Iklim kerja merupakan lingkungan psikologis yang dirasakan oleh setiap
pegawai. Setiap pegawai memiliki penilaian-penilaian yang berbeda dalam
merasakan, mempersepsikan dan menghayati suasana atau iklim kerja
tersebut. Penilaian secara positif atau negatif terhadap iklim kerja
tersebut dapat melahirkan perasaan puas atau tidak puas pada diri
pegawai. Atas dasar itulah maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai: (1) iklim kerja dan (2) kepuasan kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung serta (3) hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja Pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Keramik, jl. Jend. Ahmad Yani 392 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei deskriptif, dengan sampel sebanyak 79 pegawai dan menggunakan teknik analisis korelasi tata jenjang (Rank Order Spearman).
Hasil penelitian menemukan, iklim kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori sangat kondusif; dimensi yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah dimensi hubungan dengan rekan kerja sebesar 55.09 dan dimensi yang memiliki nilai rata-rata terendah adalah dimensi penghargaan sebesar 22.62. Kepuasan Kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori puas; dimensi dengan rata-rata nilai tertinggi sebesar 19.71 adalah dimensi rekan kerja (co-workers) dan dimensi dengan nilai rata-rata terendah adalah kebijakan perusahaan dan penerapannya (company policies & practices) sebesar 15.03. Terdapat hubungan yang positif sedang antara iklim kerja dengan kepuasan kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung dengan koefisien korelasi sebesar 0.576 pada p>0.000.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) iklim kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori sangat kondusif; (2) dimensi iklim kerja yang tertinggi adalah dimensi hubungan dengan rekan kerja, sedangkan dimensi penghargaan merupakan dimensi iklim kerja yang terendah; (3) iklim kerja dimaknai positif apabila organisasi dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pegawai dari segi komitmen, penyesuaian, hubungan dengan rekan kerja, tanggung jawab, kejelasan struktur dan tugas, penghargaan serta hubungan atasan dan bawahan; (4) kepuasan kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori puas; (5) dimensi kepuasan kerja yang tertinggi adalah dimensi rekan kerja (co-workers), sedangkan dimensi yang terendah adalah dimensi kebijakan perusahaan dan penerapannya (company policies & practices); (6) kepuasan kerja dapat terwujud apabila tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang ideal dengan kondisi-kondisi aktual, misalnya dalam hal pemanfaatan kemampuan, prestasi, aktivitas, kemahiran, otoritas, kebijakan perusahaan dan penerapannya, rekan kerja, kreativitas, kemandirian, nilai-nilai moral, pengakuan, tanggung jawab, keamanan, pelayanan sosial, status sosial, hubungan dengan atasan, kemampuan teknikal atasan, variasi dan kondisi kerja; (7) Hubungan Iklim Kerja dengan Kepuasan Kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori sedang dengan koefisien korelasi sebesar 0.576 pada p>0.000. Semakin pegawai mempersepsikan iklim kerjanya secara positif, maka semakin tinggi kepuasan kerja pegawai; (8) iklim kerja menjadi salah satu faktor dalam menciptakan kepuasan kerja karena iklim kerja merupakan lingkungan psikologis yang dirasakan oleh pegawai dan kepuasan kerja adalah respon afektif pegawai sebagai hasil persepsi terhadap iklim kerja tersebut.
Implikasinya sebagai berikut: (1) pimpinan sebaiknya mempertahankan dan lebih meningkatkan iklim kerja terutama dari aspek pemberian penghargaan, agar pegawai merasa lebih diakui atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan baik, misalnya dengan pemberian promosi dan kenaikan tunjangan. Hal ini didasarkan pada prestasi dan jasa, bukan pada pertimbangan lain seperti senioritas atau aspek lainnya; (2) pimpinan sebaiknya membuat kebijakan dengan pertimbangan yang matang dan menerapkannya dengan sebaik mungkin. Hal ini dilakukan karena kebijakan tersebut merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi; (3) bagi peneliti yang tertarik mengambil tema penelitian mengenai iklim kerja dan kepuasan kerja diharapkan dapat membahas lebih mendalam mengenai iklim kerja dan kepuasan kerja guna memperkaya kajian ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, dengan cara menambah jumlah responden agar hasilnya lebih representatif atau dengan menambah variabel lain yang diduga terkait, misalnya kinerja pegawai, tampilan (performance) kerja dan produktivitas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai: (1) iklim kerja dan (2) kepuasan kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung serta (3) hubungan iklim kerja dengan kepuasan kerja Pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung. Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Keramik, jl. Jend. Ahmad Yani 392 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei deskriptif, dengan sampel sebanyak 79 pegawai dan menggunakan teknik analisis korelasi tata jenjang (Rank Order Spearman).
