Pengelolaan Lingkungan Belajar Siswa Madrasah Ibtidaiyah di MI. Roudlotus Salamah Purworejo Pasuruan | ||
Penulis | : | |
Tahun | : | 2010 |
Fakultas | : | Tarbiyah |
Jurusan | : | Pendidikan Agama Islam |
Pembimbing | : | 1) Drs. Sudiyono. |
Kata Kunci | : | Pengelolaan, Lingkungan Belajar Siswa, Madrasah Ibtidaiyah |
Pengelolaan adalah penyelenggaraan atau kepengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien. Sedangkan lingkungan belajar adalah yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses belajar mengajar atau pendidikan; tanpa adanya lingkungan, pendidikan tidak akan dapat berlangsung. Ki Hajar Dewantoro membedakan lingkungan pendidikan menjadi 3 bagian, yaiu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Siswa atau peserta didik adalah yang berfungsi sebagai obyek yang sekaligus sebagai subyek pendidikan; sebagai obyek karena siswa tersebut menerima perlakuan-perlakuan tertentu, tetapi dalam pendidikan modern, siswa lebih dekat dikatakan sebagai subyek atau pelaku pendidikan.
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pelaksanaan pendidikan ini adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masyarakat, sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua yang bertanggung jawab terhadap proses pengembangan potensi dasar anak beserta keluarga. Dalam rangka membimbing dan membantu anak didik dalam mengembangkan jati dirinya memerlukan suatu keadaan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan kreatifitas belajar anak.
Suatu kondisi yang kondusif merupakan salah satu ciri lingkungan belajar dikatakan baik, untuk dapat merealisasikan kondisi yang baik tersebut memrlukan upaya-upaya pengelolaan yang maksimal. Dalam hal ini kepala sekolah dan para guru mempunyai peranan penting dalam mengelola lingkungan belajar di sekolah.
Disamping itu kepala sekolah dan para guru mempunyai tugas penuh atas pengelolaan sekolah, pengaturan kelas dalam rangka menata organisasi sekolah sekaligus melakukan pengelolaan terhadap lingkungan belajar di sekolah sebagaimana tercantum dalam UU RI No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat 1 yang menyatakan bahwa ” kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelengaraan pendidikan dalam lingkungan sekolahnya”.
Suasana atau kondisi lingkungan yang kondusif akan berpengaruh pada proses belajar mengajar siswa di sekolah. Lingkungan belajar yang baik
cenderung mendorong anak untuk belajar dengan tenang dan konsentrasi. Masalah pengelolaan lingkungan ini meskipun tanggung jawab penuh kepala sekolah dan guru, tetapi juga harus didukung oleh siswa dalam hal yang berkaitan antara lain kedisiplinan, tata tertib, serta interaksi sosial di sekolah. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mencoba melihat dari dekat (penelitian empiris) tentang bagaimana keadaan lingkungan belajar di MI. Roudlotus Salamah Purworejo Pasuruan, bagaimana pengelolaan lingkungan belajar yang dilihat melalui usahausaha para pengelola lingkungan belajar sekolah dalam karya ini lebih difokuskan kepada sekolah dan para guru, kebijakan- kebijakan apa yang diambil serta apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan lingkungan belajar di sekolah.
