Atherosklerosis dapat timbul akibat stres dan konsumsi makanan tinggi
kolesterol (hiperkolesterol). Akibat dari stres berat dan hiperkolesterol
menyebabkan timbulnya plak dalam lapisan endotel pada arteri yang nantinya
berkembang menjadi sel busa (foam cell) dan dapat menyumbat pembuluh darah
arteri cerebral otak atau disebut juga dengan penyakit stroke (Cerebro Vascular
Acident). Kelebihan kadar kolesterol juga berakibat pada tingginya kadar
kolesterol total dan trigliserida serum darah. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh lama stres dan diet atherogenik terhadap pembentukan foam
cell arteri cerebral otak dan profil lipid serum darah tikus (Rattus norvegicus)
jantan Galur Sprague Dawley.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) faktor. Faktor pertama adalah
paparan stres predator. Faktor kedua adalah pemberian diet atherogenik
(hiperkolesterol). Faktor ketiga adalah lama 4 minggu dan 8 minggu. Data dengan
perhitungan Analisis Varians jika menunjukkan beda nyata maka diuji lanjut
dengan uji BNT 5%, dan jika ingin mengetahui perbedaan lama pemberian
paparan stres dan diet atherogenik maka diuji lanjut dengan uji t tidak
berpasangan.
Hasil uji BNT 5% kadar kolesterol total dan trigliserida serum darah tikus
berbeda nyata antara perlakuan pakan normal dan pakan diet, tetapi tidak terdapat
beda nyata pada interaksi perlakuan stres dan diet atherogenik. Uji t tidak
berpasangan pada kadar kolesterol total dan trigliserida serum darah menunjukkan
t hitung > t tabel(0.05) yaitu selisih antara lama 4 minggu > selisih lama 8 minggu. Pada
uji BNT 5% pembentukan foam cell arteri cerebral otak tikus menunjukkan beda
nyata interaksi antara perlakuan lama stres dan diet atherogenik. Hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa lama stres dan diet atherogenik merupakan
salah satu faktor proses pertumbuhan penyakit atherosclerosis, dan untuk
mendapatkan pengaruh yang nyata perlu peningkatan lama pemberian paparan
stres dan diet hiperkolesterol.
kolesterol (hiperkolesterol). Akibat dari stres berat dan hiperkolesterol
menyebabkan timbulnya plak dalam lapisan endotel pada arteri yang nantinya
berkembang menjadi sel busa (foam cell) dan dapat menyumbat pembuluh darah
arteri cerebral otak atau disebut juga dengan penyakit stroke (Cerebro Vascular
Acident). Kelebihan kadar kolesterol juga berakibat pada tingginya kadar
kolesterol total dan trigliserida serum darah. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh lama stres dan diet atherogenik terhadap pembentukan foam
cell arteri cerebral otak dan profil lipid serum darah tikus (Rattus norvegicus)
jantan Galur Sprague Dawley.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) faktor. Faktor pertama adalah
paparan stres predator. Faktor kedua adalah pemberian diet atherogenik
(hiperkolesterol). Faktor ketiga adalah lama 4 minggu dan 8 minggu. Data dengan
perhitungan Analisis Varians jika menunjukkan beda nyata maka diuji lanjut
dengan uji BNT 5%, dan jika ingin mengetahui perbedaan lama pemberian
paparan stres dan diet atherogenik maka diuji lanjut dengan uji t tidak
berpasangan.
Hasil uji BNT 5% kadar kolesterol total dan trigliserida serum darah tikus
berbeda nyata antara perlakuan pakan normal dan pakan diet, tetapi tidak terdapat
beda nyata pada interaksi perlakuan stres dan diet atherogenik. Uji t tidak
berpasangan pada kadar kolesterol total dan trigliserida serum darah menunjukkan
t hitung > t tabel(0.05) yaitu selisih antara lama 4 minggu > selisih lama 8 minggu. Pada
uji BNT 5% pembentukan foam cell arteri cerebral otak tikus menunjukkan beda
nyata interaksi antara perlakuan lama stres dan diet atherogenik. Hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa lama stres dan diet atherogenik merupakan
salah satu faktor proses pertumbuhan penyakit atherosclerosis, dan untuk
mendapatkan pengaruh yang nyata perlu peningkatan lama pemberian paparan
stres dan diet hiperkolesterol.
No comments:
Post a Comment