Ayam arab (Gallus turcicus) termasuk jenis ayam penghasil telur
yang cukup tinggi. Produksi telur ayam arab mencapai 225 butir/tahun/ekor.
Ketika berumur 1,5 sampai 2 tahun ayam mengalami fase molting yang
merupakan kejadian alami pada unggas yang ditandai dengan rontoknya bulu
dan berhentinya produksi telur, karena terjadi regresi pada organ reproduksi
unggas disebabkan tingginya hormon prolaktin dalam tubuh unggas. Kejadian
ini berlangsung sekitar 3-4 bulan, namun fase molting tersebut dapat
dipersingkat dengan metode ranggas paksa (forced molting) dengan cara
puasa pakan, dan pemberian ransum yang banyak mengandung protein,
sehingga produksi telur meningkat dan kulitas telur dapat lebih baik pada fase
produksi kedua (setelah molting).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ranggas paksa
(forced molting) dengan metode puasa dan pemberian ransum dengan
suplementasi tepung bekicot (Achatina fulica) terhadap produksi dan
kandungan protein telur ayam arab (Gallus turcicus). Penelitian dilaksanakan
di kandang peternak ayam arab di Kecamatan Ngebruk Kepanjen Malang.
Analisis kandungan protein telur dilakukan di Laboratorium Biokimia
Jurusan Biologi Fakultas Saintek Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang pada bulan Maret sampai Mei 2010. Penelitian ini
merupakan jenis experiment factorial yang menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, 4 kali ulangan dan 8 kombinasi perlakuan,
apabila terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT 5 %.
Perlakuan yang digunakan adalah ranggas paksa dengan metode puasa dan
pemberian ransum dengan suplementasi tepung bekicot 6%, 12% dan 18%,
dan perbedaan durasi puasa (72 jam dan 168 jam). Hewan yang digunakan
adalah ayam arab betina berumur 1,8 bulan sebanyak 36 ekor. Data hasil
penelitian meliputi jumlah telur dan kandungan protein telur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ranggas paksa (forced molting)
dengan metode puasa dan pemberian ransum dengan suplementasi bekicot
tidak berpengaruh terhadap produksi dan kandungan protein telur, diduga
karena pengamatan produksi telur dilakukan pada masa awal regenerasi
ovarium, selain itu ayam arab diduga kurang responsif terhadap kandungan
protein ransum yang yang melebihi 12 %, karena dengan kandungan 12 %
protein dalam ransum sudah mencukupi untuk pertumbuhan dan produksi
telur.
yang cukup tinggi. Produksi telur ayam arab mencapai 225 butir/tahun/ekor.
Ketika berumur 1,5 sampai 2 tahun ayam mengalami fase molting yang
merupakan kejadian alami pada unggas yang ditandai dengan rontoknya bulu
dan berhentinya produksi telur, karena terjadi regresi pada organ reproduksi
unggas disebabkan tingginya hormon prolaktin dalam tubuh unggas. Kejadian
ini berlangsung sekitar 3-4 bulan, namun fase molting tersebut dapat
dipersingkat dengan metode ranggas paksa (forced molting) dengan cara
puasa pakan, dan pemberian ransum yang banyak mengandung protein,
sehingga produksi telur meningkat dan kulitas telur dapat lebih baik pada fase
produksi kedua (setelah molting).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ranggas paksa
(forced molting) dengan metode puasa dan pemberian ransum dengan
suplementasi tepung bekicot (Achatina fulica) terhadap produksi dan
kandungan protein telur ayam arab (Gallus turcicus). Penelitian dilaksanakan
di kandang peternak ayam arab di Kecamatan Ngebruk Kepanjen Malang.
Analisis kandungan protein telur dilakukan di Laboratorium Biokimia
Jurusan Biologi Fakultas Saintek Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang pada bulan Maret sampai Mei 2010. Penelitian ini
merupakan jenis experiment factorial yang menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, 4 kali ulangan dan 8 kombinasi perlakuan,
apabila terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT 5 %.
Perlakuan yang digunakan adalah ranggas paksa dengan metode puasa dan
pemberian ransum dengan suplementasi tepung bekicot 6%, 12% dan 18%,
dan perbedaan durasi puasa (72 jam dan 168 jam). Hewan yang digunakan
adalah ayam arab betina berumur 1,8 bulan sebanyak 36 ekor. Data hasil
penelitian meliputi jumlah telur dan kandungan protein telur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ranggas paksa (forced molting)
dengan metode puasa dan pemberian ransum dengan suplementasi bekicot
tidak berpengaruh terhadap produksi dan kandungan protein telur, diduga
karena pengamatan produksi telur dilakukan pada masa awal regenerasi
ovarium, selain itu ayam arab diduga kurang responsif terhadap kandungan
protein ransum yang yang melebihi 12 %, karena dengan kandungan 12 %
protein dalam ransum sudah mencukupi untuk pertumbuhan dan produksi
telur.
No comments:
Post a Comment