Kebutuhan masyarakat terhadap kedelai terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk. Namun peningkatan produksi kedelai banyak
menemui kendala, salah satunya adalah makin berkurangnya luas lahan produktif
yang dapat ditanaman kedelai. Oleh karena itu kedepan peningkatan produksi
kedelai akan diarahkan ke lahan kering masam (Ultisol) yang arealnya cukup luas,
tetapi kandungan Al, Fe, Mn tinggi dan miskinnya unsur hara N dan P menjadi
salah satu kendala dalam upaya meningkatkan produksi kedelai di lahan masam
ultisol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk urea dan beberapa
macam pupuk hayati Rhizobium terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine
max (L.) Merril) di tanah ultisol.
Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni - September 2009, di Balai
Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Acak Lengkap (2 faktor) diulang 3 kali. Faktor
pertama adalah dosis urea: 0 Kg/ha, 75 Kg/ha, 100 Kg/ha. Faktor kedua adalah
macam formula pupuk hayati Rhizobium, meliputi: Pelet ILeTRIsoy-2, Pelet
ILeTRIsoy-4, ILeTRIsoy-2 dalam karrier bokasi, ILeTRIsoy-4 dalam karrier
bokasi, ILeTRIsoy-2 + bakteri pelarut fosfat dalam karrier bokasi, ILeTRIsoy-4 +
bakteri pelarut fosfat dalam karrier bokasi, Rhizobium komersial (legin) dan
Tanpa inokulasi.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk urea dari 75 Kg/ha hingga
100 Kg/ha dapat meningkatkan tinggi tanaman dari 19,78 cm menjadi 22,58 cm,
kadar klorofil dari 29,33 g/mL menjadi 31,30 g/mL, jumlah bintil akar dari 2,58
bintil menjadi 5,42 bintil, dan berat kering biji dari 3,98 g menjadi 4,15 g tetapi
tidak meningkatkan berat kering akar dan berat polong. Formula pupuk hayati
Rhizobium ILeTRIsoy- 2 dapat meningkatkan pembentukan bintil akar dari 0,22
bintil menjadi 21,89 bintil sehingga dapat meningkatkan kadar klorofil daun dari
34,29 g/mL menjadi 38,93 g/mL. Pemberian beberapa macam formula pupuk
hayati Rhizobium mampu meningkatkan berat kering tanaman dari 2,26 g menjadi
2,77 g dan berat kering biji dari 3,86 g menjadi 4,69 g per tanaman. Penggunaan
pupuk hayati ILeTRIsoy-2 ini mampu menggantikan peran pupuk urea sekitar 75
Kg/ha hingga 100 Kg/ha. Sedangkan interaksi antara pupuk urea dan pemberian
macam formula pupuk hayati Rhizobium terlihat pada tinggi tanaman umur 35 hst,
kadar klorofil 49 hst dan pada berat kering biji.
pertumbuhan jumlah penduduk. Namun peningkatan produksi kedelai banyak
menemui kendala, salah satunya adalah makin berkurangnya luas lahan produktif
yang dapat ditanaman kedelai. Oleh karena itu kedepan peningkatan produksi
kedelai akan diarahkan ke lahan kering masam (Ultisol) yang arealnya cukup luas,
tetapi kandungan Al, Fe, Mn tinggi dan miskinnya unsur hara N dan P menjadi
salah satu kendala dalam upaya meningkatkan produksi kedelai di lahan masam
ultisol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis pupuk urea dan beberapa
macam pupuk hayati Rhizobium terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine
max (L.) Merril) di tanah ultisol.
Penelitian dilaksanakan selama bulan Juni - September 2009, di Balai
Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Acak Lengkap (2 faktor) diulang 3 kali. Faktor
pertama adalah dosis urea: 0 Kg/ha, 75 Kg/ha, 100 Kg/ha. Faktor kedua adalah
macam formula pupuk hayati Rhizobium, meliputi: Pelet ILeTRIsoy-2, Pelet
ILeTRIsoy-4, ILeTRIsoy-2 dalam karrier bokasi, ILeTRIsoy-4 dalam karrier
bokasi, ILeTRIsoy-2 + bakteri pelarut fosfat dalam karrier bokasi, ILeTRIsoy-4 +
bakteri pelarut fosfat dalam karrier bokasi, Rhizobium komersial (legin) dan
Tanpa inokulasi.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk urea dari 75 Kg/ha hingga
100 Kg/ha dapat meningkatkan tinggi tanaman dari 19,78 cm menjadi 22,58 cm,
kadar klorofil dari 29,33 g/mL menjadi 31,30 g/mL, jumlah bintil akar dari 2,58
bintil menjadi 5,42 bintil, dan berat kering biji dari 3,98 g menjadi 4,15 g tetapi
tidak meningkatkan berat kering akar dan berat polong. Formula pupuk hayati
Rhizobium ILeTRIsoy- 2 dapat meningkatkan pembentukan bintil akar dari 0,22
bintil menjadi 21,89 bintil sehingga dapat meningkatkan kadar klorofil daun dari
34,29 g/mL menjadi 38,93 g/mL. Pemberian beberapa macam formula pupuk
hayati Rhizobium mampu meningkatkan berat kering tanaman dari 2,26 g menjadi
2,77 g dan berat kering biji dari 3,86 g menjadi 4,69 g per tanaman. Penggunaan
pupuk hayati ILeTRIsoy-2 ini mampu menggantikan peran pupuk urea sekitar 75
Kg/ha hingga 100 Kg/ha. Sedangkan interaksi antara pupuk urea dan pemberian
macam formula pupuk hayati Rhizobium terlihat pada tinggi tanaman umur 35 hst,
kadar klorofil 49 hst dan pada berat kering biji.
No comments:
Post a Comment