Daftar Isi | s_ppb_020066_table_of_content.pdf |
Bab I | s_ppb_020066_chapter1.pdf |
Bab II | s_ppb_020066_chapter2.pdf |
Bab III | s_ppb_020066_chapter3.pdf |
Bab IV | s_ppb_020066_chapter4.pdf |
Bab V | s_ppb_020066_chapter5.pdf |
Daftar Pustaka | s_ppb_020066_bibliography.pdf |
Monday, July 30, 2012
Download Skripsi Psikologi: Komparasi Kecenderungan Perilaku Nakal Siswa
Siswa SMA yang berada pada masa remaja, mengalami banyak perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan ini menimbulkan kekacauan-kekacauan dan goncangan batiniah yang cukup hebat yang terkadang secara emosional sulit dikendalikan oleh dirinya sehingga dapat menimbulkan masalah, baik bagi pribadinya maupun bagi lingkungan sosialnya. Tidak dapat dipungkiri muncul fenomena di kalangan remaja yang tidak selaras dengan potensi yang dimilikinya seperti perilaku pergaulan bebas, NAZA, tawuran, dan sebagainya. Bagi masyarakat kota tersedianya berbagai macam fasilitas dapat menyebabkan kenakalan remaja. Pada masyarakat desa dapat saja terjadi kenakalan remaja, namun perilaku kenakalannya diasumsikan tidak terlalu mencolok, hal ini disebabkan karena kemajuan teknologi informasi belum begitu berkembang secara cepat. Berangkat dari pemikiran tersebut bahwa perilaku kenakalan remaja ada kaitannya dengan faktor letak geografis. Rumusan permasalah penelitian ini memfokuskan kepada persoalan “ Apakah ada komparasi kecenderungan perilaku nakal siswa antara SMAN yang ada di kota dengan SMAN desa Sukabumi ?”. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai kecenderungan perilaku nakal siswa SMAN yang ada di wilayah kota Sukabumi, baik di dalam kota maupun di desa. Secara umum hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kecenderungan nakal antara siswa SMAN kota dengan SMAN desa menunjukan adanya kesamaan yang termasuk ke dalam kategori rendah baik pada aspek asosial dan aspek anti sosial. Bagi pihak sekolah harus lebih memperhatikan karakteristik perkembangan siswanya yang berada pada masa remaja salah satunya dengan perlunya menata kembali kegiatan-kegiatan yang lebih efektif yang dapat dijadikan upaya preventif, dan bagi guru pembimbing layanan bimbingan preventif dan kuratif adalah layanan yang paling tepat dalam penelitian ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment