Pemanfaatan karbon aktif biji kelor (Moringa oleifera. Lamk) sebagai adsorben minyak goreng bekas merupakan salah satu cara pemanfaatan sumber daya alam, sebagaimana firman Allah QS. Al-Imron (3) :191 yang menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu tidaklah sia-sia. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan suhu interaksi serbuk karbon aktif biji kelor dengan minyak goreng untuk mengetahui adsorbsi maksimal proses interaksi dengan minyak goteng bekas terhadap angka iodin, angka peroksida dan kekeruhan minyak. Penelitian ini meliputi: pembuatan karbon aktif dari biji kelor, proses despicing, proses netralisasi dan penambahan serbuk karbon aktif biji kelor pada minyak goreng bekas dengan variasi suhu interaksi 50 °C, 70 °C, 90 °C, 110 °C, 130 °C, 150 °C, analisa angka iodin, angka peroksida dan kekeruhan pada minyak hasil interaksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa angka iodin terbesar diperoleh pada suhu interaksi 110 °C sebesar 12,135. Pada proses ini serbuk karbon aktif biji kelor berinteraksi maksimal dalam menyerap senyawa penyebab terbentuknya ikatan tungaal yang ada pada minyak goreng. Angka peroksida terkecil diperoleh pada suhu interaksi 110 °C sebesar 2,085 meq/kg. Hal ini disebabkan interaksi maksimal dari serbuk karbon aktif biji kelor dengan senyawa peroksida yang ada pada minyak goreng. Kekeruhan minyak goreng terkecil diperoleh pada suhu 110 °C sebesar 0,57 NTU. Hal ini disebabkan pada suhu 110 °C terjadi adsorbsi pengotor dan warna terbanyak pada minyak goreng.
No comments:
Post a Comment