Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan strategi korelasional. Data penelitian diungkap dengan menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari Interpersonal Support Evaluation List (Cohen et al., 1985) dan Revised Self Disclosure Scale (Wheeles & Grotz, 1976). Dukungan sosial ditelaah melalui keempat komponennya yaitu appraisal support, belonging support, tangible support, dan esteem support. Keterbukaan diri ditelaah melalui lima komponen yakni kejujuran dan ketepatan, positif-negatif, kendali atas kedalaman, jumlah, dan harapan untuk terbuka.
Dukungan sosial didefinisikan dengan mengacu kepada pendapat Cohen & Wills (1985) yang menyatakan dukungan sosial sebagai persepsi mengenai ketersediaan sumber-sumber sosial. Sementara itu keterbukaan diri didefinisikan sebagai berbagai pesan mengenai diri sendiri yang dikomunikasikan seseorang kepada orang lain (Wheeless & Grotz, 1976).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan keterbukaan diri memiliki hubungan yang positif signifikan dengan koefisien korelasi sebesar 0.363 dan p-value sebesar 0.000. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini mengenai adanya hubungan yang positif signifikan antara persepsi tentang dukungan sosial dengan keterbukaan diri remaja akhir secara empirik diterima.
Berdasarkan perhitungan terhadap skor dukungan sosial maupun keterbukaan dirinya, mayoritas remaja Kota Bandung berada pada kategori sedang menuju tinggi. Hal tersebut menunjukkan adanya kemungkinan bagi para remaja untuk meningkatkan dukungan sosial maupun keterbukaan dirinya. Namun demikian, melalui pendekatan psikologis, peningkatan keterbukaan diri adalah hal yang lebih mungkin dilakukan. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa peningkatan dukungan sosial akan membutuhkan usaha yang lebih besar karena menyangkut pengkondisian lingkungan sosial.
Peningkatan dukungan sosial dan keterbukaan diri remaja merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja yang bersangkutan. Baik dukungan sosial maupun keterbukaan diri memiliki dampak positif bagi peningkan kesejahteraan psikologis individu di antaranya sebagai system penyangga dari bahaya stress. Bagi kalangan remaja akhir, dukungan sosial pada hakikatnya merupakan sebuah reaksi lingkungan sosial terhadap reaksi individu. Dengan demikian peningkatan dukungan sosial hendaknya diupayakan dengan cara memilih strategi yang tepat untuk terbuka terhadap lingkungan. Bagi penelitian yang akan datang, fokus penelitian hendaknya diarahkan pada inventarisasi berbagai faktor dukungan sosial maupun faktor-faktor keterbukaan diri individu. Hal tersebut dirasa penting untuk dilakukan mengingat dalam upaya peningkatan dukungan sosial dan keterbukaan diri, perlu diperhatikan pula faktor-faktor yang mempengaruhi kedua konstruk tersebut.
Daftar Isi | s_pls_044532_table_of_content.pdf |
Bab I | s_pls_044532_chapter2.pdf |
Bab II | s_pls_044532_chapter3.pdf |
Bab III | s_pls_044532_chapter3.pdf |
Bab IV | s_pls_044532_chapter4.pdf |
Bab V | s_pls_044532_chapter5.pdf |
Daftar Pustaka | s_pls_044532_bibliography.pdf |
No comments:
Post a Comment