Jeruk merupakan komoditas buah yang
menguntungkan untuk dibudidayakan karena potensi pasar domestik dan
peluang ekspornya yang terus berkembang. Salah satu kendala dalam
budidaya tanaman jeruk adalah kehadiran serangga hama yaitu Toxoptera
citricidus yang merupakan hama utama tanaman jeruk. Usaha pengendalian
hama seringkali dilakukan dengan penyemprotan insektisida sintetis.
Salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan insektisida sintetis perlu
dilakukan usaha untuk mencari bahan yang berasal dari tanaman yang
berpotensi sebagai insektisida. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun tembakau, biji mimba,
dan daun paitan terhadap mortalitas dan jumlah keturunan yang dihasilkan
oleh T.citricidus; nilai LC50 ekstrak daun tembakau, biji mimba dan
daun paitan terhadap mortalitas T.citricidus; nilai LT50 ekstrak daun
tembakau, biji mimba, dan daun paitan terhadap mortalitas T.citricidus.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah berbagai jenis konsentrasi, dan faktor kedua adalah jenis bahan nabati. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian dua arah, jika dari hasil analisis tersebut berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Jarak Duncan dengan taraf signifikansi 5%, dan analisis probit untuk mengetahui besarnya LC50 dan LT50.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 200 g/l ekstrak daun tembakau merupakan konsentrasi yang memiliki tingkat mortalitas terbesar mencapai 100% pada pengamatan 6 JSA. Pada perlakuan ekstrak daun tembakau T. citricidus tidak menghasilkan keturunan, hal ini disebabkan serangga uji tidak ada yang bertahan hidup, sedangkan pada perlakuan ekstrak biji mimba dan daun paitan pada konsentrasi uji T. citricidus yang masih bertahan hidup dapat menghasilkan keturunan yang masih cukup banyak; Nilai LC50 ekstrak daun tembakau sebesar 48, 569 g/l, sedangkan nilai LC50 ekstrak biji mimba dan daun paitan tidak tercapai; Nilai LT50 paling cepat yaitu 2 jam pada perlakuan ekstrak daun tembakau 100 g/l, kemudian secara berturut-turut dicapai oleh daun paitan dan biji mimba.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah berbagai jenis konsentrasi, dan faktor kedua adalah jenis bahan nabati. Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian dua arah, jika dari hasil analisis tersebut berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Jarak Duncan dengan taraf signifikansi 5%, dan analisis probit untuk mengetahui besarnya LC50 dan LT50.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 200 g/l ekstrak daun tembakau merupakan konsentrasi yang memiliki tingkat mortalitas terbesar mencapai 100% pada pengamatan 6 JSA. Pada perlakuan ekstrak daun tembakau T. citricidus tidak menghasilkan keturunan, hal ini disebabkan serangga uji tidak ada yang bertahan hidup, sedangkan pada perlakuan ekstrak biji mimba dan daun paitan pada konsentrasi uji T. citricidus yang masih bertahan hidup dapat menghasilkan keturunan yang masih cukup banyak; Nilai LC50 ekstrak daun tembakau sebesar 48, 569 g/l, sedangkan nilai LC50 ekstrak biji mimba dan daun paitan tidak tercapai; Nilai LT50 paling cepat yaitu 2 jam pada perlakuan ekstrak daun tembakau 100 g/l, kemudian secara berturut-turut dicapai oleh daun paitan dan biji mimba.
No comments:
Post a Comment