Perkembangan
Anak Taman Kanak-kanak
1.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Istilah
pertumbuhan dan perkembangan
seringkali dipergunakan seolah-olah keduanya mempunyai pengertian yang sama,
karena menunjukan adanya suatu proses perubahan tertentu yang mengarah kepada
kemajuan. Padahal sesungguhnya istilah pertumbuhan dan perkembangan ini
mempunyai pengertian yang berbeda. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh luar
atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan
struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik.
Selain
dari pengertian di atas, pertumbuhan dapat didefinisikan pula sebagai perubahan
secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada diri individu yang sehat dalam fase-fase tertentu.
Hasil dari pertumbuhan ini berupa bertambah panjang tulang-tulang terutama lengan
dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badan serta makin bertambah sempurnanya
susunan tulang dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan terhenti setelah
adanya maturasi atau kematangan pada diri individu.
Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang
bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil
keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan. Perkembangan dapat juga dikatakan
sebagai suatu urutan-urutan perubahan yang bersifat sistematis, dalam arti
saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara aspek-aspek fisik dan
psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh,. anak diperkenalkan
bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh
orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak
apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan
sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperoleh. Dengan demikian
anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Selain itu perubahan
juga bersifat progresif, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi bersifat
maju, meningkat dan mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Contoh,
perubahan pengetahuan dan kemampuan anak dari yang bersifat sederhana
berkembang ke arah yang lebih kompleks.
Berkesinambungan
merupakan ciri lain dari perubahan yang terjadi, artinya perubahan itu
berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak bersifat meloncat
loncat
atau karena unsur kebetulan. Contoh, agar anak mampu berlari maka sebelumnya
anak harus mampu berdiri dan merangkak terlebih dahulu. Melalui belajar anak
akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan
akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman
baru dan menimbulkan perilaku baru. Dari uraian pengertian perkembangan di atas
perlu disadari bahwa pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikis
individu, karena pada suatu saat tertentu kedua istilah ini dapat digunakan
secara bersamaan. Dengan kata lain, perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan,
pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha
belajar.
2.
Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan individu
berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan ibu
(masa konsepsi) dan berakhir pada saat kematiannya. Perkembangan individu
bersifat dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat, tetapi bisa juga cepat,
berkenaan dengan salah satu aspek atau beberapa aspek perkembangan.
Perkembangan tiap individu juga tidak selalu seragam, satu sama lain berbeda
baik dalam tempo maupun kualitasnya. Dalam perkembangan individu dikenal
prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
a.
Perkembangan berlangsung seumur hidup
dan meliputi semua aspek. Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek
tertentu tetapi menyangkut semua aspek. perkembangan. Aspek tertentu mungkin
lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya tersembunyi.
Perkembangan berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu perkembangannya
lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain mungkin sangat cepat.
b.
Setiap individu memiliki irama dan
kualitas perkembangan yang berbeda. Seorang individu mungkin mempunyai
kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan irama
perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedang dalam aspek lain seperti
keterampilan atau estetika cenderung kurang dan perkembangannya lambat.
Sebaliknya, ada individu lain yang ketrampilan dan estetikanya berkembang pesat
sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan sosialnya agak lambat.
c.
Perkembangan secara relatif beraturan,
mengikuti pola-pola tertentu. Perkembangan sesuatu segi didahului atau
mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan,
anak bisa meraban (mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas dan tidak bermakna,
seperti : mmm-mmm-mmm) sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.
d.
Perkembangan berlangsung secara
berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal perkembangan itu
berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasisituasi tertentu dapat
juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan
perkembangan aspek tertentu.
e.
Perkembangan berlangsung dari kemampuan
yang bersifat umum menuju pada yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi
dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang
bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan memegang benda besar dengan
kedua tangannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan ke
lima jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan dengan anak dapat memegang dengan
beberapa jari, dan akhirnya menggunakan ujung-ujung jarinya. Dalam perkembangan
terjadi proses diferensiasi atau penguraian kepada hal yang lebih kecil dan
terjadi pula proses integrasi. Dalam integrasi ini beberapa kemampuan khusus/kecil
bergabung membentuk satu kecakapan atau keterampilan.
f.
Secara normal perkembangan individu
mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dapat
dilewati secara cepat, sehingga nampak seperti tidak melewati fase tersebut,
sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga nampak seperti
tidak berkembang.
g.
Sampai batas-batas tertentu,
perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat. Perkembangan
dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang
wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang
wajar pula. Kekurangwajaran baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor
pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat
atau lebih lambat.
h.
Perkembangan aspek-aspek tertentu
berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya. Perkembangan kemampuan
sosial berkembang sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar
dengan kemampuan pengamatan dan lain sebagainya.
i.
Pada saat-saat tertentu dan dalam
bidang-bidang tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13
tahun, anak wanita lebih cepat matang secara sosial dibandingkan dengan
laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan inteleknya sedangkan wanita lebih
kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya
3. Aspek-aspek
Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak
Perkembangan
berkenaan dengan keseluruhan kepribadian anak, karena kepribadian membentuk
satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek
utama kepribadian anak, yaitu aspek intelektual, fisikmotorik, sosial,
emosional, bahasa, moral dan keagamaan. Perkembangan dari tiap aspek
kepribadian tidak selalu bersama-sama atau sejajar, perkembangan sesuatu aspek
mungkin mendahului atau mungkin juga mengikuti aspek lainnya. Pada awal
kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun pertama
kehidupan, perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol.
