Fenomena KDRT merupakan fenomena ‘gunung es’ yang semakin hari semakin
bertambah jumlahnya. Banyak diantara para korban KDRT yang memutuskan
untuk bercerai, namun tidak sedikit pula yang memutuskan untuk tetap
bertahan dalam perkawinannya walaupun ia mengalami KDRT. Penelitian ini
secara umum bertujuan untuk memperoleh data deskriptif mengenai konsep
diri korban KDRT yang berada di wilayah sampel penelitian. Dan secara
khusus, penelitian ini akan mengkaji lebih jauh mengenai alasan para
korban KDRT tersebut untuk terus bertahan dalam perkawinannya.
Teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah Self Concept Theory dari John Hattie. Teori ini membagi konsep diri individu ke dalam tiga aspek, yaitu deskripsi diri, ekspektasi diri, serta preskripsi diri individu. Serta beberapa teori yang menunjang penelitian ini, diantaranya mengenai KDRT, dan kajian mengenai perempuan yang bertahan dalam perkawinannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif. Fokus pada penelitian ini adalah konsep diri perempuan korban KDRT yang memutuskan untuk bertahan dalam perkawinannya. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua orang yang memenuhi karakteristik subjek dari penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan disertai observasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai pengambil data di lapangan dengan pedoman wawancara semi terstruktur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua subjek mempersepsikan dirinya sebagai seseorang yang tidak dapat merubah keadaan. Sehingga KDRT yang dialaminya dirasionalisasikan sebagai cobaan yang harus diterima dan dihadapi dengan sabar. Dengan demikian, berdasarkan analisis konsep diri, alasan mereka untuk tetap bertahan dalam perkawinannya adalah ketidakberdayaan (Helplessness).
Teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah Self Concept Theory dari John Hattie. Teori ini membagi konsep diri individu ke dalam tiga aspek, yaitu deskripsi diri, ekspektasi diri, serta preskripsi diri individu. Serta beberapa teori yang menunjang penelitian ini, diantaranya mengenai KDRT, dan kajian mengenai perempuan yang bertahan dalam perkawinannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus deskriptif. Fokus pada penelitian ini adalah konsep diri perempuan korban KDRT yang memutuskan untuk bertahan dalam perkawinannya. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua orang yang memenuhi karakteristik subjek dari penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan disertai observasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai pengambil data di lapangan dengan pedoman wawancara semi terstruktur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua subjek mempersepsikan dirinya sebagai seseorang yang tidak dapat merubah keadaan. Sehingga KDRT yang dialaminya dirasionalisasikan sebagai cobaan yang harus diterima dan dihadapi dengan sabar. Dengan demikian, berdasarkan analisis konsep diri, alasan mereka untuk tetap bertahan dalam perkawinannya adalah ketidakberdayaan (Helplessness).
Daftar Isi | |
Bab I | s_psi_043174_chapter1.pdf |
Bab II | s_psi_043174_chapter2.pdf |
Bab III | s_psi_043174_chapter3.pdf |
Bab IV | s_psi_043174_chapter4.pdf |
Bab V | s_psi_043174_chapter5.pdf |
Daftar Pustaka | s_psi_043174_bibliography.pdf |
No comments:
Post a Comment