Tumbuhan di dalam suatu vegetasi hutan sangat bermanfaat bagi makhluk
hidup, karena hutan menyediakan berbagai kebutuhan manusia, antara lain kayu
sebagai hasil hutan utama, serta daun, buah dan bahan baku obat sebagai hasil hutan
ikutan (non-kayu). Tumbuhan hasil hutan non-kayu banyak dimanfaatkan secara
tradisional oleh masyarakat di kawasan RPH Kedungrejo. Keanekaragaman
tumbuhan hasil hutan non-kayu beserta potensinya serta pengetahuan lokal
masyarakat setempat terkait hal tersebut belum banyak diteliti, dikhawatirkan
perkembangan teknologi sering berdampak negatif terhadap pengetahuan tradisional
masyarakat setempat, sebab modernisasi dengan mudah menggeser pengetahuan asli
bangsa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai
keanekaragaman dan dominansi serta potensi dan cara pemanfaatannya oleh
masyarakat di kawsan RPH Kedungrejo.
Metode penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif yang merupakan
gabungan antara analisis vegetasi dan etnobotani dengan metode Observasi
Partisipatif Plot Sampling dan Transect-walk Systematic Sampling yang
dikombinasikan dengan teknik wawancara terstruktur dan semiterstruktur melalui
pendekatan PEA (Participatory Ethnobotanical Apprasial). Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011 di RPH Kedungrejo, BKPH Pujon, KPH
Malang, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Populasi dalam analisis vegetasi
meliputi seluruh jenis tumbuhan hasil hutan non-kayu yang ada di kawasan RPH
Kedungrejo anak petak 37 A, sedangkan populasi data etnobotani meliputi
masyarakat Dusun Tretes dan Ngeprih dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.
Hasil penelitian ditemukan sebanyak 48 jenis tumbuhan non-kayu. Jenis
tumbuhan non-kayu yang mendominasi pada tingkat tumbuhan bawah adalah Suket
gajah (Pennisetum purpureum) INP 27,703% dan SDR sebesar 13,852%, tingkat
semai adalah Nangka (Artocarpus heterophyllus) INP 32,853% dan SDR 16,41%,
tingkat pancang adalah Kopi (Coffea sp.) INP 41,538% dan SDR 20,769%, tingkat
tiang adalah Nangka (Artocarpus heterophyllus) INP 25,520% dan SDR 8,507% dan
tingkat pohon adalah Cengkeh (Syzygium aromaticum L.). Keanekaragaman jenis
vegetasi pada tingkat tumbuhan bawah (H') 3,134%, tingkat semai (H’) 2,642%,
tingkat pancang (H') 1,904%, tingkat tiang ( (H') 2,078% dan tingkat pohon dewasa
(H') 1,714%. Jenis tumbuhan non-kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat di
kawasan RPH Kedungrejo sebanyak 33 jenis tumbuhan non-kayu yang termasuk
dalam 25 suku antara lain dimanfaatkan sebagai konsumsi, pakan ternak, obat-obatan
dan lain-lain.
hidup, karena hutan menyediakan berbagai kebutuhan manusia, antara lain kayu
sebagai hasil hutan utama, serta daun, buah dan bahan baku obat sebagai hasil hutan
ikutan (non-kayu). Tumbuhan hasil hutan non-kayu banyak dimanfaatkan secara
tradisional oleh masyarakat di kawasan RPH Kedungrejo. Keanekaragaman
tumbuhan hasil hutan non-kayu beserta potensinya serta pengetahuan lokal
masyarakat setempat terkait hal tersebut belum banyak diteliti, dikhawatirkan
perkembangan teknologi sering berdampak negatif terhadap pengetahuan tradisional
masyarakat setempat, sebab modernisasi dengan mudah menggeser pengetahuan asli
bangsa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai
keanekaragaman dan dominansi serta potensi dan cara pemanfaatannya oleh
masyarakat di kawsan RPH Kedungrejo.
Metode penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif yang merupakan
gabungan antara analisis vegetasi dan etnobotani dengan metode Observasi
Partisipatif Plot Sampling dan Transect-walk Systematic Sampling yang
dikombinasikan dengan teknik wawancara terstruktur dan semiterstruktur melalui
pendekatan PEA (Participatory Ethnobotanical Apprasial). Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011 di RPH Kedungrejo, BKPH Pujon, KPH
Malang, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Populasi dalam analisis vegetasi
meliputi seluruh jenis tumbuhan hasil hutan non-kayu yang ada di kawasan RPH
Kedungrejo anak petak 37 A, sedangkan populasi data etnobotani meliputi
masyarakat Dusun Tretes dan Ngeprih dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.
Hasil penelitian ditemukan sebanyak 48 jenis tumbuhan non-kayu. Jenis
tumbuhan non-kayu yang mendominasi pada tingkat tumbuhan bawah adalah Suket
gajah (Pennisetum purpureum) INP 27,703% dan SDR sebesar 13,852%, tingkat
semai adalah Nangka (Artocarpus heterophyllus) INP 32,853% dan SDR 16,41%,
tingkat pancang adalah Kopi (Coffea sp.) INP 41,538% dan SDR 20,769%, tingkat
tiang adalah Nangka (Artocarpus heterophyllus) INP 25,520% dan SDR 8,507% dan
tingkat pohon adalah Cengkeh (Syzygium aromaticum L.). Keanekaragaman jenis
vegetasi pada tingkat tumbuhan bawah (H') 3,134%, tingkat semai (H’) 2,642%,
tingkat pancang (H') 1,904%, tingkat tiang ( (H') 2,078% dan tingkat pohon dewasa
(H') 1,714%. Jenis tumbuhan non-kayu yang dimanfaatkan oleh masyarakat di
kawasan RPH Kedungrejo sebanyak 33 jenis tumbuhan non-kayu yang termasuk
dalam 25 suku antara lain dimanfaatkan sebagai konsumsi, pakan ternak, obat-obatan
dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment