Pegagan
merupakan salah satu bahan alam yang biasa digunakan sebagai obat
tradisional, salah satunya sebagai suplemen penambah daya ingat. Pegagan
telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk
bahan segar, kering maupun dalam bentuk ramuan. Pegagan mengandung
sejumlah bahan aktif yang diduga mampu memperbaiki daya ingat pada tikus
yang mengalami nekrosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi beberapa bentuk sediaan pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap kemampuan tikus (Rattusnorvegicus)
untuk mengingat kembali kejadian di ruang gelap dan terang. Penelitian
ini bersifat eksperimental menggunakan Rancangan Faktorial pola RAL
dengan 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama adalah bentuk sediaan
pegagan (ekstrak, segar, dan rebusan) faktor kedua adalah lama
pemberian yaitu 28 dan 42 hari. Hewan yang digunakan adalah tikus
betinasebanyak 30 ekor. Perlakuan dalam penelitian adalah tikus tanpa
perlakuan (kontrol negatif) , tikus nekrosis tanpa pemberian pegagan
(kontrol positif), tikus nekrosis yang diberi ekstrak pegagan selama 28
dan 42 hari, tikus nekrosis yang diberi pegagan segar selama 28 dan 42
hari dan tikus nekrosis yang diberi air rebusan pegagan selama 28 dan 42
hari. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kemampuan
mengingat tikus untuk mengingat kembali kejadian di ruang gelap dan
terang. Data dianalisis dengan Analisis Variansi jika menunjukkan beda
nyata maka diuji lanjut dengan uji BNJ 1%. Berdasarkan hasil Analisis
Variansi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh bentuk sediaan terhadap
kemampuan mengingat pada tikus. Sedangkan lama pemberian dan interaksi
antara bentuk sediaan dan lama pemberian tidak menunjukkan perbedaan.
Hasil uji BNJ 1% menunjukkan bahwa bentuk sediaan pegagan dapat
meningkatkan daya ingat tikus.
No comments:
Post a Comment