Kemudian dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan adalah menggunakan purposive sampling yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dengan sengaja dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi. Dalam hal ini yang dimasukkan dalam sampel adalah sebanyak 6 orang yaitu mereka yang berkompeten dengan masalah yang sedang diteliti. Selanjutnya dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, interview serta dokumenter.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan belajar di MI. Roudlotus Salamah Purworejo Pasuruan secara intern (dalam sekolah) maupun ekstern (luar sekolah) masih perlu diperbaiki, sehingga yang menjadi program utama di MI. Roudlutus Salamah adalah peningkatan mutu pendidikan yang lebih
maju. Meskipun demikian lembaga hendaknya selalu berusaha memperbaiki diri dan mengatasi masalah-masalah yang masih ada baik masalah yang menyangkut pengelolaan fisik maupun pengelolaan siswa di MI. Roudlotus Salamah Purworejo Pasuruan.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka diharapkan pihak sekolah senantiasa
menjaga keseimbangan lingkungan belajar sekolah secara intern maupun ekstern yang masih perlu banyak perbaikan, memanajemen dengan meningkatkan usaha-usaha pengelolaan lingkungan belajar yang sudah ada serta membuat kebijakankebijakan baru, lebih meningkatkan kerja sama dengan setiap personal dan masyarakat sekitar agar masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pelaksanaan pendidikan ini adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masyarakat, sekolah sebagai lembaga pendidikan kedua yang bertanggung jawab terhadap proses pengembangan potensi dasar anak beserta keluarga. Dalam rangka membimbing dan membantu anak didik dalam mengembangkan jati dirinya memerlukan suatu keadaan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan kreatifitas belajar anak.
Suatu kondisi yang kondusif merupakan salah satu ciri lingkungan belajar dikatakan baik, untuk dapat merealisasikan kondisi yang baik tersebut memrlukan upaya-upaya pengelolaan yang maksimal. Dalam hal ini kepala sekolah dan para guru mempunyai peranan penting dalam mengelola lingkungan belajar di sekolah.
Disamping itu kepala sekolah dan para guru mempunyai tugas penuh atas pengelolaan sekolah, pengaturan kelas dalam rangka menata organisasi sekolah sekaligus melakukan pengelolaan terhadap lingkungan belajar di sekolah sebagaimana tercantum dalam UU RI No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat 1 yang menyatakan bahwa ” kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas penyelengaraan pendidikan dalam lingkungan sekolahnya”.
Suasana atau kondisi lingkungan yang kondusif akan berpengaruh pada proses belajar mengajar siswa di sekolah. Lingkungan belajar yang baik
cenderung mendorong anak untuk belajar dengan tenang dan konsentrasi. Masalah pengelolaan lingkungan ini meskipun tanggung jawab penuh kepala sekolah dan guru, tetapi juga harus didukung oleh siswa dalam hal yang berkaitan antara lain kedisiplinan, tata tertib, serta interaksi sosial di sekolah. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk mencoba melihat dari dekat (penelitian empiris) tentang bagaimana keadaan lingkungan belajar di MI. Roudlotus Salamah Purworejo Pasuruan, bagaimana pengelolaan lingkungan belajar yang dilihat melalui usahausaha para pengelola lingkungan belajar sekolah dalam karya ini lebih difokuskan kepada sekolah dan para guru, kebijakan- kebijakan apa yang diambil serta apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan lingkungan belajar di sekolah.
Kemudian dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan adalah menggunakan purposive sampling yaitu sampling dimana pengambilan elemen-elemen yang dimasukkan dengan sengaja dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi. Dalam hal ini yang dimasukkan dalam sampel adalah sebanyak 6 orang yaitu mereka yang berkompeten dengan masalah yang sedang diteliti. Selanjutnya dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode observasi, interview serta dokumenter.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan belajar di MI. Roudlotus Salamah Purworejo Pasuruan secara intern (dalam sekolah) maupun ekstern (luar sekolah) masih perlu diperbaiki, sehingga yang menjadi program utama di MI. Roudlutus Salamah adalah peningkatan mutu pendidikan yang lebih
maju. Meskipun demikian lembaga hendaknya selalu berusaha memperbaiki diri dan mengatasi masalah-masalah yang masih ada baik masalah yang menyangkut pengelolaan fisik maupun pengelolaan siswa di MI. Roudlotus Salamah Purworejo Pasuruan.
Berdasarkan kesimpulan di atas maka diharapkan pihak sekolah senantiasa
menjaga keseimbangan lingkungan belajar sekolah secara intern maupun ekstern yang masih perlu banyak perbaikan, memanajemen dengan meningkatkan usaha-usaha pengelolaan lingkungan belajar yang sudah ada serta membuat kebijakankebijakan baru, lebih meningkatkan kerja sama dengan setiap personal dan masyarakat sekitar agar masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
No comments:
Post a Comment