Usia pertumbuhan pada masa kanak-kanak sangat
rentan sekali terjangkit berbagai macam penyakit karena resistensi
penyakit atau kekebalan tubuh anak sangat lemah. Pemanfaatan tumbuhan
yang digunakan sebagai pengobatan tradisional penyakit pada anak oleh
masyarakat Kecamatan Guluk-guluk Sumenep Madura telah dilakukan secara
turun-temurun. Akan tetapi, saat ini ada kecenderungan warisan budaya
tersebut mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkonservasi pengetahuan lokal (Indgenous Knowledge) dan
keanekaragaman tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan penyakit pada
anak di Kecamatan Guluk-guluk Sumenep Madura.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2011 yang bertempat di 3 Desa yaitu Desa Guluk-guluk, Payudang Dundang, dan Ketawang laok Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep Madura. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan metode wawancara semi-terstruktur (semi-structured interview) dan wawancara terstruktur (structured interview) yang disertai keterlibatan aktif peneliti dalam kegiatan masyarakat (Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA)). Sampel penelitian berjumlah 60 responden yang terdiri dari; (1) masyarakat yang dianggap tahu tentang pengobatan seperti (Dukun anak dan tetua adat) berjumlah minimal 3 orang dalam setiap desa; (2) masyarakat umum seperti (ibu-ibu yang pernah mendengar dan membuat obat tradisional) berjumlah 20 orang untuk setiap desa.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat 40 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional penyakit pada anak. Tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai pengobatan berasal dari famili Zingiberaceae seperti kunyit (Curcuma domestica Val.), temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), kunyit pepet (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe). Organ tumbuhan yang digunakan seperti daun sebesar 27%, rimpang 24%, buah 22%, seluruh organ 8%, umbi 6%, batang 5%, kulit batang 4%, Akar 3%, dan bunga 1%. Proses pengolahan dengan cara direbus 54%, ditumbuk 26% dan diperas 20% dari tumbuhan. Pengobatannya dengan cara dipopok, dioles, dicekok dan diminum. Jenis penyakit yang dapat diobati seperti demam, diare, batuk, typus, cacingan, perut kembung, kurang nafsu makan, sembelit, gatal-gatal dan ruam pada kulit. Masyarakat memperoleh tumbuhan dengan cara hasil budidaya sebesar 66 %, tumbuh liar 21%, dan membeli di pasar sebesar 13%. Nilai use value tertinggi adalah kelapa (Cocus nucifera L), dengan nilai 4, nilai use value terkecil adalah jarak pagar (Jatropha curcas L.), tapak liman (Elephantopus scabes L.) dan selasih hitam (Ocimum basilicum L.) dengan nilai
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2011 yang bertempat di 3 Desa yaitu Desa Guluk-guluk, Payudang Dundang, dan Ketawang laok Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep Madura. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan metode wawancara semi-terstruktur (semi-structured interview) dan wawancara terstruktur (structured interview) yang disertai keterlibatan aktif peneliti dalam kegiatan masyarakat (Participatory Ethnobotanical Appraisal (PEA)). Sampel penelitian berjumlah 60 responden yang terdiri dari; (1) masyarakat yang dianggap tahu tentang pengobatan seperti (Dukun anak dan tetua adat) berjumlah minimal 3 orang dalam setiap desa; (2) masyarakat umum seperti (ibu-ibu yang pernah mendengar dan membuat obat tradisional) berjumlah 20 orang untuk setiap desa.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat 40 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional penyakit pada anak. Tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai pengobatan berasal dari famili Zingiberaceae seperti kunyit (Curcuma domestica Val.), temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), kunyit pepet (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe). Organ tumbuhan yang digunakan seperti daun sebesar 27%, rimpang 24%, buah 22%, seluruh organ 8%, umbi 6%, batang 5%, kulit batang 4%, Akar 3%, dan bunga 1%. Proses pengolahan dengan cara direbus 54%, ditumbuk 26% dan diperas 20% dari tumbuhan. Pengobatannya dengan cara dipopok, dioles, dicekok dan diminum. Jenis penyakit yang dapat diobati seperti demam, diare, batuk, typus, cacingan, perut kembung, kurang nafsu makan, sembelit, gatal-gatal dan ruam pada kulit. Masyarakat memperoleh tumbuhan dengan cara hasil budidaya sebesar 66 %, tumbuh liar 21%, dan membeli di pasar sebesar 13%. Nilai use value tertinggi adalah kelapa (Cocus nucifera L), dengan nilai 4, nilai use value terkecil adalah jarak pagar (Jatropha curcas L.), tapak liman (Elephantopus scabes L.) dan selasih hitam (Ocimum basilicum L.) dengan nilai
No comments:
Post a Comment