Tempe merupakan bahan makanan hasil olahan kacang kedelai yang banyak
dikonsumsi masyarakat. Pada proses pembuatan tempe, dihasilkan limbah cair dan
padat yang banyak mengandung zat organik, sehingga air limbah tempe
diharapkan dapat bermanfaat bagi tanah dalam memenuhi unsur hara pada
tanaman tomat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beda konsentrasi dan
frekuensi penyiraman air limbah tempe sebagai pupuk organik terhadap tanaman
tomat (Licopersicum esculentum Mill.) dan penelitian ini disusun dalam
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I
adalah konsentrasi air limbah tempe terdiri dari 6 taraf : 0%, 20%, 40%, 60%,
80%, dan 100%. Faktor II adalah frekuensi penyiraman air limbah tempe yang
terdiri dari 3 taraf : 2 hari sekali, 1 minggu sekali, dan 2 minggu sekali. Data yang
diperoleh di analisis dengan ANOVA, jika ada perbedaan antara perlakuan maka
dilanjutkan dengan Uji Duncan.
Hasil Analisis Varian menunjukkan bahwa konsentrasi penyiraman air
limbah tempe memberikan pengaruh terhadap parameter tinggi tanaman tomat,
jumlah daun, luas daun, berat kering total, umur pembungaan, kadar N tanah,
pembentukan buah, persentase bunga menjadi buah, dan berat buah. Konsentrasi
yang dapat digunakan adalah 20%, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan 40%,
60%, 80%, dan 100%. Frekuensi penyiraman air limbah tempe memberikan
pengaruh terhadap parameter jumlah daun, luas daun daun, berat kering total,
kadar N tanah dan berat buah. Frekuensi yang dapt digunakan adalah 2 hari sekali,
1 minggu sekali dan 2 minggu sekali. Interaksi antara konsentrasi dan frekuensi
terbaik terdapat pada parameter berat buah dan kadar N tanah dengan konsentrasi
100% pada frekuensi 2 hari dan 2 minggu sekali.
dikonsumsi masyarakat. Pada proses pembuatan tempe, dihasilkan limbah cair dan
padat yang banyak mengandung zat organik, sehingga air limbah tempe
diharapkan dapat bermanfaat bagi tanah dalam memenuhi unsur hara pada
tanaman tomat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beda konsentrasi dan
frekuensi penyiraman air limbah tempe sebagai pupuk organik terhadap tanaman
tomat (Licopersicum esculentum Mill.) dan penelitian ini disusun dalam
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I
adalah konsentrasi air limbah tempe terdiri dari 6 taraf : 0%, 20%, 40%, 60%,
80%, dan 100%. Faktor II adalah frekuensi penyiraman air limbah tempe yang
terdiri dari 3 taraf : 2 hari sekali, 1 minggu sekali, dan 2 minggu sekali. Data yang
diperoleh di analisis dengan ANOVA, jika ada perbedaan antara perlakuan maka
dilanjutkan dengan Uji Duncan.
Hasil Analisis Varian menunjukkan bahwa konsentrasi penyiraman air
limbah tempe memberikan pengaruh terhadap parameter tinggi tanaman tomat,
jumlah daun, luas daun, berat kering total, umur pembungaan, kadar N tanah,
pembentukan buah, persentase bunga menjadi buah, dan berat buah. Konsentrasi
yang dapat digunakan adalah 20%, akan tetapi tidak berbeda nyata dengan 40%,
60%, 80%, dan 100%. Frekuensi penyiraman air limbah tempe memberikan
pengaruh terhadap parameter jumlah daun, luas daun daun, berat kering total,
kadar N tanah dan berat buah. Frekuensi yang dapt digunakan adalah 2 hari sekali,
1 minggu sekali dan 2 minggu sekali. Interaksi antara konsentrasi dan frekuensi
terbaik terdapat pada parameter berat buah dan kadar N tanah dengan konsentrasi
100% pada frekuensi 2 hari dan 2 minggu sekali.
No comments:
Post a Comment