Kebutuhan kedelai yang terus meningkat harus
diimbangi dengan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi di bidang
pertanian. Di antara upaya ekstensifikasi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan lahan kering masam. Masalah yang biasa ditemui di lahan
kering masam adalah toksisitas alumunium (Al), mangan (Mn) dan besi (Fe)
terhadap tanaman, defisiensi hara tumbuhan (N, P,Ca, Mg), serta
populasi mikroba tanah yang rendah, sehingga pada tanah masam biasanya
pertumbuhan tanaman kurang optimal. Upaya ekstensifikasi tersebut perlu
diimbangi dengan intensifikasi yaitu dengan menggunakan bibit unggul
yang toleran masam dan penggunaan pupuk yang tidak bereaksi masam.
Isolat Bradyrhizobium bisa dijadikan pupuk hayati yang mengurangi
penggunaan pupuk nitrogen. Isolat yang akan diinokulasikan harus
bersifat infektif dan efektif pada tanah masam. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas isolat Bradyrhizobium sp. toleran masam
dan Al tinggi pada tanaman kedelai varietas Tanggamus di tanah masam
Ultisol Jasinga.
Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang pada bulan Mei sampai Agustus 2006. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal, yaitu isolat Bradyrhizobium sp. hasil isolasi Balitkabi (Soedarjo, belum dipublikasikan).
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis variansi dan uji lanjut DMRT 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan nodulasi kedelai. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Perlakuan inokulasi berpengaruh nyata terhadap klorofil daun pada semua umur pengamatan; (2) Perlakuan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman hanya pada pengamatan umur 14 hst; (3) Perlakuan berpengaruh nyata terhadap berat kering brangkasan, dan tidak nyata terhadap berat kering akar, jumlah nodul total dan jumlah nodul efektif. Meskipun perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah nodul efektif, tetapi ada beberapa perlakuan yang menghasilkan bintil akar efektif yaitu ILeTRIsoy 93, 95, 96, 97, 108, 109, 114, 118, 132, 137, 142, 146, 151, 152, 155, 161, 163. Jumlah nodul efektif yang dihasilkan masing-masing perlakuan berkisar antara 1-6 buah. Fenomena di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat efektifitas isolat Bradyrhizobium sp. toleran masam dan Al tinggi pada tanaman kedelai di tanah masam Ultisol Jasinga.
Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang pada bulan Mei sampai Agustus 2006. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor tunggal, yaitu isolat Bradyrhizobium sp. hasil isolasi Balitkabi (Soedarjo, belum dipublikasikan).
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis variansi dan uji lanjut DMRT 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan nodulasi kedelai. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Perlakuan inokulasi berpengaruh nyata terhadap klorofil daun pada semua umur pengamatan; (2) Perlakuan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman hanya pada pengamatan umur 14 hst; (3) Perlakuan berpengaruh nyata terhadap berat kering brangkasan, dan tidak nyata terhadap berat kering akar, jumlah nodul total dan jumlah nodul efektif. Meskipun perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah nodul efektif, tetapi ada beberapa perlakuan yang menghasilkan bintil akar efektif yaitu ILeTRIsoy 93, 95, 96, 97, 108, 109, 114, 118, 132, 137, 142, 146, 151, 152, 155, 161, 163. Jumlah nodul efektif yang dihasilkan masing-masing perlakuan berkisar antara 1-6 buah. Fenomena di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat efektifitas isolat Bradyrhizobium sp. toleran masam dan Al tinggi pada tanaman kedelai di tanah masam Ultisol Jasinga.
No comments:
Post a Comment