Keberhasilan usaha ternak ayam broiler
ditentukan oleh pemenuhan kebutuhan pakan, namun seringkali terkendala
oleh ketersediaan dan mahalnya harga bahan baku. Ampas kecap yang masih
memiliki nilai nutrisi tinggi diduga dapat digunakan sebagai pakan
alternatif. Potensi ampas kecap dalam ransum dapat diketahui dengan
mengukur nilai kecernaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum terhadap nilai kecernaan
ayam broiler.
Penelitian ini bersifat eksperimental kuantitatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan dibedakan menurut kadar penggunaan ampas kecap sebagai substitusi bungkil kedelai dalam ransum sebanyak 0% (P0); 10% (P1); 20% (P2); dan 30% (P3). Parameter yang diamati meliputi kecernaan BK, BO, PK, LK dan SK. Sebelum diberi perlakuan ayam dipuasakan selama 24 jam, selanjutnya pakan diberikan secara force feeding dan dipuasakan kembali selama 14 jam. Dilakukan penghitungan nutrisi tercerna dengan pengujian kadar nutrisi dalam ransum dan feses. Untuk mengetahui adanya pengaruh, data hasil penghitungan kecernaan dianalisis statistika menggunakan One Way Anova, apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ampas kecap berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap kecernaan bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), lemak kasar (LK) dan kecernaan serat kasar (SK). Uji BNT kecernaan han kering (BK) menunjukkan P1 dan P2 nyata meningkatkan kecernaan bahan kering (BK). Uji BNT kecernaan bahan organik (BO) dan protein kasar (PK) menunjukkan P1 dan P2 sangat nyata meningkatkan kecernaan bahan organik (BO) dan protein kasar (PK). Uji BNT kecernaan lemak kasar (LK) menunjukkan P3 dan P2 sangat nyata meningkatkan kecernaan lemak kasar (LK). Begitu juga hasil uji BNT kecernaan serat kasar (SK) memperlihatkan P3 sangat nyata meningkatkan kecernaan serat kasar (SK).
Penelitian ini bersifat eksperimental kuantitatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan dibedakan menurut kadar penggunaan ampas kecap sebagai substitusi bungkil kedelai dalam ransum sebanyak 0% (P0); 10% (P1); 20% (P2); dan 30% (P3). Parameter yang diamati meliputi kecernaan BK, BO, PK, LK dan SK. Sebelum diberi perlakuan ayam dipuasakan selama 24 jam, selanjutnya pakan diberikan secara force feeding dan dipuasakan kembali selama 14 jam. Dilakukan penghitungan nutrisi tercerna dengan pengujian kadar nutrisi dalam ransum dan feses. Untuk mengetahui adanya pengaruh, data hasil penghitungan kecernaan dianalisis statistika menggunakan One Way Anova, apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ampas kecap berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap kecernaan bahan kering (BK), bahan organik (BO), protein kasar (PK), lemak kasar (LK) dan kecernaan serat kasar (SK). Uji BNT kecernaan han kering (BK) menunjukkan P1 dan P2 nyata meningkatkan kecernaan bahan kering (BK). Uji BNT kecernaan bahan organik (BO) dan protein kasar (PK) menunjukkan P1 dan P2 sangat nyata meningkatkan kecernaan bahan organik (BO) dan protein kasar (PK). Uji BNT kecernaan lemak kasar (LK) menunjukkan P3 dan P2 sangat nyata meningkatkan kecernaan lemak kasar (LK). Begitu juga hasil uji BNT kecernaan serat kasar (SK) memperlihatkan P3 sangat nyata meningkatkan kecernaan serat kasar (SK).
No comments:
Post a Comment