Isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder
yang disintesis oleh tanaman. Senyawa isoflavon yang konsentrasinya
lebih tinggi terdapat pada tanaman Leguminoceae, khususnya pada tanaman
kedelai yang terdapat pada biji dengan konsentrasi antara 2-4 mg/g
terutama pada bagian hipokotil dan sebagian lagi terdapat pada
kotiledon. Metabolit sekunder biasanya diperoleh dengan cara ekstraksi
langsung dari tanamannya. Namun cara ini dianggap kurang efektif dan
kurang menguntungkan jika digunakan dalam skala besar sebab metabolit
sekunder yang diperoleh sedikit, sehingga dibutuhkan bahan baku yang
cukup besar. Metode kultur jaringan merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menginduksi metabolit sekunder pada tanaman dengan
menggunakan genotipe unggulan potensi isoflavon tinggi dan 2,4 D yang
bersifat mempercepat pertumbuhan kalus hal ini diharapkan mampu
menghasilkan kedelai unggulan potensi isoflavon tinggi. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Genetic and Plant Tissue Culture Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang pada bulan Juli-Agustus 2011. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor. Faktor
pertama adalah konsentrasi 2,4 D yaitu 0,25 mg/L, 0,5 mg/L, dan 1 mg/L.
Faktor kedua genotipe kedelai yang berbeda yaitu: Galur IAC-100/K-1061,
K/IAC-100/1039, K/IAC-100/1030, dan varietas Grobongan. Untuk mengetahui
kandungan isoflavon dalam kalus kedelai dilakukan dengan pemisahan
kromatografi kolom. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis
dengan Analisis Variansi (ANAVA) yang dilanjutkan dengan UJD (Uji Jarak
Duncan) dengan taraf 5%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh perbedaan varietas dan galur kedelai dan konsentrasi 2,4 D
terhadap morfologi dan kandungan isoflavon kalus. Berat akhir kalus
tertinggi dihasilkan oleh varietas Grobogan dengan konsentrasi 1 mg/L,
untuk warna dan tekstur kalus menunjukkan tidak ada perbedaan pada semua
genotipe kedelai yaitu memiliki warna putih kekuningan dan tekstur
remah, Galur IAC-100/K-1061 merupakan kedelai yang menghasilkan senyawa
isoflavon tertinggi, jika dibandingkan pada K/IAC-100/1039,
K/IAC-100/1030, dan varietas Grobongan. Interaksi antara genotipe dengan
2,4 D diperoleh galur IAC-100/K-1061 dengan konsentrasi 1 mg/L memiliki
kandungan isoflavon tertinggi.
No comments:
Post a Comment