Daftar Isi | s_psi_0700820_table_of_content.pdf |
Bab I | s_psi_0700820_chapter1.pdf |
Bab II | s_psi_0700820_chapter2.pdf |
Bab III | s_psi_0700820_chapter3.pdf |
Bab IV | s_psi_0700820_chapter4.pdf |
Bab V | s_psi_0700820_chapter5.pdf |
Daftar Pustaka | s_psi_0700820_bibliography.pdf |
Monday, July 30, 2012
Download Skripsi Psikologi: Perilaku Seksual Remaja Autistik
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas gambaran perilaku seksual yang ditunjukkan oleh remaja autistik, untuk mengetahui adakah perilaku seksual tidak pantas yang ditunjukkan oleh remaja autistik, untuk mengetahui faktor-faktor yang memicu munculnya perilaku seksual yang ditunjukkan remaja autistik, serta mengetahui gambaran respon orangtua terhadap perilaku seksual yang ditunjukkan oleh remaja autistik. Penelitian ini dilakukan terhadap 24 remaja autistik yang tersebar di enam lembaga dan yayasan autisma di Kota Bandung, melalui para guru/terapis yang berada dalam yayasan dan lembaga tersebut. Pendekatan penelitian yang digunakan berupa penelitian jamak (multiple approaches) yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dimana bobot prioritasnya berada pada pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei dan wawancara. Metode survei dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa angket/kuesioner yang reliabel. sedangkan metode wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah ditentukan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa remaja autistik menunjukkan perilaku seksual yang terdiri dari perilaku autoerotic (berupa perilaku masturbasi dan berfantasi) dan perilaku sociosexual (berupa perilaku curiosity, pembentukan hubungan baru dengan lawan jenis atau sesama jenis, berpegangan tangan dan memeluk, cium kering serta meraba anggota tubuh orang lain). Disamping itu, melalui angket serupa, teridentifikasi bahwa terdapat perilaku seksual tidak pantas (Inapropriate Sexual Behavior) secara sosial yang ditunjukkan oleh remaja autistik. Adapun, faktor yang mempengaruhi perilaku seksual yang ditunjukkan oleh remaja autistik meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Berkenaan dengan respon orangtua, tidak dapat digambarkan secara jelas, dikarenakan tidak terdapat orangtua yang bersedia untuk mengisi angket/kuesioner yang diberikaan. Namun, diperoleh informasi lain mengenai respon para guru/terapis terhadap perilaku seksual tersebut, diantaranya berupa larangan dalam bentuk verbal maupun tindakan. Dengan demikian, diharapkan bahwa larangan tersebut disertai dengan penjelasan mengenai apa yang boleh dilakukan di area pribadi dan di area umum, apa yang pantas dilakukan dan tidak pantas dilakukan, serta apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga para remaja autistik ini dari bentuk eksploitasi seksual dan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment