Dampak Model
Perubahan Konseptual Melalui Diskusi Kelas Untuk Meningkatkan
Penguasaankonsep Dan Kepekaan Sosial Siswa SD Dalam
Pembelajaran IPS
Model
Perubahan Konseptual adalah suatu model pembelajaran denganberdasarkan
pada pengetahuan awal siswa yang dapat diubah pandangannya sehingga dapat
mengakomodasikan pengetahuan baru dengan melibatkan pembangkitan dan
restrukturisasi konsepsi-konsepsi yang dibawa oleh siswa sebelum pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep dan kepekaan sosial siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model perubahan konseptual melalui diskusi kelas dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang dilaksanakan di SDN Wanakerta I dan II Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Untuk memperoleh data digunakan instrumen penelitian yang terdiri dari tes penguasaan konsep, angket kepekaan sosial, observasi kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan wawancara tanggapan guru. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan gain dalam penguasaan konsep dan kepekaan sosial siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model perubahan konseptual dalam kelas eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan N-Gain sebesar 0,50 dan sikap kepekaan sosial siswa sebesar 0,37 selama empat kali pertemuan. Sedangkan penggunaan model pembelajaran biasa atau konvensional dalam kelas kontrol dapat meningkatkan Penguasaan konsep dengan N-Gain sebesar 0,28 dan kepekaan sosial siswa sebesar 0,21 dalam empat kali pertemuan yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan Model Perubahan Konseptual dalam pembelajaran IPS bukan hal yang mudah.Oleh karena itu memerlukan perencanaan yang matang dan perlu kesabaran dalam permulaan pelaksanaan pembelajaran.Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran ini, guru perlu memperhatikan (a) cara penyajian bahan ajar yang menarik untuk memancing pengetahuan awal siswa, sehingga terjadi konflik kognitif dalam diri siswa agar dapat membedakan konsep yang benar dan salah, (b) harus menguasai konsep materi, agar materi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (c) dapat menyajikan materi untuk dikonfrontir (dihadapkan) antara konsep yang benar dengan pengetahuan awal siswa, (d) guru harus memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran, menguasai berbagai metode, dan tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi informasi, sehingga guru benar-benar berperan sebagai fasilitator belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep dan kepekaan sosial siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model perubahan konseptual melalui diskusi kelas dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang dilaksanakan di SDN Wanakerta I dan II Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Untuk memperoleh data digunakan instrumen penelitian yang terdiri dari tes penguasaan konsep, angket kepekaan sosial, observasi kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan wawancara tanggapan guru. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan gain dalam penguasaan konsep dan kepekaan sosial siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model perubahan konseptual dalam kelas eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan N-Gain sebesar 0,50 dan sikap kepekaan sosial siswa sebesar 0,37 selama empat kali pertemuan. Sedangkan penggunaan model pembelajaran biasa atau konvensional dalam kelas kontrol dapat meningkatkan Penguasaan konsep dengan N-Gain sebesar 0,28 dan kepekaan sosial siswa sebesar 0,21 dalam empat kali pertemuan yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan Model Perubahan Konseptual dalam pembelajaran IPS bukan hal yang mudah.Oleh karena itu memerlukan perencanaan yang matang dan perlu kesabaran dalam permulaan pelaksanaan pembelajaran.Untuk dapat melaksanakan model pembelajaran ini, guru perlu memperhatikan (a) cara penyajian bahan ajar yang menarik untuk memancing pengetahuan awal siswa, sehingga terjadi konflik kognitif dalam diri siswa agar dapat membedakan konsep yang benar dan salah, (b) harus menguasai konsep materi, agar materi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, (c) dapat menyajikan materi untuk dikonfrontir (dihadapkan) antara konsep yang benar dengan pengetahuan awal siswa, (d) guru harus memiliki kemampuan menggunakan media pembelajaran, menguasai berbagai metode, dan tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi informasi, sehingga guru benar-benar berperan sebagai fasilitator belajar.
Daftar Isi | t_pd_0808122_table_of_content.pdf |
Bab I | t_pd_0808122_chapter1.pdf |
Bab II | t_p1861_0808122_chapter2.pdf |
Bab III | t_p1861_0808122_chapter3.pdf |
Bab IV | t_p1861_0808122_chapter4.pdf |
Bab V | t_p1861_0808122_chapter5.pdf |
Daftar Pustaka | t_p1861_0808122_bibliography.pdf |
No comments:
Post a Comment