Gulma merupakan salah satu tumbuhan yang menimbulkan kerugian
karena mengadakan persaingan atau kompetisi dengan tanaman pokok di dalam
menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya
matahari untuk proses fotosintesis. Untuk mendapatkan senyawa yang terdapat
pada tumbuhan gulma, perlu adanya pengekstrakan. Karena dalam hasil
pengekstrakan ini akan didapatkan senyawa aktif yang dapat menghambat
perkecambahan tumbuhan lain yang menggangu tanaman jagung. Dalam
pertanian mekanisme alelopati diterapkan terutama untuk mengendalikan gulma
dengan mengisolasi alelokimia yang digunakan sebagai bahan aktif bioherbisida.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak gulma
terhadap perkecambahan biji jagung (Zea mays L.) dan Mengetahui jenis ekstrak
gulma yang paling menekan perkecambahan biji jagung (Zea mays L.).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009, dengan
lokasi penelitian di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Jenis penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan tiga kali ulangan dan 6
perlakuan. Jenis ekstrak yang digunakan berasal dari beberapa tumbuhan yaitu:
Teki (Cyperus rotundus L.), Alang-alang (Imperata cylindrica L.), Bandotan
(Ageratum conyzoides L.), Krokot (Portulaca oleracea L.), Bayam duri
(Amaranthus spinosus L.), kontrol (tanpa penambahan ekstrak gulma).
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis of varians dan untuk
mengetahui beda nyata dilanjutkan dengan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
dengan taraf signifikan 5%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh ekstrak terhadap perkecambahan biji Jagung (Zea mays L.). Ekstrak
alang-alang memberikan nilai rata-rata pengaruh yang besar berupa
penghambatan perkecambahan pada parameter persentase perkecambahan,
panjang hipokotil, panjang akar, dan berat kering kecambah, tetapi tidak beda
nyata dengan ekstrak krokot dan bayam duri. Bandotan memberikan pengaruh
yang paling kecil terhadap perkecambahan. Ekstrak teki memberikan pengaruh
penghambatan setelah berkecambah, terbukti pada penekanan panjang hipokotil
pada hari ke-7 sampai hari ke-15. Jenis ekstrak yang menekan perkecambahan
adalah ekstrak alang-alang yang berupa penghambatan paling besar pada
parameter perkecambahan, tetapi tidak berbeda nyata dengan ekstrak krokot dan
banyam duri.
karena mengadakan persaingan atau kompetisi dengan tanaman pokok di dalam
menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya
matahari untuk proses fotosintesis. Untuk mendapatkan senyawa yang terdapat
pada tumbuhan gulma, perlu adanya pengekstrakan. Karena dalam hasil
pengekstrakan ini akan didapatkan senyawa aktif yang dapat menghambat
perkecambahan tumbuhan lain yang menggangu tanaman jagung. Dalam
pertanian mekanisme alelopati diterapkan terutama untuk mengendalikan gulma
dengan mengisolasi alelokimia yang digunakan sebagai bahan aktif bioherbisida.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak gulma
terhadap perkecambahan biji jagung (Zea mays L.) dan Mengetahui jenis ekstrak
gulma yang paling menekan perkecambahan biji jagung (Zea mays L.).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009, dengan
lokasi penelitian di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Jenis penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan tiga kali ulangan dan 6
perlakuan. Jenis ekstrak yang digunakan berasal dari beberapa tumbuhan yaitu:
Teki (Cyperus rotundus L.), Alang-alang (Imperata cylindrica L.), Bandotan
(Ageratum conyzoides L.), Krokot (Portulaca oleracea L.), Bayam duri
(Amaranthus spinosus L.), kontrol (tanpa penambahan ekstrak gulma).
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis of varians dan untuk
mengetahui beda nyata dilanjutkan dengan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
dengan taraf signifikan 5%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh ekstrak terhadap perkecambahan biji Jagung (Zea mays L.). Ekstrak
alang-alang memberikan nilai rata-rata pengaruh yang besar berupa
penghambatan perkecambahan pada parameter persentase perkecambahan,
panjang hipokotil, panjang akar, dan berat kering kecambah, tetapi tidak beda
nyata dengan ekstrak krokot dan bayam duri. Bandotan memberikan pengaruh
yang paling kecil terhadap perkecambahan. Ekstrak teki memberikan pengaruh
penghambatan setelah berkecambah, terbukti pada penekanan panjang hipokotil
pada hari ke-7 sampai hari ke-15. Jenis ekstrak yang menekan perkecambahan
adalah ekstrak alang-alang yang berupa penghambatan paling besar pada
parameter perkecambahan, tetapi tidak berbeda nyata dengan ekstrak krokot dan
banyam duri.
No comments:
Post a Comment