Problem pakan unggas di Indonesia akan tetap ada selama ternak masih
berorientasi pada produktivitas. Masalah yang terjadi adalah harga pakan yang
cenderungan tidak stabil khususnya tepung ikan dan bungkil kedelai. Tepung ikan
dan bungkil kedelai merupakan sumber protein yang terbaik namun harga protein
hewani ini cenderung mahal sekitar Rp.11000,00/Kg tepung ikan dan Rp.
6.200,00/Kg bungkil kedelai. Penggunaan kombinasi tepung keong mas dan paku
air fermentasi sebagai substitusi tepung ikan dan bungkil kedelai merupakan salah
satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi mahalnya bahan pakan karena
keong mas dan paku air memiliki kandungan protein hampir sama dengan tepung
ikan dan bungkil kedelai. Selain itu, pemanfaatan keong mas dan paku air ini
merupakan salah satu upaya untuk mengurangi masalah yang terjadi pada para
petani. Gulma dan hama yang merusak padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan
unggas sehingga kerugian akibat dari gulma dan hama ini dapat diatasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei tahun 2011 di
peternakan unggas Desa Pajaran Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 5 perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Materi yang
digunakan adalah 20 ekor ayam petelur periode layer 1,7 tahun dengan rata-rata
bobot badan awal sebesar 1655,75 gr. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan uji ANAVA tunggal dan bila terdapat perbedaan yang nyata
dilanjutkan dengan uji BNT 5%.
Uji F pada semua perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata yaitu
Fhitung > Ftabel (0.05). Konsumsi ransum 3,09 > 3,06, pertambahan bobot badan
4,51 > 3,06 dan konversi ransum 3,19 > 3,06. Hasil uji lanjut BNT 5% pada
konsumsi ransum menunjukkan bahwa kombinasi 10% tepung keong mas dan
2,5% tepung pakau air fermentasi (AP4) memiliki konsumsi paling tinggi begitu
juga untuk pertambahan bobot badan. Nilai konversi ransum pada kombinasi ini
memiliki nilai konversi paling rendah (11,94) ini berarti ransum AP4 memiliki
kualitas yang paling baik dibanding perlakuan lain sehingga kombinasi 10%
tepung keong mas dan 2,5% tepung pakau air fermentasi dapat digunakan sebagai
subtitusi tepung ikan dan bungkil kedelai pada ransum ayam petelur periode layer.
berorientasi pada produktivitas. Masalah yang terjadi adalah harga pakan yang
cenderungan tidak stabil khususnya tepung ikan dan bungkil kedelai. Tepung ikan
dan bungkil kedelai merupakan sumber protein yang terbaik namun harga protein
hewani ini cenderung mahal sekitar Rp.11000,00/Kg tepung ikan dan Rp.
6.200,00/Kg bungkil kedelai. Penggunaan kombinasi tepung keong mas dan paku
air fermentasi sebagai substitusi tepung ikan dan bungkil kedelai merupakan salah
satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi mahalnya bahan pakan karena
keong mas dan paku air memiliki kandungan protein hampir sama dengan tepung
ikan dan bungkil kedelai. Selain itu, pemanfaatan keong mas dan paku air ini
merupakan salah satu upaya untuk mengurangi masalah yang terjadi pada para
petani. Gulma dan hama yang merusak padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan
unggas sehingga kerugian akibat dari gulma dan hama ini dapat diatasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei tahun 2011 di
peternakan unggas Desa Pajaran Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan 5 perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Materi yang
digunakan adalah 20 ekor ayam petelur periode layer 1,7 tahun dengan rata-rata
bobot badan awal sebesar 1655,75 gr. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan uji ANAVA tunggal dan bila terdapat perbedaan yang nyata
dilanjutkan dengan uji BNT 5%.
Uji F pada semua perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata yaitu
Fhitung > Ftabel (0.05). Konsumsi ransum 3,09 > 3,06, pertambahan bobot badan
4,51 > 3,06 dan konversi ransum 3,19 > 3,06. Hasil uji lanjut BNT 5% pada
konsumsi ransum menunjukkan bahwa kombinasi 10% tepung keong mas dan
2,5% tepung pakau air fermentasi (AP4) memiliki konsumsi paling tinggi begitu
juga untuk pertambahan bobot badan. Nilai konversi ransum pada kombinasi ini
memiliki nilai konversi paling rendah (11,94) ini berarti ransum AP4 memiliki
kualitas yang paling baik dibanding perlakuan lain sehingga kombinasi 10%
tepung keong mas dan 2,5% tepung pakau air fermentasi dapat digunakan sebagai
subtitusi tepung ikan dan bungkil kedelai pada ransum ayam petelur periode layer.
Artikel Terkait:
Skripsi Biologi
- JASA PEMBUATAN SKRIPSI
- Download Skripsi Gratis Biologi : PENGARUH UMUR PANEN DAN POSISI BIJI PADA TONGKOL TERHADAP KUALITAS FISIOLOGIS BIJI JAGUNG (Zea mays L.)
- Download Skripsi Gratis Biologi : EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK EKSTRAK BIJI JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA TIKUS MODEL DIABETES TIPE II
- Download Skripsi Gratis Biologi : PENGARUH PENAMBAHAN ZPT 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) TERHADAP PERTUMBUHAN KALUS
- Download Skripsi Gratis Biologi : PENGARUH α-TOKOFEROL TERHADAP PERSENTASE KERUSAKAN, VIABILITAS DAN ABNORMALITAS SEL
- Download Skripsi Gratis Biologi : UJI KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DAN MORFOLOGI KALUS KEDELAI (Glycine max (L) Merr) DENGAN PENAMBAHAN ZPT 2,4 D PADA MEDIA MS
- Download Skripsi Gratis Biologi : PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L). Merrill)
- Download Skripsi Gratis Biologi : ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI SELULOLITIK DARI FESES KAMBING
- Download Skripsi Gratis Biologi : SURVEI KADAR KARBOKSIHEMOGLOBIN (COHb) DAN KESEHATAN PEKERJA PARKIR DI PUSAT PERBELANJAAN KOTA MALANG
- Download Skripsi Gratis Biologi : STUDI KEANEKARAGAMAN MANGROVE DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) NGURAH RAI DENPASAR BALI
No comments:
Post a Comment