Allah menjelaskan dalam surat Ar-Ruum 41 bahwa
kerusakan yang terjadi di darat dan laut akibat perbuatan manusia dan
Allah memperingatkan kepada manusia untuk kembali ke jalan yang benar
dengan melakukan pelestarian lingkungan. Pelestarian Buaya Muara dapat
dilakukan dengan cara konservasi insitu dan exsitu. Konservasi insitu
jika konservasi terhadap satwa liar tersebut dilakukan di habtat aslinya
dan konservasi exsitu jika dilakukan di luar habitat aslinya, termasuk
habitat buatan untuk memenuhi tujuan pemanfaatan yang lestari, perlu
dilakukan pengelolaan satwa liar di luar habitat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode penangkaran Buaya Muara di Desa Teritip Kecamatan Teritip Kabupaten Balikpapan Kaltim. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2008, di penangkaran buaya CV. Surya Raya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung pada obyek penelitian dan dilengkapi dengan wawancara kepada pihak terkait untuk mendapatkan kelengkapan data. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengelolaan penangkaran buaya di teritip Kalimantan Timur terdapat kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya antara lain: (1) jumlah makan 2 kg/ekor buaya remaja dan 4 kg/ekor buaya indukan dengan frekuensi pemberian makan 2 kali satu minggu, pemberian makan ini kurang memenuhi kebutuhan makan buaya. (2) kurangnya tim ahli kesehatan yang khusus menangani penyakit/memantau kesehatan buaya secara kontinu, (3) frekuensi penyortiran belum terjadwal dengan teratur sehingga sering terjadi keterlambatan penyortiran yang dapat mengganggu pertumbuhan buaya dalam. Kelebihannya antara lain: (1) penempatan individu dalam kandang sudah baik dan berdasarkan pengelompokan umur dan ukuran tubuh yaitu kandang anakan, kandang remaja dan kandang indukan, (2) fasilitas dalam kandang sudah lengkap antara lain lantai, kolam, air, tempat berjemur dan tempat bernaung, (3) kebersihan kandang sudah dilakukan dengan baik dan kontinu (4) penyortiran sudah baik, berdasarkan usia dan ukuran yaitu penyortiran berdasarkan ukuran tubuhnya dan (5) proses penetasan menggunakan media campuran pasir dan kompos dengan perbandingan 75% pasir dan 25% kompos atau dengan perbandingan yang sama. Telur diletakkan dalam keranjang yang telah berisi media dan diberi lampu untuk mengatur suhu agar mencapai kisaran 32-33 derajat celcius, untuk menjaga kelembaban media disemprot air hingga mencapai kisaran suhu 90.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode penangkaran Buaya Muara di Desa Teritip Kecamatan Teritip Kabupaten Balikpapan Kaltim. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2008, di penangkaran buaya CV. Surya Raya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung pada obyek penelitian dan dilengkapi dengan wawancara kepada pihak terkait untuk mendapatkan kelengkapan data. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengelolaan penangkaran buaya di teritip Kalimantan Timur terdapat kekurangan dan kelebihan. Kekurangannya antara lain: (1) jumlah makan 2 kg/ekor buaya remaja dan 4 kg/ekor buaya indukan dengan frekuensi pemberian makan 2 kali satu minggu, pemberian makan ini kurang memenuhi kebutuhan makan buaya. (2) kurangnya tim ahli kesehatan yang khusus menangani penyakit/memantau kesehatan buaya secara kontinu, (3) frekuensi penyortiran belum terjadwal dengan teratur sehingga sering terjadi keterlambatan penyortiran yang dapat mengganggu pertumbuhan buaya dalam. Kelebihannya antara lain: (1) penempatan individu dalam kandang sudah baik dan berdasarkan pengelompokan umur dan ukuran tubuh yaitu kandang anakan, kandang remaja dan kandang indukan, (2) fasilitas dalam kandang sudah lengkap antara lain lantai, kolam, air, tempat berjemur dan tempat bernaung, (3) kebersihan kandang sudah dilakukan dengan baik dan kontinu (4) penyortiran sudah baik, berdasarkan usia dan ukuran yaitu penyortiran berdasarkan ukuran tubuhnya dan (5) proses penetasan menggunakan media campuran pasir dan kompos dengan perbandingan 75% pasir dan 25% kompos atau dengan perbandingan yang sama. Telur diletakkan dalam keranjang yang telah berisi media dan diberi lampu untuk mengatur suhu agar mencapai kisaran 32-33 derajat celcius, untuk menjaga kelembaban media disemprot air hingga mencapai kisaran suhu 90.
No comments:
Post a Comment