Darah merupakan bagian tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat badan total,
yang terdiri atas sel-sel darah dan plasma. Trombosit merupakan salah satu
komponen darah yang berperan sangat penting sebagai bagian dari mekanisme
untuk menghentikan perdarahan dengan cara berkumpul pada daerah yang luka
dan mengalami pengaktifan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh
jenis kelamin dan kisaran usia pada pendonor laki-laki dan perempuan dalam
mempengaruhi jumlah trombosit pendonor di UTDC kota Malang. Penelitian ini
menggunakan studi kasus dengan mengamati jumlah trombosit pada pendonor
laki-laki dan perempuan masing-masing sebanyak 20 orang. Pada jenis kelamin
laki-laki dan perempuan dikelompokkan berdasarkan usia yaitu ≤ 30, 31-40, 41-
50, dan ≥51 tahun. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji T-tidak
berpasangan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara jenis kelamin lakilaki
dan perempuan. Uji perbedaan menggunakan ANOVA one-way diterapkan
untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara jenis kelamin laki-laki atau
perempuan dengan usia. Jika hasilnya terdapat hubungan yang signifikan maka
akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan dengan taraf signifikansi 5 % (0,05).
Usia pendonor berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap jumlah
trombosit, demikian juga dengan jenis kelamin. Jumlah trombosit pada pendonor
laki-laki menurun seiring dengan bertambahnya usia demikian juga pada
pendonor perempuan akan tetapi penurunannya terjadi lebih lamban dengan nilai
rata-rata pada pendonor laki-laki lebih tinggi (245.750 ± 76300) daripada jumlah
trombosit pada pendonor perempuan (201.750 ± 61564). Namun demikian lakilaki
dan perempuan masih bisa mendonorkan trombositnya karena jumlah
trombositnya masih di atas standar minimal. Disimpulkan bahwa jenis kelamin
dan usia pendonor berpengaruh terhadap jumlah trombosit dalam darah dan usia
pendonor yang optimal dalam kaitannya dengan jumlah trombosit adalah ≤ 50
tahun untuk pendonor laki-laki dan ≤ 40 tahun untuk pendonor perempuan.
yang terdiri atas sel-sel darah dan plasma. Trombosit merupakan salah satu
komponen darah yang berperan sangat penting sebagai bagian dari mekanisme
untuk menghentikan perdarahan dengan cara berkumpul pada daerah yang luka
dan mengalami pengaktifan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh
jenis kelamin dan kisaran usia pada pendonor laki-laki dan perempuan dalam
mempengaruhi jumlah trombosit pendonor di UTDC kota Malang. Penelitian ini
menggunakan studi kasus dengan mengamati jumlah trombosit pada pendonor
laki-laki dan perempuan masing-masing sebanyak 20 orang. Pada jenis kelamin
laki-laki dan perempuan dikelompokkan berdasarkan usia yaitu ≤ 30, 31-40, 41-
50, dan ≥51 tahun. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji T-tidak
berpasangan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara jenis kelamin lakilaki
dan perempuan. Uji perbedaan menggunakan ANOVA one-way diterapkan
untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara jenis kelamin laki-laki atau
perempuan dengan usia. Jika hasilnya terdapat hubungan yang signifikan maka
akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan dengan taraf signifikansi 5 % (0,05).
Usia pendonor berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap jumlah
trombosit, demikian juga dengan jenis kelamin. Jumlah trombosit pada pendonor
laki-laki menurun seiring dengan bertambahnya usia demikian juga pada
pendonor perempuan akan tetapi penurunannya terjadi lebih lamban dengan nilai
rata-rata pada pendonor laki-laki lebih tinggi (245.750 ± 76300) daripada jumlah
trombosit pada pendonor perempuan (201.750 ± 61564). Namun demikian lakilaki
dan perempuan masih bisa mendonorkan trombositnya karena jumlah
trombositnya masih di atas standar minimal. Disimpulkan bahwa jenis kelamin
dan usia pendonor berpengaruh terhadap jumlah trombosit dalam darah dan usia
pendonor yang optimal dalam kaitannya dengan jumlah trombosit adalah ≤ 50
tahun untuk pendonor laki-laki dan ≤ 40 tahun untuk pendonor perempuan.
No comments:
Post a Comment