Pengawetan adalah suatu teknik yang digunakan sehingga barang tersebut tidak mudah rusak. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh variasi konsentrasi terhadap efektivitas antibakteri ekstrak tunggal dan pengaruh ekstrak gabungan dari daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap efektivitas antibakteri yakni pada bakteri Pseudomonas fluorescens dan Micrococcus luteus. Penelitian ini meliputi ekstraksi yang dilakukan dengan metode maserasi ekstrak kasar tanin, flavonoid dan triterpenoid. Penentuan aktifitas antibakteri ekstrak kasar pada bakteri M. luteus dan P. fluorescens menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi ekstrak 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 mg/mL. Selanjutnya ekstrak gabungan dengan kombinasi tanin-flavonoid dan tanintriterpenoid. Penelitian uji fitokimia menunjukkan bahwa daun belimbing wuluh mengandung senyawa tanin, flavonoid dan triterpenoid.
Uji antibakteri menggunakan parameter DHM dan DBM kemudian diketahui adanya pengaruh variasi konsentrasi terhadap efektivitas antibakteri ekstrak tunggal dari daun belimbing wuluh yaitu tanin (0,1 mg/mL dengan luas zona hambat 23,33 mm) pada bakteri M. luteus, sedangakan pada bakteri P. fluorescens triterpenoid (0,1 mg/mL luas zona hambat 21 mm). Hal tersebut diperkuat oleh hasil uji statistik uji F dan dilanjutkan BNT 5% dengan perhitungan manual dan program SPSS versi 15 for windows diketahui berbeda nyata (signifikasi < 0,05). Sedangkan, pada ekstrak gabungan tanin-flavonoid dan tanin-triterpenoid diketahui tidak adanya pengaruh terhadap efektivitas antibakteri dari daun belimbing wuluh pada bakteri M. luteus dan bakteri P. fluorescens. Hal tersebut diperkuat oleh hasil uji statistik uji diketahui bahwa dengan hitung < tabel (5%).
No comments:
Post a Comment