Diare merupakan gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus) yang salah
satunya disebabkan oleh Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Daun
jambu biji (Psidium guajava L.) menurut Purwiyatno (2006) terbukti mampu
menghambat bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pengambilan
tanaman obat dari tanaman induknya secara terus-menerus tanpa disertai upaya
pelestariannya dikhawatirkan akan merusak bahkan memusnahkan sumber daya
hayati yang tersedia. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan
ditemukannya jamur endofit yang hidup di dalam jaringan tanaman dan mampu
memproduksi metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi jamur endofit dari daun jambu biji yang mempunyai
potensi sebagai penghasil senyawa antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus.
Penelitian ini dilaksanakan di Lab. HPT Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya pada bulan November 2007 sampai Januari 2008. Metode yang
digunakan adalah metode eksplorasi. Penelitian dilakukan dengan cara
mengisolasi jamur endofit dari daun jambu biji daging buah warna putih dan
daging buah warna merah kemudian mengidentifikasikannya. Sampel daun jambu
biji diperoleh dari Ds. Pulotondo Kec. Ngunut Kab. Tulungagung. Produksi
metabolit sekunder jamur endofit didapat dengan metode fermentasi dan diuji
aktivitasnya terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan
metode difusi agar (Kirby-Bauer). Bakteri uji yang digunakan diperoleh dari Lab.
Mikrobiologi Universitas Brawijaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 12 isolat jamur endofit
berhasil diisolasi dari daun jambu biji (Psidium guajava L.), yaitu 7 isolat jamur
dari daging buah warna putih dan 5 isolat jamur dari daun jambu biji (Psidium
guajava L.) daging buah warna merah. Hasil uji 12 isolat jamur endofit,
ditemukan 10 (83,3%) isolat memiliki potensi menghasilkan senyawa antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli dan sejumlah 11 (91,7%) isolat memiliki potensi
menghasilkan senyawa antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
satunya disebabkan oleh Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Daun
jambu biji (Psidium guajava L.) menurut Purwiyatno (2006) terbukti mampu
menghambat bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Pengambilan
tanaman obat dari tanaman induknya secara terus-menerus tanpa disertai upaya
pelestariannya dikhawatirkan akan merusak bahkan memusnahkan sumber daya
hayati yang tersedia. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut yaitu dengan
ditemukannya jamur endofit yang hidup di dalam jaringan tanaman dan mampu
memproduksi metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengisolasi jamur endofit dari daun jambu biji yang mempunyai
potensi sebagai penghasil senyawa antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli
dan Staphylococcus aureus.
Penelitian ini dilaksanakan di Lab. HPT Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya pada bulan November 2007 sampai Januari 2008. Metode yang
digunakan adalah metode eksplorasi. Penelitian dilakukan dengan cara
mengisolasi jamur endofit dari daun jambu biji daging buah warna putih dan
daging buah warna merah kemudian mengidentifikasikannya. Sampel daun jambu
biji diperoleh dari Ds. Pulotondo Kec. Ngunut Kab. Tulungagung. Produksi
metabolit sekunder jamur endofit didapat dengan metode fermentasi dan diuji
aktivitasnya terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan
metode difusi agar (Kirby-Bauer). Bakteri uji yang digunakan diperoleh dari Lab.
Mikrobiologi Universitas Brawijaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 12 isolat jamur endofit
berhasil diisolasi dari daun jambu biji (Psidium guajava L.), yaitu 7 isolat jamur
dari daging buah warna putih dan 5 isolat jamur dari daun jambu biji (Psidium
guajava L.) daging buah warna merah. Hasil uji 12 isolat jamur endofit,
ditemukan 10 (83,3%) isolat memiliki potensi menghasilkan senyawa antibakteri
terhadap bakteri Escherichia coli dan sejumlah 11 (91,7%) isolat memiliki potensi
menghasilkan senyawa antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
No comments:
Post a Comment