Konsep Tasawuf dan Hubungannya dengan Pendidikan akhlak (Telaah Pemikiran Hamka) | ||
Penulis | : | |
Tahun | : | 2011 |
Fakultas | : | Tarbiyah |
Jurusan | : | Pendidikan Agama Islam |
Pembimbing | : | 1) Dr. H. M. Zainuddin, MA. |
Kata Kunci | : | Konsep, Tasawuf, Pendidikan, Hamka |
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki.Meski banyak rumusan-rumusan tentang kebahagiaan datang, namun Islamlah satu-satunya jalan itu. Agama yang akan dijadikan sandaran dan kerangka hidup bukanlah agama Islam yang saat ini dipahami telah terpecah belah menjadi memiliki sekte-sektenya masing-masing, dan dengan praktik ibadah yang mereka buat serta mereka yakini masing-masing untuk diamalkan, sehingga sesungguhnya mereka sendiri telah jauh dari sumber utama (al Qur’an dan Sunnah). Olehkarenanya,Hamka menginginkan agar agama Islam yang menjadi kerangka dalam hidup itu adalah agama Islam yang murni, dan terbebas dari praktik syirik, bid’ah dan khurafât.
Konsep-konsep tasawuf yang di terangkan Hamka sangat dinamis. Ia memahami tasawuf dengan pemahaman yang lebih tepat dengan ruh dan semangat ajaran Islam. Hamka tidak memahami tasawuf sebagaimana gerakan tarekat dan sufistik pada umumnya.Tasawuf model Hamka ini menandingi tasawuf tradisional yang cenderung membawa bibit-bibit kebid’ahan, khurafat, dankesyirikan. Sementara Hamka adalah ulama modernis (Mujaddid) yang begitu anti dengan hal-hal tersebut.Dapat dikatakan, corak tasawuf Hamka adalah tasawuf pemurnian.
Mengingat betapa penciptaan tasawuf dan pendidikan bukanlah hal yang kecil dan mudah tercapai,maka muncullah konsep tasawuf yang dituangkan dari pemikiran atau ide tentang hal-hal yang berkaitan dengan tasawuf yang diungkapkan oleh banyak tokohmuslim,salah satunya adalah pengarang bukuTasawuf Modern,Hamka.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian libraryresearch, Teknik pengumpulan data, dalam hal ini penulis melakukan identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, suratkabar, majalah dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian tentang konsep pemikiran Hamka tentangtasawuf. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui buku-buku, dokumen,
majalah internet (web).
2) Menganalisa data-data tersebut sehingga peneliti bisa menyimpulkan
tentang masalah yang dikaji.
Pada penelitian ini penulis memgambil tiga rumusan masalah yaitu:
(1)Bagaimana konsep pemikiran hamka tentangtasawuf
(2)Bagaimana hubungan antara tasawuf dengan zuhud
(3)Bagaimana hubungan antara tasawuf dengan kehidupan modern
Hasil penelitian ini yaitu:
(1) Hamka menilai bahwa tasawuf adalah sebuah disiplin ilmu yang telah mapan di dalam kajian Islam. Hamka memaknai Tasawuf dengan Shifa’ul Qalbi, artinya membersihkan hati, pembersihan budi pekerti dari perangai-perangai yang tercela, lalu memperhias diri dengan perangai yang terpuji. Hamka memaknai maksud semula dari tasawuf yaitu membersihkan jiwa, mendidik dan mempertinggi derajat budi, menekan segala kelobaan dan kerakusan, memerangi sahwat yang terlebih dari keperluan untuk keperluan diri.
(2) Tasawuf merupakan pondasi bagi insan yang berkecimpung didunia pendidikan. Jadi, hubungan antara tasawuf dengan pendidikan itu sangat erat. Hal itu bisa kita lihat dari konsep pendidikan yang dilontarkan oleh Hamka. Tanpa tasawuf menurut perspektif saya pendidikan tidak akan berjalan sacara mulus bahkan out putnya pun tidak seperti yang diharapkan oleh pendidikan itu sendiri.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menggugah kesadaran umat Islam akan kesesuaian pemikiran tokoh tasawuf dan mengilhami munculnya penelitian yang lebih mendalam dan integral tentang ajaran tasawuf.
Konsep-konsep tasawuf yang di terangkan Hamka sangat dinamis. Ia memahami tasawuf dengan pemahaman yang lebih tepat dengan ruh dan semangat ajaran Islam. Hamka tidak memahami tasawuf sebagaimana gerakan tarekat dan sufistik pada umumnya.Tasawuf model Hamka ini menandingi tasawuf tradisional yang cenderung membawa bibit-bibit kebid’ahan, khurafat, dankesyirikan. Sementara Hamka adalah ulama modernis (Mujaddid) yang begitu anti dengan hal-hal tersebut.Dapat dikatakan, corak tasawuf Hamka adalah tasawuf pemurnian.
Mengingat betapa penciptaan tasawuf dan pendidikan bukanlah hal yang kecil dan mudah tercapai,maka muncullah konsep tasawuf yang dituangkan dari pemikiran atau ide tentang hal-hal yang berkaitan dengan tasawuf yang diungkapkan oleh banyak tokohmuslim,salah satunya adalah pengarang bukuTasawuf Modern,Hamka.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian libraryresearch, Teknik pengumpulan data, dalam hal ini penulis melakukan identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, suratkabar, majalah dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian tentang konsep pemikiran Hamka tentangtasawuf. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui buku-buku, dokumen,
majalah internet (web).
2) Menganalisa data-data tersebut sehingga peneliti bisa menyimpulkan
tentang masalah yang dikaji.
Pada penelitian ini penulis memgambil tiga rumusan masalah yaitu:
(1)Bagaimana konsep pemikiran hamka tentangtasawuf
(2)Bagaimana hubungan antara tasawuf dengan zuhud
(3)Bagaimana hubungan antara tasawuf dengan kehidupan modern
Hasil penelitian ini yaitu:
(1) Hamka menilai bahwa tasawuf adalah sebuah disiplin ilmu yang telah mapan di dalam kajian Islam. Hamka memaknai Tasawuf dengan Shifa’ul Qalbi, artinya membersihkan hati, pembersihan budi pekerti dari perangai-perangai yang tercela, lalu memperhias diri dengan perangai yang terpuji. Hamka memaknai maksud semula dari tasawuf yaitu membersihkan jiwa, mendidik dan mempertinggi derajat budi, menekan segala kelobaan dan kerakusan, memerangi sahwat yang terlebih dari keperluan untuk keperluan diri.
(2) Tasawuf merupakan pondasi bagi insan yang berkecimpung didunia pendidikan. Jadi, hubungan antara tasawuf dengan pendidikan itu sangat erat. Hal itu bisa kita lihat dari konsep pendidikan yang dilontarkan oleh Hamka. Tanpa tasawuf menurut perspektif saya pendidikan tidak akan berjalan sacara mulus bahkan out putnya pun tidak seperti yang diharapkan oleh pendidikan itu sendiri.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menggugah kesadaran umat Islam akan kesesuaian pemikiran tokoh tasawuf dan mengilhami munculnya penelitian yang lebih mendalam dan integral tentang ajaran tasawuf.
No comments:
Post a Comment