Selama
sembilan bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi berkembang dari seperduaratus
milimeter menjadi 50 sentimeter panjangnya. Selama dua tahun pertama, bayi yang
tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang dapat
duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang
dan mempermainkan berbagai benda atau alat. Perkembangan aspek intelektual
diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan
memecahkan masalah sederhana. Kemudian berkembang ke arah pemahaman dan
pemecahan masalah yang lebih rumit. Aspek ini berkembang pesat pada masa anak
mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7 tahun). Berkembang konstan selama masa
belajar dan mencapai puncaknya pada masa sekolah menengah atas (usia 16-17
tahun).
Perkembangan
aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun). Anak senang
bermain bersama teman sebayanya. Hubungan persebayaan ini berjalan terus dan
agak pesat terjadi pada masa sekolah (usia 11-12 tahun) dan sangat pesat pada
masa remaja (16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak berlangsung
melalui hubungan antar teman dalam berbagai bentuk permainan. Aspek bahasa
berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan meraban.
Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa
untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-temannya atau
orang dewasa. Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir merupakan suatu
proses melihat dan memahami hubungan antar hal. Bahasa juga merupakan suatu
alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam
suatu interaksi sosial.
Dengan
demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling
menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial. Perkembangan bahasa yang
berjalan pesat pada awal masa sekolah dasar mencapai kesempurnaan pada akhir
masa remaja. Perkembangan emosi atau perasaan berjalan konstan, kecuali pada
masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun). Pada masa
remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya,
diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
dirinya. Pada masa remaja tengah, rasa senang datang silih berganti dengan rasa
duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan
kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir yaitu
pada usia 18-21 tahun.
Aspek
moral dan keagamaan juga sudah berkembang sejak anak masih kecil. Peranan
lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek
ini. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral atau keagamaan karena
meniru, baru kemudian menjadi perbuatan atas prakarsa sendiri. Perbuatan
prakarsa sendiripun pada mulanya dilakukan karena adanya kontrol atau pengawasan
dari luar, kemudian berkembang karena kontrol dari dalam atau dari dirinya
sendiri. Tingkatan tertinggi dalam perkembangan moral adalah melakukan sesuatu
perbuatan bermoral karena panggilan hati nurani, tanpa perintah, tanpa harapan
akan sesuatu imbalan atau pujian. Secara potensial tingkatan moral ini dapat dicapai
oleh individu pada akhir masa remaja, tetapi faktor-faktor dalam diri dan lingkungan
individu anak sangat berpengaruh terhadap pencapaiannya.
4. Tugas-tugas
Perkembangan Masa Kanak-kanak
Tugas perkembangan
merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan
individu. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab
tugas perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan pada
masa perkembangan berikutnya. Menurut Havighurst, jika seorang individu gagal
menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan
mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya. Pada
setiap masa perkembangan individu, ada berbagai tugas perkembangan yang harus
dikuasai, adapun tugas perkembangan masa kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan
J. W. Lilienthal (Hildebrand, 1986 : 45) adalah sebagai berikut :
a) Berkembang
menjadi pribadi yang mandiri.
Anak belajar untuk
berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dapat memenuhi segala kebutuhannya
sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya di usia Taman Kanak-kanak.
b) Belajar memberi,
berbagi dan memperoleh kasih sayang.
Pada masa Taman Kanak-kanak
ini anak belajar untuk dapat hidup dalam lingkungan yang lebih luas yang tidak
hanya terbatas pada lingkungan keluarga saja, dalam masa ini anak belajar untuk
dapat saling memberi dan berbagi dan belajar memperoleh kasih sayang dari
sesama dalam lingkungannya. c) Belajar bergaul dengan anak lain.
Anak belajar
mengembangkan kemampuannya untuk dapat bergaul dan berinteraksi dengan anak
lain dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.
d) Mengembangkan
pengendalian diri.
Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku
sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk mampu mengendalikan
dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Pada masa ini anak juga perlu
menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus
dihadapinya.
e) Belajar
bermacam-macam peran orang dalam masyarakat.
Anak belajar bahwa dalam
kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis pekerjaan yang dapat dilakukan yang
dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat
menghasilkan jasa bagi orang lain. Contoh, seorang dokter mengobati orang
sakit, guru mengajar anak-anak di kelas, pak polisi mengatur lalu lintas, dan lain
sebagainya.
f) Belajar untuk
mengenal tubuh masing-masing.
Pada masa ini anak
perlu mengetahui berbagai anggota tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimana penggunaannya.
Contoh, mulut untuk makan dan berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk
melihat dan sebagainya.
g) Belajar menguasai
ketrampilan motorik halus dan kasar.
Anak belajar mengkoordinasikan
otot-otot yang ada pada tubuhnya, baik otot kasar maupun otot halus. Kegiatan
yang memerlukan koordinasi otot kasar diantaranya berlari, melompat, menendang,
menangkap bola dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi
otot halus adalah pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.
h) Belajar mengenal
lingkungan fisik dan mengendalikan.
Pada masa ini
diharapkan anak mampu mengenal benda-benda yang ada di lingkungan, dan dapat menggunakannya
secara tepat. Contoh, anak belajar mengenal ciri-ciri benda berdasarkan ukuran,
bentuk, dan warnanya. Selain dari itu, anak dapat membandingkan satu benda
dengan benda lain berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.
i) Belajar menguasai kata-kata baru untuk
memahami anak/orang lain.
Anak belajar menguasai berbagai kata-kata baru
baik yang berkaitan dengan bendabenda yang ada di sekitarnya, maupun
berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh, anak dapat menyebutkan nama suatu
benda, atau mengajak anak lain untuk bermain, dan sebagainya.
j) Mengembangkan perasaan positif dalam
berhubungan dengan lingkungan.
Pada masa ini anak
belajar mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap apa-apa yang ada dalam
lingkungan, seperti pada teman sebaya, saudara, binatang kesayangan atau pada
benda-benda yang dimilikinya.
No comments:
Post a Comment