Pupuk hijau merupakan salah satu pupuk organik yang terbuat dari tanaman
atau sisa tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah dalam keadaan segar. Pupuk hijau
biasanya terbuat dari tanaman leguminosa. Penggunaan tanaman leguminosa sebagai
pupuk hijau kurang diminati oleh petani, karena memakan waktu dekomposisi lama
dan membutuhkan tanaman pupuk hijau dalam jumlah besar. Oleh karena itu untuk
menarik kembali minat petani dalam menggunakan pupuk hijau diperlukan tanaman
pupuk hijau alternatif yang lebih mudah terdekomposisi dan mudah didapat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk hijau dari
Azolla pinnata dan enceng gondok serta masa inkubasi terhadap jumlah bakteri dan
fungi tanah.
Penelitian ini bersifat eksperimental yang menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Obyek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tanaman Azolla pinnata, enceng gondok dan tanah yang
diperoleh di persawahan Sumbersari-Malang. Pembuatan pupuk hijau dilakukan
dengan membenamkan tanaman ke dalam tanah dalam keadaan segar dan
diinkubasikan selama 1, 3, 5, 7 dan 9 minggu. Selanjutnya pupuk hijau diinokulasikan
pada media Agar secara in-vitro untuk mengetahui jumlah mikroba yang tumbuh pada
per gram tanahnya. Data yang diperoleh berupa jumlah mikroba yang tumbuh pada
setiap media agar. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan analisis varian
ganda untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk hijau dan masa inkubasi
terhadap jumlah mikroba tanah.
Berdasarkan hasil penelitian, penambahan pupuk hijau dan masa inkubasi
mampu mempengaruhi jumlah bakteri dan fungi tanah. Jumlah bakteri terbesar
dihasilkan oleh kombinasi perlakuan pupuk Azolla pinnata dengan inkubasi 7 minggu
(A2B4) sebesar 139,8.107 dan terendah pada kombinasi perlakuan pupuk Azolla
pinnata dengan masa inkubasi 9 minggu (A2B5) sebesar 9,13.107. sedangkan pada
fungi jumlah terbesar ditunjukkan oleh kombinasi perlakuan pupuk enceng gondok
dengan inkubasi 1 minggu (A3B1) sebesar 11,27.104 dan terendah dihasilkan pada
perlakuan pupuk enceng gondok dengan inkubasi 3 minggu (A1B2) sebesar 1,13.104.
Penambahan pupuk Azolla pinnata dan enceng gondok serta masa inkubasi
berpengaruh terhadap jumlah mikroba tanah.
atau sisa tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah dalam keadaan segar. Pupuk hijau
biasanya terbuat dari tanaman leguminosa. Penggunaan tanaman leguminosa sebagai
pupuk hijau kurang diminati oleh petani, karena memakan waktu dekomposisi lama
dan membutuhkan tanaman pupuk hijau dalam jumlah besar. Oleh karena itu untuk
menarik kembali minat petani dalam menggunakan pupuk hijau diperlukan tanaman
pupuk hijau alternatif yang lebih mudah terdekomposisi dan mudah didapat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk hijau dari
Azolla pinnata dan enceng gondok serta masa inkubasi terhadap jumlah bakteri dan
fungi tanah.
Penelitian ini bersifat eksperimental yang menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Obyek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tanaman Azolla pinnata, enceng gondok dan tanah yang
diperoleh di persawahan Sumbersari-Malang. Pembuatan pupuk hijau dilakukan
dengan membenamkan tanaman ke dalam tanah dalam keadaan segar dan
diinkubasikan selama 1, 3, 5, 7 dan 9 minggu. Selanjutnya pupuk hijau diinokulasikan
pada media Agar secara in-vitro untuk mengetahui jumlah mikroba yang tumbuh pada
per gram tanahnya. Data yang diperoleh berupa jumlah mikroba yang tumbuh pada
setiap media agar. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan analisis varian
ganda untuk mengetahui pengaruh penambahan pupuk hijau dan masa inkubasi
terhadap jumlah mikroba tanah.
Berdasarkan hasil penelitian, penambahan pupuk hijau dan masa inkubasi
mampu mempengaruhi jumlah bakteri dan fungi tanah. Jumlah bakteri terbesar
dihasilkan oleh kombinasi perlakuan pupuk Azolla pinnata dengan inkubasi 7 minggu
(A2B4) sebesar 139,8.107 dan terendah pada kombinasi perlakuan pupuk Azolla
pinnata dengan masa inkubasi 9 minggu (A2B5) sebesar 9,13.107. sedangkan pada
fungi jumlah terbesar ditunjukkan oleh kombinasi perlakuan pupuk enceng gondok
dengan inkubasi 1 minggu (A3B1) sebesar 11,27.104 dan terendah dihasilkan pada
perlakuan pupuk enceng gondok dengan inkubasi 3 minggu (A1B2) sebesar 1,13.104.
Penambahan pupuk Azolla pinnata dan enceng gondok serta masa inkubasi
berpengaruh terhadap jumlah mikroba tanah.
No comments:
Post a Comment