Varietas kedelai hasil pemuliaan yang dikembangkan Balitbang Deptan
dan dilepas ke petani di antaranya yang sudah dikenal adalah Wilis, Anjasmoro,
Burangrang, dan Kaba. Varietas-varietas ini tergolong paling banyak digunakan
untuk bahan baku tahu dan tempe. Pengembangan varietas-varietas itu bertujuan
meningkatkan produktivitas tanaman dan dapat tumbuh pada tanah yang masam,
tetapi varietas-varietas tersebut belum diuji ketahanannya terhadap hama polong
dan gulma sehingga masih perlu diadakan pengujian lebih lanjut. Dalam Al-qur'an
kata biji-bijian disebutkan sebanyak 12 kali, salah satunya pada surat Yasin ayat
33, kata biji-bijan pada surat Yasin mempunyai relevansi yang banyak salah
satunya adalah biji kedelai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon perkecambahan terhadap
jenis ekstrak dan varietas kedelai serta interaksi antara jenis ekstrak dengan
varietas kedelai. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan 12 perlakuan dan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan dengan parameter
persentase kecambah, laju kecambah, panjang akar, panjang hipokotil dan berat
basah, pengamatan semua parameter dilakukan selama tujuh hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara jenis ekstrak dan
varietas kedelai, ada pengaruh jenis ekstrak dan varietas kedelai terhadap
perkecambahan. Interaksi antara jenis ekstrak dengan varietas kedelai, pada semua
parameter perlakuan varietas Anjasmoro dan kontrol mempunyai nilai yang paling
besar, setelah perlakuan kontrol perlakuan varietas Sinabung ekstrak bandotan
mempunyai nilai yang paling besar pada parameter persentase perkecambahan,
laju perkecambahan, panjang hipokotil dan panjang akar. Pengaruh ekstrak
terhadap perkecambahan yang paling besar adalah ekstrak alang-alang pada
parameter persentase kecambah, panjang hipokotil, panjang akar dan berat basah,
pengaruh ekstrak yang paling rendah adalah ekstrak bandotan. Pengaruh varietas
kedelai terhadap perkecambahan yang paling tinggi adalah varietas Sinabung pada
parameter persentase kecambah, panjang hipokotil dan panjang hipokotil, varietas
yang paling rendah nilai perkecambahannya adalah varietas Anjasmoro.
dan dilepas ke petani di antaranya yang sudah dikenal adalah Wilis, Anjasmoro,
Burangrang, dan Kaba. Varietas-varietas ini tergolong paling banyak digunakan
untuk bahan baku tahu dan tempe. Pengembangan varietas-varietas itu bertujuan
meningkatkan produktivitas tanaman dan dapat tumbuh pada tanah yang masam,
tetapi varietas-varietas tersebut belum diuji ketahanannya terhadap hama polong
dan gulma sehingga masih perlu diadakan pengujian lebih lanjut. Dalam Al-qur'an
kata biji-bijian disebutkan sebanyak 12 kali, salah satunya pada surat Yasin ayat
33, kata biji-bijan pada surat Yasin mempunyai relevansi yang banyak salah
satunya adalah biji kedelai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon perkecambahan terhadap
jenis ekstrak dan varietas kedelai serta interaksi antara jenis ekstrak dengan
varietas kedelai. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan 12 perlakuan dan 3 kali ulangan. Pengamatan dilakukan dengan parameter
persentase kecambah, laju kecambah, panjang akar, panjang hipokotil dan berat
basah, pengamatan semua parameter dilakukan selama tujuh hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada interaksi antara jenis ekstrak dan
varietas kedelai, ada pengaruh jenis ekstrak dan varietas kedelai terhadap
perkecambahan. Interaksi antara jenis ekstrak dengan varietas kedelai, pada semua
parameter perlakuan varietas Anjasmoro dan kontrol mempunyai nilai yang paling
besar, setelah perlakuan kontrol perlakuan varietas Sinabung ekstrak bandotan
mempunyai nilai yang paling besar pada parameter persentase perkecambahan,
laju perkecambahan, panjang hipokotil dan panjang akar. Pengaruh ekstrak
terhadap perkecambahan yang paling besar adalah ekstrak alang-alang pada
parameter persentase kecambah, panjang hipokotil, panjang akar dan berat basah,
pengaruh ekstrak yang paling rendah adalah ekstrak bandotan. Pengaruh varietas
kedelai terhadap perkecambahan yang paling tinggi adalah varietas Sinabung pada
parameter persentase kecambah, panjang hipokotil dan panjang hipokotil, varietas
yang paling rendah nilai perkecambahannya adalah varietas Anjasmoro.
No comments:
Post a Comment