Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati yang dapat dijangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat. Diantara upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut
yaitu melalui perbaikan mutu intensifikasi pada kedelai dengan cara perbaikan
penanaman kedelai, termasuk di dalamnya yaitu penggunaan unsur hara tanaman sebagai
unsur pendukung kesuburan tanah. Salah satu unsur hara esensial bagi tanaman adalah
nitrogen. Nitrogen merupakan hara essensial yang diperlukan tanaman kedelai untuk
pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian vegetatif (akar, batang, dan daun) dan
generatif (hasil kedelai). Kebutuhan N kedelai dapat dipenuhi oleh fiksasi N simbiotik
melalui inokulasi Rhizobium dan pemberian pupuk sintetik dalam hal ini adalah Urea.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui takaran inokulasi Rhizobium
dan waktu pemberian pupuk Urea yang berbeda secara tepat pada tanaman kedelai
(Glycine max (L.) Merril) var. Wilis di lahan sawah setelah tanaman kedelai
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Jambegede Malang pada bulan
April-Agustus 2006. Rancangan Penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Petak
Terpisah (Split Plot Design) dengan 3x ulangan. Petak utama (Main Plot) adalah
inokulasi Rhizobium yaitu kontrol, inokulasi 1x takaran rekomendasi (5 g/kg benih),
inokulasi 5x takaran rekomendasi, sedangkan anak petak (Sub Plot) adalah pupuk Urea
yaitu kontrol, 50 kg Urea/ha saat tanam, 50 kg Urea/ha saat bunga, 25 kg Urea/ha saat
tanam + 25 kg Urea/ha saat bunga, 50 kg Urea/ha saat tanam + 50 kg Urea/ha saat bunga.
Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan uji ANOVA. Jika terjadi
perbedaan yang nyata diantara perlakuan, dilakukan analisis uji lanjut BNT 5% untuk
faktor tunggal inokulasi Rhizobium dan pupuk N (Urea), serta Uji Jarak Duncan 5%
untuk interaksinya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) Perlakuan inokulasi
Rhizobium meningkatkan berat kering nodul efektif yaitu pada perlakuan inokulasi
Rhizobium 5x takaran rekomendasi. (2) Perlakuan pupuk Urea meningkatkan tinggi
tanaman kedelai pada umur 35 hst, 49 hst, 63 hst, dan 84 hst, kecuali pada umur 21 hst
perlakuan pupuk Urea tidak meningkatkan tinggi tanaman. Pupuk Urea juga
meningkatkan berat kering nodul efektif dan berat kering 100 biji. (3) Interaksi inokulasi
Rhizobium dan waktu pemberian pupuk Urea meningkatkan berat kering tanaman, jumlah
nodul efektif, jumlah nodul tidak efektif, berat kering nodul tidak efektif, jumlah polong
isi dan jumlah polong hampa serta berat kering biji per-tanaman. Sedangkan perlakuan
faktor tunggal (inokulasi Rhizobium dan pupuk Urea) maupun interaksinya tidak
berpengaruh nyata terhadap berat hasil biji.
oleh seluruh lapisan masyarakat. Diantara upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut
yaitu melalui perbaikan mutu intensifikasi pada kedelai dengan cara perbaikan
penanaman kedelai, termasuk di dalamnya yaitu penggunaan unsur hara tanaman sebagai
unsur pendukung kesuburan tanah. Salah satu unsur hara esensial bagi tanaman adalah
nitrogen. Nitrogen merupakan hara essensial yang diperlukan tanaman kedelai untuk
pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian vegetatif (akar, batang, dan daun) dan
generatif (hasil kedelai). Kebutuhan N kedelai dapat dipenuhi oleh fiksasi N simbiotik
melalui inokulasi Rhizobium dan pemberian pupuk sintetik dalam hal ini adalah Urea.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui takaran inokulasi Rhizobium
dan waktu pemberian pupuk Urea yang berbeda secara tepat pada tanaman kedelai
(Glycine max (L.) Merril) var. Wilis di lahan sawah setelah tanaman kedelai
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Jambegede Malang pada bulan
April-Agustus 2006. Rancangan Penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Petak
Terpisah (Split Plot Design) dengan 3x ulangan. Petak utama (Main Plot) adalah
inokulasi Rhizobium yaitu kontrol, inokulasi 1x takaran rekomendasi (5 g/kg benih),
inokulasi 5x takaran rekomendasi, sedangkan anak petak (Sub Plot) adalah pupuk Urea
yaitu kontrol, 50 kg Urea/ha saat tanam, 50 kg Urea/ha saat bunga, 25 kg Urea/ha saat
tanam + 25 kg Urea/ha saat bunga, 50 kg Urea/ha saat tanam + 50 kg Urea/ha saat bunga.
Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan uji ANOVA. Jika terjadi
perbedaan yang nyata diantara perlakuan, dilakukan analisis uji lanjut BNT 5% untuk
faktor tunggal inokulasi Rhizobium dan pupuk N (Urea), serta Uji Jarak Duncan 5%
untuk interaksinya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan: (1) Perlakuan inokulasi
Rhizobium meningkatkan berat kering nodul efektif yaitu pada perlakuan inokulasi
Rhizobium 5x takaran rekomendasi. (2) Perlakuan pupuk Urea meningkatkan tinggi
tanaman kedelai pada umur 35 hst, 49 hst, 63 hst, dan 84 hst, kecuali pada umur 21 hst
perlakuan pupuk Urea tidak meningkatkan tinggi tanaman. Pupuk Urea juga
meningkatkan berat kering nodul efektif dan berat kering 100 biji. (3) Interaksi inokulasi
Rhizobium dan waktu pemberian pupuk Urea meningkatkan berat kering tanaman, jumlah
nodul efektif, jumlah nodul tidak efektif, berat kering nodul tidak efektif, jumlah polong
isi dan jumlah polong hampa serta berat kering biji per-tanaman. Sedangkan perlakuan
faktor tunggal (inokulasi Rhizobium dan pupuk Urea) maupun interaksinya tidak
berpengaruh nyata terhadap berat hasil biji.
No comments:
Post a Comment