Materi pengajaran bisa merupakan sebagai ancaman bagi
kreatifitas guru. Guru dapat menjadi terlalu tergantung atau didominasi oleh
materi. Jika seseorang berangkat dari premis bahwa pengajaran yang jelek itu
adalah merek dagang sekolah kita, maka materi contoh dari gurulah yang
tampaknya diinginkan. Di lain pihak bila sesorang percaya bahwa para pengajar merupakan
variabel yang penting di dalam situasi belajar di kelas, maka orang mungkin mengharapkan
guru tersebut menjadi sumber utama input dalam strategi mengajar. Kini jelaslah
bahwa para guru tidaklah dapat dan seharusnya tidak mengembangkan semua bahan
yang mereka perlukan di dalam mengajar membaca.
Selain itu juga jelas bahwa materi yang diduga keras
sama-sama berguna bagi semua anak ternyata tidaklah demikian. Pembelajar yang
berbeda memerlukan pengajaran yang berbeda pula. Berikut akan dibahas
materi-materi yang dipersiapkan di luar sekolah tetapi didesain secara khusus
untuk mengajar membaca di sekolah-sekolah. Setiap perangkat materi mewakili
suatu filsafat pengajaran. Materi yang berbeda akan memiliki beberapa tujuan
pengajaran yang bersifat umum dan beberapa premis filsafat dan tujuan
pengajaran yang bersifat umum dan beberapa premis filsafat dan tujuan
pengajaran yang membedakan mereka dari pendekatan lain. Mungkin salah satu
perbedaan utama antara materi yang tersedia akan bisa ditemukan dalam derajat penekanan
yang ditempatkan dalam mengajar keterampilan-keterampilan khusus.
Pendekatan Buku Bacaan
Basal
Sudah lama seri buku bacaan basal ini dipergunakan di
kelas-kelas dasar untuk mengajar membaca. Namun telah muncul sejumlah kritik
bahwa :
1. Bahan ini
membosankan, tak bermutu, dan terlalu repetitif
2. Bahasa yang
dipergunakan sedikit menyimpang dari kegunaan bahasa anak
3. Bahan
ceritanya seringkali kekurangan manfaat sastra.
4. Pada kelas
satu terlalu kurang penenkanannya pada pengajaran tentang hubungan antara bunyi
dan huruf.
5. Isinya hampir
selalu berkaitan dengan karakter dan insiden yang berasal dari strata kelas menengah,
dan dari kelompok minoritas secara praktis diabaikan.
menengah, dan dari
kelompok minoritas secara praktis diabaikan. Dengan adanya kritik tersebut
penerbit dan pengarang telah mengadakan perubahanperubahan yang dirasa perlu
untuk meningkatkan nilai materi itu. Namun ada kritik lain yang kenyataannya
tidak ditujukan pada materi basal, melainkan pada kesalahan pemakaian materi tersebut.
Misalnya ketika mempergunakan basal guru :
1. Menyuruh sekelompok
siswa membaca ‘round robin’ pada setiap cerita yang mereka baca. Setiap anak
disuruh memfokuskan perhatiannya pada baris yang sama pada saat tertentu.
2. Mengambil jalan
tanpa perkecualian pada tiga kelompok dalam kelas itu, dan kelompok tersebut
tetap statis sepanjang tahun.
3. Tidak membuat
ketentuan akan perbedaan-perbedaan individual diluar pola tiga kelompok ini.
4. Bertahan pada
pembaca yang lebih lancar hanya untuk materi biasa saja, dengan memaksanya
bergerak pada langkah yang berada jauh dibawah kapasitasnya.
5. Melarang anak-anak
memilih dan membaca buku lain yang dia sukai.
Itulah tadi uraian singkat tentang kritik terhadap
pendekatan buku bacaan basal. Berikut ini akan diuraikan tentang materi yang
biasanya ditemukan pada seri membaca basal. Materi tersebut disusun untuk
sejajar dengan sistem level kelas dan kisaran kesulitan bahan tersebut dari buku
kesiapan tipe kerja (berisi gambar, bentuk-bentuk geometri, dan latihan
penjodohan huruf) sampai antologi yang agak banyak untuk level kelas tujuh dan
delapan.
