Penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang dengan pemanasan pada suhu tinggi akan menyebabkan terbentuknya berbagai senyawa hasil oksidasi lemak berupa seyawa alkohol, aldehid, keton, hidrokarbon, ester serta bau tengik yang akan mempengaruhi mutu dan gizi bahan pangan yang digoreng. Minyak goreng bekas merupakan limbah yang dapat diolah kembali dengan proses pemucatan menggunakan adsorben. Sistem adsorpsi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu : metode kolom dan metode batch. Metode kolom dipandang lebih efektif karena kolom yang sudah digunakan dapat diregenerasi kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar asam lemak bebas (FFA), angka peroksida, dan perubahan warna minyak goreng bekas setelah dilewatkan melalui kolom yang berisi adsorben karbon aktif biji kelor, bentonit teraktivasi dan campuran dari bentonit teraktivasi dengan karbon aktif biji kelor. Penelitian ini meliputi: (1) Pembuatan karbon aktif dari biji kelor dengan dehidrasi, karbonisasi dilakukan satu tahap dengan cara dipanaskan dalam tanur pada temperatur 600oC selama 3 jam dan aktivasi kimia menggunakan larutan NaCl (2) Pemurnian minyak goreng bekas dengan cara depicing, netralisasi, bleaching dengan ketiga jenis adsorben melalui kolom (3) Penentuan angka peroksida, asam lemak bebas dan warna minyak goreng baru, minyak goreng bekas, hasil despicing, netralisasi, hasil bleaching pada masing-masing adsorben menggunakan kolom Hasil penelitian menunjukkan asam lemak bebas pada minyak goreng baru, bekas, despicing, netralisasi berturut-turut 0,037 %,0,448 %, 0,211 %, 0,148 %. Angka peroksida pada minyak goreng baru, bekas, despicing, netralisasi berturutturut 1,32 meq/kg, 4,58 meq/kg, 4,00 meq/kg, 3,96 meq/kg. Minyak hasil netralisasi yang telah diinteraksikan dengan adsorben melalui kolom menunjukkan asam lemak bebas 0,141 % pada adsorben karbon aktif biji kelor, 0,145 % pada adsorben bentonit teraktivasi dan 0,142 % pada adsorben campuran. Angka peroksida 2,49 meq/kg pada adsorben karbon aktif biji kelor, 2,39 meq/kg pada adsorben bentonit teraktivasi dan 2,37 meq/kg pada adsorben campuran. Hasil penelitian menunjukkan kadar FFA mengalami penurunan sebesar 69 % menggunakan adsorben karbon aktif biji kelor dan angka peroksida sebesar 48 % menggunakan adsorben campuran. Sedangkan warna minyak goreng mengalami peningkatan. Untuk warna cerah (L) mengalami peningkatan sebesar 29.98 %, warna merah (a*) 48,2 %, dan warna kuning (b*) 42, 8 %.
No comments:
Post a Comment