Eutrofikasi yang terjadi pada wilayah perairan menyebabkan tumbuhan air
seperti eceng gondok tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Untuk
menanggulanginya perlu dilakukan upaya pemanfaatan eceng gondok. Satu dari
sekian cara yang dianggap efektif untuk menanggulanginya yaitu pengomposan,
akan tetapi kandungan rasio C/N eceng gondok yang rendah, lignin dan selulosa
yang tinggi menyebabkan proses pengomposan berjalan lambat. Untuk itu
perlu dilakukan penambahan bioaktivator pengomposan (Biodekomposer) yang
berasal dari konsorsium mikroba berupa probiotik. Untuk pengembangan
biodekomposer selanjutnya, perlu dilakukan analisis secara mikrobiologi terhadap
kandungan mikroba dalam konsorsium dengan cara melakukan penelitian
mengenai identifikasi bakteri probiotik yang berpotensi sebagai bahan
biodekomposer.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan optik Jurusan
Biologi Fakultas Saintek UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mulai bulan April-
Juli 2010. Penelitian bersifat eksplorasi, dimana data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif. Produk probiotik diuji dengan uji pendahuluan yang
menggunakan media NA, uji konfirmasi yang menggunakan pewarnaan gram,
endospora, katalase, asam/basa, gugus fermentasi dan streak aerob serta uji
pemastian yang menggunakan media selektif. Produk probiotik diambil 1 ml
untuk dilakukan pengenceran sampai tingkat 10-10 dan masing-masing
ditumbuhkan pada medium selektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis bakteri probiotik yang
berpotensi sebagai bahan biodekomposer sebanyak 13 jenis isolat bakteri dengan 7
genus yaitu isolat bakteri dengan kode A.03, B.21, B.24, dan B.25 termasuk
dalam genus Bacillus, isolate dengan kode A.10 dan C.21 termasuk dalam genus
Lactobacillus, isolate dengan kode A.30 termasuk dalam genus Pseudomonas,
isolate dengan kode B.27 termasuk dalam genus Micrococcus, isolate dengan
kode C.05, C.29, dan C.34 termasuk dalam genus Escherichia, isolate dengan
kode C.14 termasuk dalam genus Aerococcus, isolate dengan kode C.35 termasuk
dalam genus Sphaerophorus. Dengan diketahuinya genus-genus tersebut dapat
dikatakan bahwa terdapat kesamaan antara produk probiotik dengan bahan
biodekomposer. Adapun genus bakteri yang paling dominan adalah genus
Bacillus dengan angka rerata jumlah koloni 4,48.107 cfu/ml.
seperti eceng gondok tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Untuk
menanggulanginya perlu dilakukan upaya pemanfaatan eceng gondok. Satu dari
sekian cara yang dianggap efektif untuk menanggulanginya yaitu pengomposan,
akan tetapi kandungan rasio C/N eceng gondok yang rendah, lignin dan selulosa
yang tinggi menyebabkan proses pengomposan berjalan lambat. Untuk itu
perlu dilakukan penambahan bioaktivator pengomposan (Biodekomposer) yang
berasal dari konsorsium mikroba berupa probiotik. Untuk pengembangan
biodekomposer selanjutnya, perlu dilakukan analisis secara mikrobiologi terhadap
kandungan mikroba dalam konsorsium dengan cara melakukan penelitian
mengenai identifikasi bakteri probiotik yang berpotensi sebagai bahan
biodekomposer.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan optik Jurusan
Biologi Fakultas Saintek UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mulai bulan April-
Juli 2010. Penelitian bersifat eksplorasi, dimana data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif. Produk probiotik diuji dengan uji pendahuluan yang
menggunakan media NA, uji konfirmasi yang menggunakan pewarnaan gram,
endospora, katalase, asam/basa, gugus fermentasi dan streak aerob serta uji
pemastian yang menggunakan media selektif. Produk probiotik diambil 1 ml
untuk dilakukan pengenceran sampai tingkat 10-10 dan masing-masing
ditumbuhkan pada medium selektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis bakteri probiotik yang
berpotensi sebagai bahan biodekomposer sebanyak 13 jenis isolat bakteri dengan 7
genus yaitu isolat bakteri dengan kode A.03, B.21, B.24, dan B.25 termasuk
dalam genus Bacillus, isolate dengan kode A.10 dan C.21 termasuk dalam genus
Lactobacillus, isolate dengan kode A.30 termasuk dalam genus Pseudomonas,
isolate dengan kode B.27 termasuk dalam genus Micrococcus, isolate dengan
kode C.05, C.29, dan C.34 termasuk dalam genus Escherichia, isolate dengan
kode C.14 termasuk dalam genus Aerococcus, isolate dengan kode C.35 termasuk
dalam genus Sphaerophorus. Dengan diketahuinya genus-genus tersebut dapat
dikatakan bahwa terdapat kesamaan antara produk probiotik dengan bahan
biodekomposer. Adapun genus bakteri yang paling dominan adalah genus
Bacillus dengan angka rerata jumlah koloni 4,48.107 cfu/ml.
No comments:
Post a Comment