Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rempah-rempah salah
satunya adalah kunyit, tanaman kunyit (Curcuma domestica Val) banyak
digunakan untuk keperluan ramuan obat tradisional, terutama bagian rimpangnya.
Salah satu kandungan yang terdapat dalam kunyit adalah kurkumin, selain itu juga
mengandung zat antioksidan yang mampu mencegah kerusakan DNA sebagai
penyebab timbulnya sel kanker dan juga mengandung ribosome inactivating
protein (RIP) yang berfungsi memblokir pertumbuhan sel kanker. Penggalian
potensi tanaman obat yang berperan dalam pembelahan mitosis sangat diperlukan
dalam rangka mencari obat alternatif untuk terapi penyakit kanker. Pemberian air
perasan tumbuhan terhadap pembelahan dapat diketahui atau dideteksi dengan
lebih mudah yaitu dengan jalan mengaplikasikannya pada bagian tumbuhan lain
yang sedang tumbuh sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap pembelahan
sel. Mitosis adalah pembelahan yang terjadi pada sel-sel somatik. Mitosis dibagi
menjadi empat tahap, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase sedangkan fase
istirahat disebut interfase. Jaringan yang mudah diamati fase-fase mitosisnya
adalah meristem pada titik tumbuh akar bawang, yaitu dengan mewarnai sediaan
dengan zat pewarna yang sesuai sehingga akan nampak kromosom-kromosomnya
dalam sel yang membelah diri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 kali ulangan, dengan
perlakuan kontrol, 10 gram, 20 gram dan 40 gram ekstrak kunyit. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, pada
bulan Januari sampai April. Data hasil pengamatan dianalisis dengan
menggunakan Anava Tunggal, untuk mengetahui pengaruh dosis terhadap jumlah
fase dan di Uji lanjut dengan Uji BNT 5% untuk mengetahui dosis atau
konsentrasi yang memberikan hasil yang paling optimal. Sedangkan untuk
mengetahui apakah antara hasil fase-fase mitosis dalam pengamatan sesuai
dengan harapan, maka fase di uji dengan Chi Kwadrad (x2).
Dari hasil penelitian jumlah fase-fase mitosis bawang merah terdapat
kesesuaian antara hasil pengamatan dengan yang diharapkan, sedangkan dosis
kunyit berpengaruh terhadap jumlah fase mitosis pada akar bawang merah. Secara
umum pada perlakuan 40 gram memberikan pengaruh paling tinggi dibandingkan
dengan perlakuan 10 gram, 20 gram dan kontrol. Sedangkan jumlah fase yang
paling rendah yaitu pada perlakuan kontrol. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
dosis yang diberikan, semakin terhambat fase mitosisnya atau jumlah fasenya
semakin rendah.
satunya adalah kunyit, tanaman kunyit (Curcuma domestica Val) banyak
digunakan untuk keperluan ramuan obat tradisional, terutama bagian rimpangnya.
Salah satu kandungan yang terdapat dalam kunyit adalah kurkumin, selain itu juga
mengandung zat antioksidan yang mampu mencegah kerusakan DNA sebagai
penyebab timbulnya sel kanker dan juga mengandung ribosome inactivating
protein (RIP) yang berfungsi memblokir pertumbuhan sel kanker. Penggalian
potensi tanaman obat yang berperan dalam pembelahan mitosis sangat diperlukan
dalam rangka mencari obat alternatif untuk terapi penyakit kanker. Pemberian air
perasan tumbuhan terhadap pembelahan dapat diketahui atau dideteksi dengan
lebih mudah yaitu dengan jalan mengaplikasikannya pada bagian tumbuhan lain
yang sedang tumbuh sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap pembelahan
sel. Mitosis adalah pembelahan yang terjadi pada sel-sel somatik. Mitosis dibagi
menjadi empat tahap, yaitu profase, metafase, anafase dan telofase sedangkan fase
istirahat disebut interfase. Jaringan yang mudah diamati fase-fase mitosisnya
adalah meristem pada titik tumbuh akar bawang, yaitu dengan mewarnai sediaan
dengan zat pewarna yang sesuai sehingga akan nampak kromosom-kromosomnya
dalam sel yang membelah diri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 kali ulangan, dengan
perlakuan kontrol, 10 gram, 20 gram dan 40 gram ekstrak kunyit. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, pada
bulan Januari sampai April. Data hasil pengamatan dianalisis dengan
menggunakan Anava Tunggal, untuk mengetahui pengaruh dosis terhadap jumlah
fase dan di Uji lanjut dengan Uji BNT 5% untuk mengetahui dosis atau
konsentrasi yang memberikan hasil yang paling optimal. Sedangkan untuk
mengetahui apakah antara hasil fase-fase mitosis dalam pengamatan sesuai
dengan harapan, maka fase di uji dengan Chi Kwadrad (x2).
Dari hasil penelitian jumlah fase-fase mitosis bawang merah terdapat
kesesuaian antara hasil pengamatan dengan yang diharapkan, sedangkan dosis
kunyit berpengaruh terhadap jumlah fase mitosis pada akar bawang merah. Secara
umum pada perlakuan 40 gram memberikan pengaruh paling tinggi dibandingkan
dengan perlakuan 10 gram, 20 gram dan kontrol. Sedangkan jumlah fase yang
paling rendah yaitu pada perlakuan kontrol. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
dosis yang diberikan, semakin terhambat fase mitosisnya atau jumlah fasenya
semakin rendah.
No comments:
Post a Comment