Buah tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang masih
memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan
pertumbuhan buahnya. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut adalah
dengan perbaikan sistem budidaya, salah satunya dengan hidroponik. Hidroponik
menguntungkan karena sistem hidroponik adalah tuntunan efisiensi lahan, karena
lahan yang produktif sudah semakin berkurang. Media dan nutrisi merupakan hal
yang paling penting dalam sistem hidroponik, maka untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dapat dilakukan dengan pemilihan media
tanam yang sesuai serta pemberian nutrisi yang tepat sehingga hasil yang
diperoleh bisa optimal.
Penelitian ini dilakukan di Desa Betek Barat Mojoagung Jombang.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2
faktor. Faktor pertama: media tanam yang terdiri dari M0 (tanah), M1 (arang
sekam), M2 (agregat arang kayu), M3 (pasir), M4 (pecahan batu bata), M5
(pasir+arang sekam), M6 (pasir+pecahan batu bata). Faktor kedua: jenis pupuk
yang terdiri dari F1 (pupuk atonik), F2 (pupuk gandasil D dan B).
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan analisis variansi
(ANAVA) dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji Duncan dengan
taraf signifikansi 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
komposisi media tanam dan jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat begitu pula dengan interaksi media tanam dengan
jenis pupuk. Adapun tanaman yang paling tinggi pada media pasir+arang sekam
(M5) sebesar 141,50cm, jumlah ruas paling banyak pada media pasir (M3) sebesar
36,50, bobot tanaman yang paling berat pada media pasir+arang sekam (M5)
sebesar 30,0183, tanaman yang paling cepat berbunga adalah pada media pasir
(M3) sebesar 33,50, jumlah buah yang paling banyak pada media pasir+pecahan
batu bata (M6) sebesar 23,50. Adapun pada uji t untuk kedua jenis pupuk
memberikan pengaruh yang sama untuk semua jenis perlakuan. Sedangkan pada
interaksi media dan jenis pupuk tanaman yang paling tinggi pada interaksi F2M5
(pasir+arang sekam, pupuk gandasil D dan B) sebesar 163,00cm, memiliki ruas
paling banyak pada interaksi F2M3 (arang sekam, pupuk gandasil D dan B)
sebesar 44,33, tanaman yang memiliki bobot paling berat pada interaksi F2M5
(pasir+arang sekam, pupuk gandasil D dan B) sebesar 35,3500, tanaman yang
paling cepat berbunga adalah pada interaksi F2M5 (pasir+arang sekam, pupuk
gandasil D dan B) sebesar 30,00, jumlah buah paling banyak pada interaksi F2M5
(pasir+arang sekam, pupuk gandasil D dan B) sebesar 28,33.
memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan
pertumbuhan buahnya. Upaya untuk menanggulangi kendala tersebut adalah
dengan perbaikan sistem budidaya, salah satunya dengan hidroponik. Hidroponik
menguntungkan karena sistem hidroponik adalah tuntunan efisiensi lahan, karena
lahan yang produktif sudah semakin berkurang. Media dan nutrisi merupakan hal
yang paling penting dalam sistem hidroponik, maka untuk meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dapat dilakukan dengan pemilihan media
tanam yang sesuai serta pemberian nutrisi yang tepat sehingga hasil yang
diperoleh bisa optimal.
Penelitian ini dilakukan di Desa Betek Barat Mojoagung Jombang.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2
faktor. Faktor pertama: media tanam yang terdiri dari M0 (tanah), M1 (arang
sekam), M2 (agregat arang kayu), M3 (pasir), M4 (pecahan batu bata), M5
(pasir+arang sekam), M6 (pasir+pecahan batu bata). Faktor kedua: jenis pupuk
yang terdiri dari F1 (pupuk atonik), F2 (pupuk gandasil D dan B).
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan analisis variansi
(ANAVA) dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji Duncan dengan
taraf signifikansi 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
komposisi media tanam dan jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tomat begitu pula dengan interaksi media tanam dengan
jenis pupuk. Adapun tanaman yang paling tinggi pada media pasir+arang sekam
(M5) sebesar 141,50cm, jumlah ruas paling banyak pada media pasir (M3) sebesar
36,50, bobot tanaman yang paling berat pada media pasir+arang sekam (M5)
sebesar 30,0183, tanaman yang paling cepat berbunga adalah pada media pasir
(M3) sebesar 33,50, jumlah buah yang paling banyak pada media pasir+pecahan
batu bata (M6) sebesar 23,50. Adapun pada uji t untuk kedua jenis pupuk
memberikan pengaruh yang sama untuk semua jenis perlakuan. Sedangkan pada
interaksi media dan jenis pupuk tanaman yang paling tinggi pada interaksi F2M5
(pasir+arang sekam, pupuk gandasil D dan B) sebesar 163,00cm, memiliki ruas
paling banyak pada interaksi F2M3 (arang sekam, pupuk gandasil D dan B)
sebesar 44,33, tanaman yang memiliki bobot paling berat pada interaksi F2M5
(pasir+arang sekam, pupuk gandasil D dan B) sebesar 35,3500, tanaman yang
paling cepat berbunga adalah pada interaksi F2M5 (pasir+arang sekam, pupuk
gandasil D dan B) sebesar 30,00, jumlah buah paling banyak pada interaksi F2M5
(pasir+arang sekam, pupuk gandasil D dan B) sebesar 28,33.
No comments:
Post a Comment