Buku-buku Kesiapan
Pada level kesiapan bukunya berisi gambar, atau
serangkaian gambar, yang berisi kisah yang berpusat pada anak. Dari gambar
tersebut, guru dan anak mengembangkan suatu cerita. Semakin terampil guru dalam
memberikan latar belakang dan melibatkan siswa untuk berpartisipasi dan
melakukan interprestasi, maka penggunaan material itu semakin berhasil. Buku-buku
kesiapan lainnya memerintahkan siswa untuk megidentifikasi dan menandai kata, huruf,
atau obyek yang mirip, untuk memudahkan perkembangan visual anak. Untuk memperkuat
pembedaan auditory, anak diminta mengidentifikasi dua gambar di dalam suatu kelompok
yang kata-kata penamaannya ‘rima. Dengan mengidentifikasi pasangan-pasangan gambar
lainnya yang mulai dengan bunyi yang sama akan memberi praktek di dalam
pembedaan bunyi awal.
Preprimer
Buku-buku kesiapan diikuti oleh serangkaian tiga atau
empat preprimer yang mana karakternya sama dengan yang dijumpai dan
diperbincangkan anak dalam buku-buku kesiapan itu. Preprimer tersebut
memperkenalkan anak kepada kata-kata cetak bersama-sama dengan gambar. Beberapa halaman pertama
memiliki kata-kata tunggal yang berupa ‘kata-kata penamaan’ (naming words)
bersama-sama dengan gambar itu. Banyak materi basal yang dicoraki oleh kontrol
kosa kata yang agak kaku. Kontrol ini tidak melibatkan kata-kata mana yang
diperkenalkan, namun agaknya tingkat perkenalannya tersebut. Selain itu karena
cerita pada preprimer pertama itu hanya terbatas pada dua dosen kata yang berbeda,
cerita itu kekurangan kegunaan sastra, maka para kritikus mengatakan materi ini
membosankan, tak bermutu, tak tersusun, dan ofensif kepada mata dan telinga.
Primers
Primer merupakan buku hardback pertama dalam seri itu.
Dia dengan cermat membangun cerita dari apa yang telah terjadi sebelumnya,
dengan mempergunakan karakter yang sama yang telah dikenal anak dan mengulang
kembali kata-kata yang telah mereka dijumpai. Selanjutnya, diperkenalkan 100
sampai 150 kata-kata baru.
Pembaca Pertama
Beberapa seri berisi pembaca pertama tunggal : lainnya
memiliki dua (level I-1 dan level I- 2). Seri yang berbeda juga berbeda dalam
hal beban kosa kata yang diperkenalkannya, namun kisarannya untuk kelas pertama
ialah antara 350 dan 400 kata.
Pembaca yang
Digradasikan
Setiap level kelas berikutnya memperkenalkan satu atau
lebih buku membaca basal. Banyak seri menyediakan dua buku pada setiap level
kelas, kedua sampai keempat, dan satu buku pada kelas lima atau lebih.
Buku-buku tersebut biasanya ditandai dengan nomor kelas plus tulisan di bawah
garis yang menunjukkan paruh tahun pertama atau kedua.
Buku Kerja
Tersedia buku kerja yang paralel dengan setiap level
preprimer, primer, pembaca pertama, 2-1, dsb). Buku kerja tersebut mewakili
materi yang disusun sebagai latihan mengajar, latihan tersebut biasanya
didesain sedemikian rupa sehingga satu konsep atau keterampilan berhubungan dengan
yang ada pada setiap halaman. Latihan tersebut memperkuat pengajaran
keterampilan. Materi-materi
Pelengkap
Sudah menjadi semakin umum semua level kelas seri pembaca
dasar disertai beberapa buku pelengkap yang dipergunakan berkaitan dengan seri
yang digradasikan secara reguler. Ada buku tambahan yang lebih sulit maupun
yang lebih mudah dari seri yang digradasikan secara ajeg. Sekarang ada
materi-materi pelengkap yang meliputi bagan dinding yang berukuran besar atau bagan
buku spiral yang benar-benar duplikat dari suatu premier. Dan juga tersedia
filmstrip khusus dipergunakan dengan seri pembaca dasar.
Buku Pedoman Guru
Setiap level membaca misalnya untuk tingkatan preprimer,
primer, begitu pula setiap level berikutnya disertai dengan buku pedoman yang
berisi tentang penggunaan secara efektif materi itu.
Download Isi Lengkap dari Makalah Ini :
No comments:
Post a Comment