Semua orang tua pasti menginginkan anaknya lahir dengan selamat dan normal, baik secara fisik, perilaku, maupun mental. Akan tetapi dalam kenyataannya terdapat dua jenis anak, yaitu anak normal dan anak berkebutuhan khusus contohnya anak autis. Akhir-akhir ini kasus autisme menunjukkan peningkatan persentasenya di Indonesia. Autism Spectrum Disorder (autis) merupakan gangguan yang dimulai dan dialami pada masa kanak-kanak, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal, akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain. Perkembangan yang terganggu terutama dalam komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Namun permasalahan yang muncul adalah bagaimana cara mengetahui seorang anak menderita autis atau tidak, begitu juga cara penanganannya yang optimal. Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, berbagai permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi. Salah satunya dengan membangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa Autism Spectrum Disorder (ASD) dengan fuzzy logic. Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Aplikasi ini dibuat sebagai alat bantu untuk mendiagnosa autisme berdasarkan gejala-gejala fisik yang diderita pasien, dengan menggunakan metode mamdani. Input sistem adalah gejala autis, sedangkan output sistem adalah Anak Normal (bukan autis) dan Anak Autis. Proses perhitungan sistem dilakukan dengan 4 tahapan mamdani yaitu: Pembentukan himpunan fuzzy, Implikasi aturan, Komposisi aturan dan Defuzzyfikasi. Dari hasil uji coba sistem, diperoleh data error sebanyak 40 data dari 1287 data uji coba jika dibandingkan dengan hasil uji coba manual. Dari hasil perbandingan uji coba tersebut, diperoleh persentase Error sebanyak 3.11 %, Recall sebesar 69%, dan Presisi sebesar 99%.
No comments:
Post a Comment