Ilmu tentang tumbuh-tumbuhan sudah diisyaratkan dalam Al-Qur’an jauh
sebelum ilmu pengetahuan berkembang. Biji wijen menghasilkan minyak yang
mengandung anti oksidan yang berkasiat untuk kesehatan, sampai saat ini di
Indonesia penyimpanan benih wijen masih dilakukan secara konvesional yaitu
dengan cara pengeringan benih sebelum disimpan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam penyimpanan benih adalah terjadinya deteriorasi (kemunduran mutu) benih
oleh factor suhu dan lama penyimpanan. Suhu ruang simpan berperan dalam
mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan, suhu rendah lebih baik
dari pada suhu yang tinggi untuk penyimpanan benih. Semakin rendah suhu
penyimpanan penurunan viabilitas benih dapat semakin dikurangi, sedangkan
semakin tinggi suhu semakin meningkat laju penurunan viabilitas benih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan
terhadap viabilitas benih wijen (Sesamum indicum L).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada
bulan Januari - Juni 2011. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri atas 2
faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah suhu penyimpanan benih dengan-
70°C, -15°C, 3°C dan 25°C. Sedangkan factor kedua adalah perlakuan lama
penyimpanan 45 hari, 90 hari, dan 135 hari.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan analisis varian,
dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji Duncan Multiple Range
Test (DMRT) dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih wijen
(Sesamum indicum L). Suhu ruang simpan berpengaruh nyata terhadap viabilitas
benih wijen, benih wijen yang di simpan dalam ruang simpan bersuhu -70°C tetap
memiliki viabilitas paling tinggi dibandingkan benih yang disimpan dengan suhu
yang lebih tinggi, yang ditunjukkan dengan variabel daya kecambah dan vigor.
Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih wijen, benih
wijen yang di simpan selama penyimpanan 45 hari memiliki viabilitas paling
tinggi dibandingkan benih yang disimpan selama 135 hari, yang ditunjukkan
dengan variabel daya kecambah, vigor, waktu kecambah dan panjang kecambah.
Terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara suhu dan lama penyimpanan
terhadap viabilitas benih wijen, yang di tunjukka oleh variabel daya kecambah
dan vigor. Penyimpanan dalam ruang simpan dengan suhu -70°C dan -15°C lebih
67
mampu mempertahankan viabilitas benih selama masa penyimpanan 45 hari
dibandingkan benih yang di simpan pada suhu kamar (25°C) dan 3°C.
sebelum ilmu pengetahuan berkembang. Biji wijen menghasilkan minyak yang
mengandung anti oksidan yang berkasiat untuk kesehatan, sampai saat ini di
Indonesia penyimpanan benih wijen masih dilakukan secara konvesional yaitu
dengan cara pengeringan benih sebelum disimpan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam penyimpanan benih adalah terjadinya deteriorasi (kemunduran mutu) benih
oleh factor suhu dan lama penyimpanan. Suhu ruang simpan berperan dalam
mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan, suhu rendah lebih baik
dari pada suhu yang tinggi untuk penyimpanan benih. Semakin rendah suhu
penyimpanan penurunan viabilitas benih dapat semakin dikurangi, sedangkan
semakin tinggi suhu semakin meningkat laju penurunan viabilitas benih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan
terhadap viabilitas benih wijen (Sesamum indicum L).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada
bulan Januari - Juni 2011. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri atas 2
faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah suhu penyimpanan benih dengan-
70°C, -15°C, 3°C dan 25°C. Sedangkan factor kedua adalah perlakuan lama
penyimpanan 45 hari, 90 hari, dan 135 hari.
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan analisis varian,
dan untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan uji Duncan Multiple Range
Test (DMRT) dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih wijen
(Sesamum indicum L). Suhu ruang simpan berpengaruh nyata terhadap viabilitas
benih wijen, benih wijen yang di simpan dalam ruang simpan bersuhu -70°C tetap
memiliki viabilitas paling tinggi dibandingkan benih yang disimpan dengan suhu
yang lebih tinggi, yang ditunjukkan dengan variabel daya kecambah dan vigor.
Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih wijen, benih
wijen yang di simpan selama penyimpanan 45 hari memiliki viabilitas paling
tinggi dibandingkan benih yang disimpan selama 135 hari, yang ditunjukkan
dengan variabel daya kecambah, vigor, waktu kecambah dan panjang kecambah.
Terdapat pengaruh interaksi yang nyata antara suhu dan lama penyimpanan
terhadap viabilitas benih wijen, yang di tunjukka oleh variabel daya kecambah
dan vigor. Penyimpanan dalam ruang simpan dengan suhu -70°C dan -15°C lebih
67
mampu mempertahankan viabilitas benih selama masa penyimpanan 45 hari
dibandingkan benih yang di simpan pada suhu kamar (25°C) dan 3°C.
No comments:
Post a Comment