Isoflavon merupakan senyawa metabolit sekunder
yang disintesis oleh tanaman. Senyawa isoflavon yang konsentrasinya
lebih tinggi terdapat pada tanaman Leguminoceae, khususnya pada tanaman
kedelai yang terdapat pada biji dengan konsentrasi antara 2-4 mg/g
kedelai terutama pada bagian hipokotil dan sebagian lagi terdapat pada
kotiledon. Metabolit sekunder biasanya diperoleh dengan cara ekstraksi
langsung dari tanamannya. Namun cara ini dianggap kurang efektif dan
kurang menguntungkan jika digunakan dalam skala besar sebab metabolit
sekunder yang diperoleh sedikit, sehingga dibutuhkan bahan baku tanaman
yang cukup besar. Metode kultur jaringan merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menginduksi metabolit sekunder pada tanaman dengan
menggunakan ZPT 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) yang dapat
meningkatkan kandungan merabolit sekunder pada tanaman. Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Genetic and Plant Tissue Culture Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang pada bulan Juni-September 2011. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 2 faktor.
Faktor pertama adalah perlakuan konsentrasi ZPT 2,4-D
(Dichlorophenoxyacetic Acid) yaitu 0.25 mg/L, 0,5 mg/L, dan 1 mg/L.
Faktor yang kedua yaitu varietas kedelai yang terdiridari 4 varietas
yaitu Wilis, Tidar, Anjasmoro dan Detam. Untuk mengetahui kandungan
Isoflavon dalam kalus kedelai dilakukan dengan pemisahan kromatografi
Lapis Kolom. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan
Analisis Variansi (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji Duncan dengan
taraf 5%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian ZPT 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) terhadap kandungan
isoflavon kalus beberapa varietas kedelai (Wilis, Tidar, Anjasmoro dan
Detam). Kandungan senyawa isoflavon tertinggi dihasilkan oleh kultur
kalus varietas Anjasmoro pada konsentrasi 1 mg/L yaitu sebanyak 6067.69
ppm. Perbedaan varietas berpengaruh terhadap kandungan isoflavon.
Varietas Anjasmoro merupakan varietas yang menghasilkan senyawa
isoflavon tertinggi, jika dibandingkan pada varietas Tidar, Detam dan
Wilis.
No comments:
Post a Comment