Dalam Al-Qur’an telah disebutkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang
kekuasaan Allah, sehingga apa yang telah di ciptakanNya patut disyukuri dan di
pelejari (QS Al-Imran 190-191). Wijen atau Sesamum indicum L. dan Sesamum
orientalis L. adalah semak semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae.
Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai
minyak wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya. Wijen alias sesame telah
disebut dalam mitologi Assyiria. Kejayaan wijen tidak berakhir di situ, sejak
3.000 SM India dan Afrika sudah menanam dan memanfaatkan wijen. Meski
ribuan tahun berlalu, hingga kini wijen tetap dimanfaatkan. Tanaman wijen
memerlukan suhu yang cukup tinggi untuk tumbuh, tanaman ini cukup tahan
terhadap kondisi kering, meskipun hasilnya akan turun jika kurang mendapat
pengairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh priming
menggunakan Polyethyle Glycol (PEG) 6000 terhadap viabilitas tanaman benih
wijen (Sesamum indicum L.)
Penelitian ini dilaksanakandi Laboratorium Biologi UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang pada April 2010. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor dan 3 kali ulangan.
Faktor utama adalah konsentrasi PEG 6000 yakni konsentrasi 0 %, 2,5 %, 5 %,
7,5 % dan 10 %. Faktor perlakuan lama perendaman 3 jam, 6 jam, 9 jam dan 12
jam.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis variansi dan untuk
menegetahui kombinasi perlakuan terbaik dilakukan dilakukan uji Duncan
Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikan 5 %. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh priming menggunakan PEG 6000 terhadap
viabilitas benih tanaman wijen (Sesamum indicum L.). Perlakuan 10 % (K4)
menunjukkan daya kecambah yang tertinggi, tetapi tidak berbeda nyata dengan
(K2) dan K1 memberikan daya berkecambah tertinggi. Perlakuan perendaman
benih wijen tanpa PEG (control) 7,5 % (K3) menghasilkan nilai persentase daya
kecambah yang rendah. Tidak terdapat pengaruh intraksi dari perlakuan
konsentrasi dan lama perendaman dalam PEG terhadap viabilitas benih wijen.
kekuasaan Allah, sehingga apa yang telah di ciptakanNya patut disyukuri dan di
pelejari (QS Al-Imran 190-191). Wijen atau Sesamum indicum L. dan Sesamum
orientalis L. adalah semak semusim yang termasuk dalam famili Pedaliaceae.
Tanaman ini dibudidayakan sebagai sumber minyak nabati, yang dikenal sebagai
minyak wijen, yang diperoleh dari ekstraksi bijinya. Wijen alias sesame telah
disebut dalam mitologi Assyiria. Kejayaan wijen tidak berakhir di situ, sejak
3.000 SM India dan Afrika sudah menanam dan memanfaatkan wijen. Meski
ribuan tahun berlalu, hingga kini wijen tetap dimanfaatkan. Tanaman wijen
memerlukan suhu yang cukup tinggi untuk tumbuh, tanaman ini cukup tahan
terhadap kondisi kering, meskipun hasilnya akan turun jika kurang mendapat
pengairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh priming
menggunakan Polyethyle Glycol (PEG) 6000 terhadap viabilitas tanaman benih
wijen (Sesamum indicum L.)
Penelitian ini dilaksanakandi Laboratorium Biologi UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang pada April 2010. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 (dua) faktor dan 3 kali ulangan.
Faktor utama adalah konsentrasi PEG 6000 yakni konsentrasi 0 %, 2,5 %, 5 %,
7,5 % dan 10 %. Faktor perlakuan lama perendaman 3 jam, 6 jam, 9 jam dan 12
jam.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis variansi dan untuk
menegetahui kombinasi perlakuan terbaik dilakukan dilakukan uji Duncan
Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf signifikan 5 %. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh priming menggunakan PEG 6000 terhadap
viabilitas benih tanaman wijen (Sesamum indicum L.). Perlakuan 10 % (K4)
menunjukkan daya kecambah yang tertinggi, tetapi tidak berbeda nyata dengan
(K2) dan K1 memberikan daya berkecambah tertinggi. Perlakuan perendaman
benih wijen tanpa PEG (control) 7,5 % (K3) menghasilkan nilai persentase daya
kecambah yang rendah. Tidak terdapat pengaruh intraksi dari perlakuan
konsentrasi dan lama perendaman dalam PEG terhadap viabilitas benih wijen.
No comments:
Post a Comment