lari yang kedua, satu morfem sebagai morfem ulang.
Kalimat ketiga terdiri atas tiga kata yang masing-masing satu morfem, yaitu:
baju, satu morfem,
itu, satu morfem, dan
bagus, satu morfem.
Kalimat keempat terdiri atas tiga kata, yaitu:
ia, satu morfem,
berbaju, dua morfem, adalah:
ber-, satu morfem, sebagai morfem afiks
baju, satu morfem sebagai bentuk asal
biru, satu morfem
Kalimat kelima terdiri atas empat kata, yaitu:
anak, satu morfem,
itu, satu morfem,
menjalani, tiga morfem, yang terbentuk dari:
meN-, satu morfem sebagai morfem afiks,
jalan, satu morfem sebagai morfem bentuk asal, dan
-i, satu morfem sebagai morfem afiks.
operasi plastik, dua morfem, adalah:
operasi, satu morpem,
Jika Anda memperhatikan bentuk kata baju pada
kalimat Baju itu bagus, dengan kata
berbaju pada kalimat Ia berbaju biru. Golongan kata baju
termasuk kata nominal (kata benda), sedangkan
kata berbaju termasuk kata verbal (kata kerja). Perubahan golongan kata
ini disebabkan adanya perubahan bentuk
kata. Di bidang arti, kata-kata lari,
berlari, dan berlari-lari semuanya mempunyai arti yang berbeda-beda. Begitu juga kata-kata buah,
berbuah, buah-buahan, dan buah tangan memiliki arti yang berbeda. Hal ini disebabkan dari
perubahan bentuk kata.
No comments:
Post a Comment