Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sediaan yang diolah
secara tradisional mampu memperbaiki histologis neuron otak yang
mengalami nekrosis dibandingkan dengan ekstrak pegagan yang telah
diteliti secara ilmiah. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola
faktorial yang terdiri atas 2 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor
pertama dalam penelitian ini adalah sediaan daun pegagan yang terdiri
atas 3 bentuk sediaan yaitu bentuk ekstrak, air rebusan dan segar.
Faktor kedua adalah lama pemberian sediaan daun pegagan (28 hari dan 42
hari). Perlakuan dalam penelitian adalah tikus tanpa perlakuan (kontrol
negatif) , tikus nekrosis tanpa pemberian pegagan (kontrol positif),
tikus nekrosis yang diberi ekstrak pegagan selama 28 dan 42 hari, tikus
nekrosis yang diberi pegagan segar selama 28 dan 42 hari dan tikus
nekrosis yang diberi air rebusan pegagan selama 28 dan 42 hari. Data
yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA Two Way. Apabila analisis
menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNJ 1%. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian berbagai bentuk sediaan
pegagan (Centella asiatica (l.) Urban) mampu meningkatkan jumlah sel piramid dan neuroglia pada cerebrum dan hippocampus tikus (Rattusnorvegicus)
yang diinduksi aloksan. Sedangkan untuk lama pemberian pegagan dan
interaksi antara bentuk sediaan pegagan dan lama pemberian tidak
berpengaruh terhadap ganbaran histologis neuron otak tikus khususnya sel
piramid dan neuroglia pada cerebrum dan hippocampus tikus (Rattus norvegicus).
No comments:
Post a Comment