Pewarisan nilai-nilai budaya lokal melalui pendidikan formal merupakan upaya untuk mencegah masuknya pangaruh negatif globalisasi, baik berupa penurunan kualitas lingkungan maupun terkikisnya nilai budaya bangsa. Untuk itu diperlukan kajian nilai lokal mana saja yang layak dijadikan sumber belajar sekaligus mengkaji pengaruh sumber belajar tersebut terhadap peningkatan kualitas hasil belajar.
Metode yang digunakan adalah etnografi dan penelitian tindakan. Etnografi dipandang tepat untuk mengkaji kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat Kuta di Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Sedangkan penelitian tindakan dipandang tepat untuk mengkaji sejauh mana sumber belajar kearifan lingkungan masyarakat Kuta memiliki makna bagi pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Tambaksari.
Hasil penelitian menunjukkan, kearifan lingkungan sebagai salah satu nilai budaya yang hidup berkembang dalam masyarakat Kuta telah mampu menjadikan lingkungan alam Kuta tetap lestari. Selain kearifan lingkungan, dalam budaya masyarakat Kuta terdapat nilai kesederhanaan, kesetiaan, solidaritas, kesopanan, kebersamaan, gotong royong, saling mengasihi, keseimbangan dan keberlanjutan yang tercermin dari berbagai tabu dan perilaku masyarakatnya.
Keberlanjutan lingkungan tentu bukan hanya kebutuhan masyarakat adat Kuta melainkan kebutuhan seluruh umat manusia. Untuk itu, melembagakan kembali nilai-nilai lokal adalah kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam konteks apapun nilai yang terkandung dalam budaya lokal termasuk dalam hal ini kearifan lingkungan tetap penting untuk diwariskan kepada peserta didik. Nilai itu bersifat universal, yang berbeda hanyalah artikulasinya. Dengan demikian, nilai budaya lokal khususnya kearifan lingkungan sangat penting untuk menjadikan pembelajaran IPS semakin bermakna di samping mengeliminir kekurangan sumber pembelajaran yang sering dikeluhkan oleh para guru di lapangan.
Arti penting sumber belajar kearifan lingkungan dalam pendidikan IPS terlihat dari hasil penelitian tindakan yang menunjukkan dua hal penting, pertama: minat dan gairah belajar peserta didik mengalami peningkatan yang terlihat dari kegiatan pembelajaran siklus kedua hingga siklus terakhir. Motivasi semakin meningkat ketika guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menggali nilai budaya tersebut langsung dari subjeknya, yaitu masyarakat adat Kampung Kuta. Kedua, guru tidak lagi menjadikan buku dan dirinya sebagai sumber pembelajaran terpenting. Pada akhirnya, peserta didik dapat mencocokan apa yang diterima di dalam kelas dengan kenyataan yang ada di lingkungannya.
Metode yang digunakan adalah etnografi dan penelitian tindakan. Etnografi dipandang tepat untuk mengkaji kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat Kuta di Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Sedangkan penelitian tindakan dipandang tepat untuk mengkaji sejauh mana sumber belajar kearifan lingkungan masyarakat Kuta memiliki makna bagi pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 Tambaksari.
Hasil penelitian menunjukkan, kearifan lingkungan sebagai salah satu nilai budaya yang hidup berkembang dalam masyarakat Kuta telah mampu menjadikan lingkungan alam Kuta tetap lestari. Selain kearifan lingkungan, dalam budaya masyarakat Kuta terdapat nilai kesederhanaan, kesetiaan, solidaritas, kesopanan, kebersamaan, gotong royong, saling mengasihi, keseimbangan dan keberlanjutan yang tercermin dari berbagai tabu dan perilaku masyarakatnya.
Keberlanjutan lingkungan tentu bukan hanya kebutuhan masyarakat adat Kuta melainkan kebutuhan seluruh umat manusia. Untuk itu, melembagakan kembali nilai-nilai lokal adalah kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam konteks apapun nilai yang terkandung dalam budaya lokal termasuk dalam hal ini kearifan lingkungan tetap penting untuk diwariskan kepada peserta didik. Nilai itu bersifat universal, yang berbeda hanyalah artikulasinya. Dengan demikian, nilai budaya lokal khususnya kearifan lingkungan sangat penting untuk menjadikan pembelajaran IPS semakin bermakna di samping mengeliminir kekurangan sumber pembelajaran yang sering dikeluhkan oleh para guru di lapangan.
Arti penting sumber belajar kearifan lingkungan dalam pendidikan IPS terlihat dari hasil penelitian tindakan yang menunjukkan dua hal penting, pertama: minat dan gairah belajar peserta didik mengalami peningkatan yang terlihat dari kegiatan pembelajaran siklus kedua hingga siklus terakhir. Motivasi semakin meningkat ketika guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menggali nilai budaya tersebut langsung dari subjeknya, yaitu masyarakat adat Kampung Kuta. Kedua, guru tidak lagi menjadikan buku dan dirinya sebagai sumber pembelajaran terpenting. Pada akhirnya, peserta didik dapat mencocokan apa yang diterima di dalam kelas dengan kenyataan yang ada di lingkungannya.
Daftar Isi | t_ips_0907496_table_of_content.pdf |
Bab I | t_ips_0907496_chapter1.pdf |
Bab II | t_ips_0907496_chapter2.pdf |
Bab III | t_ips_0907496_chapter3.pdf |
Bab IV | t_ips_0907496_chapter4.pdf |
Bab V | t_ips_0907496_chapter5.pdf |
Daftar Pustaka | t_ips_0907496_bibliography.pdf |
No comments:
Post a Comment