Besarnya dampak ketunanetraan dan tingkat diskriminasi terhadap orang
tunanetra di Indonesia, membuat orang tunanetra lebih sulit untuk
mencapai karir yang baik. Dewasa ini masih jarang orang tunanetra yang
dapat sukses dalam berkarir. Banyak kita temui orang tunanetra yang
menjadi gelandangan atau pengemis di jalanan. Mereka menggunakan kondisi
ketunanetraannya untuk mendapatkan uang dengan mengharapkan belas
kasihan dari orang lain. Tapi ternyata ada juga beberapa orang tunanetra
yang sukses dalam berkarir. Contohnya adalah DT. DT adalah seorang
Dosen pada jurusan PLB (Pendidikan Luar Biasa) di UPI (Universitas
Pendidikan Indonesia), seorang Ketua Pertuni, Koordinator Mitra Netra
Jawa Barat dan juga seorang pembicara di berbagai forum ilmiah tingkat
nasional maupun internasional. Tunanetra yang sukses dalam berkarir
tentu adalah orang tunanetra yang sudah berhasil mengatasi dampak dari
ketunanetraannya sehingga tidak menjadi hambatan baginya dalam
memperoleh kesuksesan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana proses perkembangan pencapaian karir tunanetra. Penelitian ini
dilakukan pada salah seorang tunanetra yang memiliki karir yang bagus
yaitu DT yang berprofesi sebagai salah seorang dosen pada jurusan PLB di
UPI. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif
yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan
conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
beberapa permasalahan yang dihadapi oleh DT dalam proses perkembangan
karirnya, permasalahan itu diantaranya adalah permasalahan dalam hal
orientasi mobilitas, adaptasi, penerimaan diri, dan kesulitan untuk
mengakses informasi. Tetapi permasalahan-permasalahan tersebut dapat
diatasi dengan perpaduan dari beberapa faktor disamping faktor konsep
dirinya yang positif. Faktor-faktor yang berkontribusi dalam
perkembangan karir DT adalah faktor internal yang meliputi nilai-nilai
kehidupan, kemampuan intelektual, minat, bakat, pengetahuan, sifat-sifat
pribadi, dan keadaan jasmani DT, serta faktor eksternal yang meliputi
pengaruh dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah, teman sebaya, keadaan sosio-ekonomi keluarga dan keadaan
sosio-ekonomi negara. Saran untuk peneliti selanjutnya, agar peneliti
selanjutnya dapat meneliti tema yang sama dengan waktu terjadinya
ketunanetraan yang berbeda.
Artikel Terkait:
No comments:
Post a Comment