Bioetanol
merupakan satu diantara bahan bakar nabati yang berpotensi digunakan
sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil. Bahan baku bioetanol
yang telah berkembang di Indonesia umumnya berasal dari bahan pangan.
Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah baru terkait dengan pemenuhan
kebutuhan pangan. Oleh karena itu perlu bahan baku pengganti selain dari
bahan pangan. Sampah organik mengandung karbohidrat (pati, selulosa,
hemiselulosa dan gula sederhana) sehingga berpotensi digunakan sebagai
bahan baku bioetanol. Dengan dihasilkannya bioetanol diharapkan dapat
meningkatkan daya guna sampah organik menjadi sesuatu yang jauh lebih
bermanfaat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan urea dan lama fermentasi yang berbeda terhadap kadar
bioetanol dari sampah organik.
Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan November 2011 di
Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi dan Laboratorium Kimia Organik
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola
faktorial dengan 16 perlakuan dan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 48
unit percobaan. Faktor pertama adalah lama fermentasi yang terdiri dari 4
taraf perlakuan yaitu: lama fermentasi 48, 96, 144 dan 192 jam. Faktor
kedua adalah kadar urea yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu: tanpa
urea, urea 2 g/l, urea 4 g/l dan urea 6 g/l. Data yang
diperoleh di análisis dengan anava dua arah (Two Way), jika ada
perbedaan pada lama fermentasi dan variasi kadar urea maka dilakukan uji
DMRT dengan taraf alpha 5 %.
Hasil
penelitian menunjukkan penambahan urea dan lama fermentasi yang berbeda
berpengaruh nyata terhadap kadar bioetanol dari sampah organik. Kadar
bioethanol tertinggi yaitu 2,01 % diperoleh pada lama fermentasi 96 jam
dengan penambahan urea 4 g/l.
No comments:
Post a Comment