Sistem adsorpsi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu: metode kolom dan metode batch. Metode kolom dipandang lebih efektif karena kolom yang sudah digunakan dapat diregenerasi kembali. Biomassa mempunyai kelemahan karena mudah terdegradasi oleh mikroba dan akan menggumpal ketika dikemas di dalam kolom, sehingga perlu dilakukan immobilisasi biomassa enceng gondok pada matriks polisilikat. Penelitian ini difokuskan pada penentuan kapasitas pertukaran ion dan perubahannya, dengan dilakukan regenerasi sebanyak 7 kali menggunakan larutan NaCl jenuh. Penentuan kapasitas adsorpsi merkuri(II) dengan variasi konsentrasi 25, 50, 75, 100, 125 dan 150 mg/L pada pH optimum 6 dan laju alir 3 mL/menit dengan metode kolom. Penentuan laju alir optimum dengan variasi laju alir 0,5, 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 mL/menit pada pH 6 dan konsentrasi optimum 100 mg/L. Penentuan kapasitas adsorpsi merkuri(II) menggunakan metode kolom dan batch pada konsentrasi 20 mg/L dengan laju alir 2 mL/menit dan waktu pengocokan 50 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enceng gondok mampu mengadsorpsi logam merkuri(II) melalui mekanisme pertukaran ion. Kapasitas pertukaran ion yang diperoleh sebesar 13,75 mmol per gram adsorben, dengan menggunakan ion Na+ yang dapat dipertukarkan dengan ion H+. Kapasitas pertukaran ion mengalami penurunan setelah diregenerasi sebanyak 7 kali dengan mengikuti persamaan y =13,27e-0,2723x, y adalah kapasitas pertukaran ion dan x adalah jumlah regenerasi. Kapasitas adsorpsi Hg2+ optimum sebesar 9,0937 mg/g, sedangkan laju alir optimumnya adalah 3 mL/menit. Adsorpsi merkuri(II) menggunakan metode kolom lebih baik dari pada metode batch dengan nilai kapasitas adsorpsi metode kolom sebesar 3,9375 mg/g dan metode batch sebesar 1,775 mg/g, artinya kapasitas adsorpsi metode kolom 2 kali lebih besar dari pada metode batch.
No comments:
Post a Comment