Hasil penelitian menemukan, iklim kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori sangat kondusif; dimensi yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah dimensi hubungan dengan rekan kerja sebesar 55.09 dan dimensi yang memiliki nilai rata-rata terendah adalah dimensi penghargaan sebesar 22.62. Kepuasan Kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori puas; dimensi dengan rata-rata nilai tertinggi sebesar 19.71 adalah dimensi rekan kerja (co-workers) dan dimensi dengan nilai rata-rata terendah adalah kebijakan perusahaan dan penerapannya (company policies & practices) sebesar 15.03. Terdapat hubungan yang positif sedang antara iklim kerja dengan kepuasan kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung dengan koefisien korelasi sebesar 0.576 pada p>0.000.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) iklim kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori sangat kondusif; (2) dimensi iklim kerja yang tertinggi adalah dimensi hubungan dengan rekan kerja, sedangkan dimensi penghargaan merupakan dimensi iklim kerja yang terendah; (3) iklim kerja dimaknai positif apabila organisasi dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pegawai dari segi komitmen, penyesuaian, hubungan dengan rekan kerja, tanggung jawab, kejelasan struktur dan tugas, penghargaan serta hubungan atasan dan bawahan; (4) kepuasan kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori puas; (5) dimensi kepuasan kerja yang tertinggi adalah dimensi rekan kerja (co-workers), sedangkan dimensi yang terendah adalah dimensi kebijakan perusahaan dan penerapannya (company policies & practices); (6) kepuasan kerja dapat terwujud apabila tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang ideal dengan kondisi-kondisi aktual, misalnya dalam hal pemanfaatan kemampuan, prestasi, aktivitas, kemahiran, otoritas, kebijakan perusahaan dan penerapannya, rekan kerja, kreativitas, kemandirian, nilai-nilai moral, pengakuan, tanggung jawab, keamanan, pelayanan sosial, status sosial, hubungan dengan atasan, kemampuan teknikal atasan, variasi dan kondisi kerja; (7) Hubungan Iklim Kerja dengan Kepuasan Kerja pegawai di Balai Besar Keramik-Bandung termasuk ke dalam kategori sedang dengan koefisien korelasi sebesar 0.576 pada p>0.000. Semakin pegawai mempersepsikan iklim kerjanya secara positif, maka semakin tinggi kepuasan kerja pegawai; (8) iklim kerja menjadi salah satu faktor dalam menciptakan kepuasan kerja karena iklim kerja merupakan lingkungan psikologis yang dirasakan oleh pegawai dan kepuasan kerja adalah respon afektif pegawai sebagai hasil persepsi terhadap iklim kerja tersebut.
Implikasinya sebagai berikut: (1) pimpinan sebaiknya mempertahankan dan lebih meningkatkan iklim kerja terutama dari aspek pemberian penghargaan, agar pegawai merasa lebih diakui atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan baik, misalnya dengan pemberian promosi dan kenaikan tunjangan. Hal ini didasarkan pada prestasi dan jasa, bukan pada pertimbangan lain seperti senioritas atau aspek lainnya; (2) pimpinan sebaiknya membuat kebijakan dengan pertimbangan yang matang dan menerapkannya dengan sebaik mungkin. Hal ini dilakukan karena kebijakan tersebut merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi; (3) bagi peneliti yang tertarik mengambil tema penelitian mengenai iklim kerja dan kepuasan kerja diharapkan dapat membahas lebih mendalam mengenai iklim kerja dan kepuasan kerja guna memperkaya kajian ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, dengan cara menambah jumlah responden agar hasilnya lebih representatif atau dengan menambah variabel lain yang diduga terkait, misalnya kinerja pegawai, tampilan (performance) kerja dan produktivitas.
Daftar Isi | s_psi_042964_table_of_content.pdf |
Bab I | s_psi_042964_chapter1.pdf |
Bab II | s_psi_042964_chapter2.pdf |
Bab III | s_psi_042964_chapter3.pdf |
Bab IV | s_psi_042964_chapter4.pdf |
Bab V | s_psi_042964_chapter5.pdf |
Daftar Pustaka | s_psi_042964_bibliography.pdf |
No comments:
Post a Comment